Belajar jarak jauh tetap saja tidak menggantikan suasana di dalam kelas. Demi menjaga semangat belajar, sebagian siswa mencari cara kreatif menimba ilmu di tempatnya masing-masing,
Oleh
Fransiskus Wisnu Wardhana Dany
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebagian siswa bersiasat agar tetap bersemangat. Mereka melakukan itu agar tetap mendapatkan suasana yang menyerupai kelas biasa. Kebosanan kerap melanda siswa saat menjalani kelas-kelas daring.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk menjaga keberlanjutan pendidikan seiring pandemi Covid-19. Salah satunya pendidikan jarak jauh yang menggantikan penutupan sekolah untuk mencegah penularan Covid-19.
Pendidikan jarak jauh yang berlangsung lewat kelas daring sudah berlangsung sejak pertengahan Maret. Delapan bulan berjalan, apa saja yang dilakukan siswa supaya tetap semangat belajar?
Fauziah Putri Galuh (12), siswi Sekolah Menengah Pertama Kartika, Jakarta Timur, tetap semangat mengikuti kelas daring karena belajar bersama teman sebaya meskipun berbeda sekolah. Mereka bertetangga sehingga belajar bersama secara bergantian dari rumah ke rumah. ”Semangat karena tidak sendirian. Ada teman-teman (tetangga) rasanya seperti di sekolah. Kami juga saling bantu mengerjakan tugas,” ujar Fauziah, Selasa (3/11/2020).
Dukungan dari nenek dan bibi juga melecut semangat belajarnya. Acap kali salah satu di antara mereka menemaninya selama belajar bersama. Ia pun tidak mengalami kendala berarti selama kelas daring, baik dari fasilitas penunjang maupun materi pembelajaran. Kini, dia tidak lagi perlu buru-buru mempelajari banyak materi karena jam pelajaran kelas daring yang lebih longgar ketimbang kelas tatap muka. ”Enggak perlu buru-buru, beda dengan belajar di sekolah (kelas),” katanya.
Najwa (15), siswi Sekolah Menengah Kejuruan di Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, menghilangkan jenuh kelas daring dengan Tiktok. Tidak hanya musik dan tarian, Tiktok juga berisi video tips dan trik, ilmu pengetahuan, dan hiburan lain yang menyegarkan pikiran sekaligus menyenangkan. ”Tiktok jadi hiburan kalau bosan. Bisa ikut tantangan sama teman-teman, seru-seruan. Banyak konten menarik juga,” ujar Najwa.
Orangtuanya selalu mengingatkan supaya tidak keasyikan Tiktok karena bisa lupa waktu. Tidak lupa pula menyemangati supaya jangan mudah menyerah kalau bosan atau capek belajar.
”Temanin belajar dan semangatin supaya tidak ketinggalan pelajaran. Kalau bisa memahami materi pelajaran, kan, tambah pengetahuan untuk menggapai cita-cita,” ucapnya. Siswi jurusan akuntansi ini ingin menjadi pengusaha atau pemilik kafe.
Dukung anak
Dukungan orangtua sangat penting supaya anak semakin semangat belajar, terutama mengikuti kelas daring. Selain mendampingi, ada beragam bentuk dukungan.
Rini Ayu (35) mengatur waktu belajar, bermain, dan istirahat anaknya yang duduk di bangku kelas I sekolah dasar di Depok, Jawa Barat. Pengaturan itu supaya aktivitasnya seimbang selama di rumah meskipun terkadang masih kebobolan lebih banyak waktu bermain.
”Kesepakatan bersama, lama waktu main sama dengan lama waktu belajar. Kecuali pagi dan siang, tidak boleh terlalu main walaupun kadang suka kebobolan. Makan dan tidur siang wajib,” ucap Rini.
Selain itu, ada beberapa platform pembelajaran khusus anak-anak yang digunakan anaknya. Ada gim edukasi Monkey Stories Game, seri pengetahuan anak usia dini dan taman kanak-kanak Secil, dan Youtube Smart Kids atau Solite Kids. ”Tentunya ada juga hal yang kelihatan remeh-temeh, seperti peralatan sekolah beragam bentuk yang lucu dan mainan supaya anak tetap semangat belajar,” ujarnya.
Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Anak-anak (Unicef) berbagi sejumlah tips untuk mendukung anak agar dapat tetap belajar di mana pun berada. Tips itu mulai dari menciptakan rutinitas hingga komunikasi dengan guru dan antarorangtua murid.
Ciptakan rutinitas karena membuat anak lebih bersemangat. Rutinitas berupa jadwal harian untuk anak agar mereka tahu waktu bangun, belajar, berolahraga, bermain, dan bersantai. Sesuaikan kegiatan jika anak tampak tertekan. Dalam situasi itu, khususnya bagi anak yang berusia muda, dapat diberikan lebih banyak waktu untuk kegiatan fisik.
Berbincang dengan anak. Jauhkan ponsel, matikan TV, dan luangkan waktu setiap hari untuk berbincang dengan anak. Berikan mereka kesempatan bertanya dan mengungkapkan perasaannya. Mulailah dengan menanyakan keseharian, cobalah untuk tidak mengecilkan atau menghindari pertanyaan mereka, pastikan perasaan mereka diakui, dan yakinkan bahwa merasa takut karena Covid-19 atau kesulitan mengerjakan tugas sekolah adalah perasaan yang wajar.
Aman saat daring. Wadah digital memang membantu anak tetap belajar, bermain, dan terhubung dengan teman-temannya. Akan tetapi, intensitas kegiatan daring yang lebih tinggi juga membawa risiko lebih besar terhadap keselamatan, perlindungan, dan privasi anak.
Diskusikan hal itu dengan anak supaya mereka tahu risiko yang ada. Sepakati bersama aturan mengenai bagaimana dan kapan internet sebaiknya digunakan. Jika anak memiliki gawai sendiri, khususnya anak usia muda, aktifkan fitur kontrol orangtua untuk meminimalkan risiko keamanan. Selalu ingatkan anak agar tidak mencantumkan informasi pribadi pada platform daring.
Utamakan komunikasi dengan mencari cara tetap berkomunikasi dengan guru atau sekolah agar selalu mendapatkan informasi terbaru, dapat bertanya kapan saja, dan menerima bimbingan yang diperlukan. Jaga komunikasi dengan orangtua murid lain dan pengasuh, serta jangan sungkan mengungkapkan pertanyaan atau saran.