Kota Bogor akan melanjutkan dan menggencarkan reduksi sebanyak 636 angkutan umum agar kemacetan berkurang. Selain itu, trayek angkot juga akan ditertibkan dengan pembenahan layanan Transpakuan.
Oleh
AGUIDO ADRI
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Dinas Perhubungan Kota Bogor, Jawa Barat, mengurangi 120 angkutan kota sepanjang tahun 2020 melalui program reduksi angkutan kota agar kemacetan berkurang.
Kepala Seksi Angkutan Dalam Trayek Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor Mochamad Yaffies mengatakan, target sepanjang tahun 2020 ada 636 angkutan kota (angkot) yang berusia 20 tahun ke atas masuk program reduksi angkot. Namun, target tersebut belum tercapai, baru 120 angkot yang dibesituakan.
”Program reduksi angkot tetap kami jalani dan terus gencarkan pada tahun ini. Target 636 angkot meleset karena pandemi Covid-19. Sepanjang 2020, ada 120 angkot dari berbagai trayek,” kata Yaffies, Kamis (28/1/2021).
Program konversi angkot 2:1, artinya, dua angkot berusia lebih dari 20 tahun dibesituakan dan diganti satu angkot yang lebih bagus.
Yaffies menuturkan, 120 angkot yang direduksi, seperti trayek 02 Sukasari-Bubulak sebanyak 52 kendaraan, trayek 03 Baranangsiang-Bubulak sebanyak 44 kendaraan, trayek 07 Merdeka-Ciparigi sebanyak 20 kendaraan, dan trayek 21 Ciawi-Baranangsiang sebanyak dua kendaraan.
Berdasarkan data Dishub Kota Bogor, jumlah angkutan sebanyak 3.332 kendaraan, 1.256 di antaranya merupakan angkot berusia tua. Sebanyak 1.256 angkot itu terdiri dari Trayek 02 ada 563 angkutan, Trayek 03 ada 382 angkutan, Trayek 09 ada 141 angkutan, dan Trayek 21 ada 170 angkutan.
Selain melanjutkan program reduksi angkot, lanjut Yaffies, pihaknya juga berupaya menertibkan trayek angkot atau program rerouting. Penertiban trayek tersebut perlu dilakukan karena Pemerintah Kota Bogor memiliki program bus buy the service (BTS).
Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, program reduksi konversi angkot berusia tua harus tetap berjalan untuk ketertiban lalu lintas dan mengatasi kemacetan dengan program konversi angkot 2:1. Artinya, dua angkot berusia lebih dari 20 tahun dibesituakan dan diganti satu angkot yang lebih bagus.
”Dalam program konversi angkot 2:1, ada pola baru yang disepakati bersama untuk memberikan manfaat bagi semua. Manfaatnya ialah pemasukan bagi sopir aman, penumpang nyaman, pemilik atau badan hukum juga diuntungkan. Lainnya, kemacetan berkurang,” tutur Bima.
Kepala Dishub Kota Bogor Eko Prabowo mengatakan, Pemkot Bogor akan menerima bantuan BTS sebesar Rp 81 miliar dari Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ). Bantuan atau subsidi tersebut untuk beberapa koridor pelayanan angkot.
Beberapa koridor tersebut, antara lain, koridor satu dengan jumlah 15 bus. Koridor ini mencakup layanan dari Baranangsiang hingga Cisarua. Koridor dua dengan jumlah sepuluh bus mencakup layanan dari Baranangsiang sampai Dramaga. Koridor tiga dengan jumlah sepuluh bus mencakup layanan dari Baranangsiang sampai Cibinong.
Koridor tujuh dengan jumlah tujuh bus mencakup layanan dari Baranangsiang sampai Sentul City. Koridor delapan dengan jumlah sepuluh bus mencakup layanan dari Bubulak sampai Ciawi. Terakhir, koridor sembilan, dengan jumlah sepuluh bus mencakup layanan Bubulak sampai Ciawi via Lawanggintung.
Pelayanan Transpakuan sebagai bagian dari sistem transportasi dan trademark angkutan umum massal di Kota Bogor. Transpakuan akan merajut rencana induk perkeretaapian dan mengintegrasikan pergerakan orang dan barang dari wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat.