Vietnam Berantas Korupsi, Pemimpin Negara Berguguran
Pemberantasan kosupsi Vietnam diikuti pergolakan politik. Ketua Parlemen mundur menyusul mundurnya presiden bulan lalu.
HANOI, SABTU — Ketua Parlemen Vietnam Vuong Dinh Hue mengundurkan diri karena tersangkut korupsi proyek infrastruktur. Ia menyusul Vo Van Thuong yang turun dari kursi presiden karena persoalan korupsi.
Partai Komunis Vietnam menyatakan, Hue (67) meminta mundur karena pelanggaran dan kekurangan. Hal ini disebutkan dalam pernyataan di situsnya, Jumat (26/4/2024) waktu setempat.
Baca juga: Tersandung Korupsi, Presiden Vietnam Mundur
Pernyataan itu tak menjelaskan secara spesifik pelanggaran dan kekurangan yang disebutkan itu. ”Pelanggaran dan kekurangan Kamerad Vuong Dinh Hue telah menyebabkan opini publik yang negatif, memengaruhi reputasi partai, negara, dan dia secara pribadi,” demikian pernyataan Komite Sentral Partai Komunis.
Partai juga akan mencopot Hue dari Komite Sentral dan Politbiro. Parlemen Vietnam akan membahas pencopotan itu dalam sidang paripurna pada masa sidang berikutnya. Menurut jadwal tahun-tahun sebelumnya, masa sidang akan dimulai pada 20 Mei.
Sebagai Ketua DPR, Hue salah satu empat pemimpin tertinggi Vietnam. Ia juga disebut-sebut sebagai salah satu calon Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam, jabatan paling berkuasa di negara itu.
Pengunduran diri Hue terjadi hanya beberapa hari setelah asistennya, Pham Thai Ha (48), ditangkap atas dugaan suap. Ha ditangkap polisi atas tuduhan penyalahgunaan kekuasaan. Ha juga menjabat sebagai wakil manajer kantor Parlemen Nasional. Tujuh orang telah ditahan sehubungan dengan kasus ini, termasuk pejabat negara dan pimpinan perusahaan yang terlibat skandal suap.
Baca juga: Presiden Terseret Kasus Korupsi, Wapres Vietnam Jadi Penjabat Presiden
Dugaan suap ini melibatkan perusahaan infrastruktur publik terkemuka di Vietnam, Thuang An. Dalam sebuah laporan pemerintah, Thuang An yang didirikan pada tahun 2004 naik asetnya 200 kali lipat. Dari 150.000 dollar AS saat pendirian menjadi 31,4 juta dollar AS pada 2021. Dalam beberapa tahun terakhir, Thuang An memenangi sejumlah kontrak bernilai jutaan dollar AS untuk membangun jembatan dan jalan di beberapa kota dan provinsi di Vietnam.
Calon pengganti
Partai belum mengumumkan siapa calon penggantu Hue dan Thuong. Para pengganti disebut akan dibahas dalam sidang parlemen pada masa sidang selanjutnya. Bisa pula digelar sidang paripurna istimewa untuk membahas masalah tersebut.
Thuong baru menjabat setahun saat mendadak turun dari kursi presiden pada Maret 2024. Wakil Presiden Vietnam Vo Thi Ahn Xuan kini ditunjuk jadi pejabat sementara.
Thuong menggantikan Nguyễn Xuân Phúc yang juga mundur dari semua jabatan publik karena terbelit korupsi. Sejauh ini, lima dari 18 anggota politbiro Partai Komunis Vietnam terbelit korupsi lalu mundur dari jabatan publik.
Baca juga: Penjara Seumur Hidup untuk Pejabat Vietnam yang Korupsi Saat Pandemi
Pengunduran diri lima politisi di lembaga paling berkuasa tersebut memicu pergolakan besar dan tidak lazim di Vietnam. Selama ini, Vietnam amat hati-hati mengatur pergantian para petinggi negara. Sebab, Hanoi amat menekankan pada stabilitas.
Dengan stabilitas selama ini, Vietnam bisa menarik beragam investasi dan membangun negara. Hal itu antara lain ditemukan dalam jajak pendapat yang melibatkan 650 pemimpin bisnis. Para pebisnis itu menjadikan stabilitas sebagai alasan menanamkan modal di Vietnam.
Ada dugaan, perombakan itu bagian dari upaya menggantikan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam Nguyen Phu Trong (80). Ia tokoh paling berpengaruh, berkuasa, dan populer di Vietnam. Menteri Keamanan To Lam disebut-sebut sebagai calon terkuat penggantinya. Selama ini, To Lam sekaligus tokoh sentral dalam pemberantasan korupsi.
Tokoh bisnis
Pemberantasan korupsi di Vietnam tidak hanya menyasar pejabat dan politisi. Dari 4.400 orang yang dijerat kasus korupsi, sebagian merupakan pebisnis. Salah satunya taipan properti, Truong My Lan, yang dijatuhi hukuman mati pada awal April 2024. Perempuan pebisnis itu terbukti bersalah dalam kasus penipuan bernilai miliaran dollar AS.
Baca juga: Perang Total Lawan Korupsi di Vietnam
Tindakannya telah menyebabkan ribuan orang kehilangan simpanan di bank swasta terkemuka di Vietnam. Hal ini membuat bank sentral Vietnam terpaksa mengucurkan dana sebesar 24 miliar dollar AS dalam upaya penyelamatan.
Pada Kamis (25/4/2024), taipan minuman ringan terkemuka Vietnam, Tran Qui Thanh (70), dijatuhi vonis delapan tahun penjara dalam kasus penipuan senilai 40 juta dollar AS. Pengadilan di Kota Ho Chi Minh memutuskan Thanh dan kedua putrinya bersalah karena menipu investor atas pinjaman yang diberikan pada 2019 dan 2020.
Thanh adalah ketua grup minuman Tan Hiep Phat. Ia dinyatakan bersalah mendalangi penipuan terhadap aset yang dijadikan sebagai jaminan atas pinjaman. Pengadilan juga menjatuhkan hukuman empat tahun penjara kepada putri Thanh, Tran Uyen Phuong (43), yang merupakan wakil CEO perusahaan tersebut. Sementara putri bungsunya, Tran Ngoc Bich (40), dijatuhi hukuman percobaan tiga tahun penjara. (AFP/REUTERS)