Angkutan umum berupa bus dengan sistem ”buy the service” yang sempat terhenti di beberapa kota di Indonesia mulai melayani penumpang kembali pada Minggu (16/1/2022). Khusus di Kota Bogor, BisKita aktif lagi hari Senin.
Oleh
AGUIDO ADRI
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Layanan angkutan umum BisKita Trans Pakuan dengan sistem buy the service atau BTS kembali mengaspal dan melayani warga Kota Bogor, Jawa Barat. Direktorat Perhubungan Darat memastikan menyiapkan anggaran dan kontrak tahun jamak agar BTS berkelanjutan jangka panjang.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengatakan, ada perubahan penyesuaian skema pengadaan barang dan jasa atau lelang BTS yang sebelumnya dilakukan secara lelang umum menjadi lelang e-katalog. Oleh karena itu, perlu ada penyesuaian sehingga layanan transportasi publik melalui skema BTS terhenti sementara.
Progres lelang untuk kota-kota besar yang anggarannya dari Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Dirjen Hubdar) sudah dilaksanakan. Secara de jure, kata Budi, kota-kota besar, seperti Makasar, Banjarmasin, Banyumas, Purwokerto, Surabaya, dan Bandung, sudah bisa kembali melayani angkutan publik. Namun, para operator masih harus mempersiapkan kembali layanannya sehingga operasional mulai berjalan pada Minggu (16/1/2022).
Di Kota Bogor, anggaran layanan transportasi umum BisKita Trans Pakuan dengan sistem program BTS bersumber dari Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ). Seperti kota lainnya, Kota Bogor pun perlu ada penyesuaian pelayanan dan sistem lelang, terutama terkait beberapa persyaratan lelang dari BPTJ dengan Dirjen Hubdar.
“Ada yang harus disamakan antara persyaratan komponen lelang di Kota Bogor dengan dirjen. Ada keterlambatan lelang. Rencananya hari ini final dokumen lelangnya dan diharapkan paling telat besok sudah selesai. Jadi di Kota Bogor paling telat Senin (17/1/2022) sudah bisa beroperasi kembali,” kata Budi, dalam keterangan pers daring, Sabtu (15/1/2022).
Dirjen Hubdar memastikan sudah menyiapkan anggaran transportasi publik sesuai standar pelayanan minimum untuk memenuhi operasional selama setahun. Tidak hanya itu, kontrak lelang saat ini sudah multi years contract atau kontrak tahun jamak hingga tiga tahun dan bisa diperpanjang tiga tahun lagi. Kontrak tahun jamak ini untuk mendukung iklim investasi.
Pak Menteri sudah meminta ke Dirjen Hubdar bahwa BTS ini pilot project. BTS menjadi ikon angkutan darat yang nanti di kota-kota besar kita perbaiki dan kolaborasi dengan pemda. Seyogianya angkutan umum di perkotaan adalah hierarki paling tinggi.
Menurut Budi, agar BTS terus berkelanjutan jangka panjang, perlu perbaikan dan peningkatan pelayanan sarana dan prasarana yang sudah disiapkan oleh pemerintah pusat bersama pemerintah daerah.
Penting pula untuk mempertahankan head way atau jarak satu bus dengan bus selanjutnya sekitar 15 menit, kepastian investor, dan tarif tiket yang terjangkau masyarakat.
Terkait tiket, Dirjen Hubdar sudah berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan untuk segera mengeluarkan tiket berbayar. Meski belum menetapkan tarif, Dirjen Hubdar akan tetap memperhitungkan daya beli masyarakat sehingga tarif terjangkau dan tidak membebankan.
”Pak Menteri sudah meminta ke Dirjen Hubdar bahwa BTS ini pilot project. BTS menjadi ikon angkutan darat yang nanti di kota-kota besar kita perbaiki dan kolaborasi dengan pemda. Seyogianya angkutan umum di perkotaan adalah hierarki paling tinggi,” ujar Budi.
Melalui BTS dan pelayanannya semakin luas diharapkan sebagian besar masyarakat beralih ke angkutan publik sehingga mampu mereduksi kemacetan, kebisingan, efesiensi waktu, serta menekan kerugian ekonomi yang dialami para pengendara.
Wali Kota Bogor Bima Arya mengaku senang dan tak sabar BisKita Trans Pakuan mengaspal kembali. Warga Kota Bogor akan kembali menikmati transportasi publik yang aman dan nyaman itu.
”BisKita Trans Pakuan siap mengaspal kembali di empat koridor dalam waktu dekat. Paling lambat Senin. Sedang dilakukan percepatan, akselerasi penyesuaian proses e-katalog,” ujar Bima.
Kembali mengaspalnya BisKita Trans Pakuan dalam waktu dekat ini, berarti lebih cepat dari estimasi sebelumnya yaitu satu bulan. Jeda operasional selama sekitar dua minggu hingga nanti kembali beroperasi akan dimanfaatkan Pemkot Bogor dan Perusahaan Daerah Jasa Transportasi Kota Bogor untuk melakukan persiapan, baik armadanya, halte, maupun para petugas.
”Sekarang kita cek-cek lagi kesiapan armada, 1-2 hari ini. Untuk hari Senin siap kembali melayani warga Bogor,” kata Bima.