Rusia Terus Pacu Pengembangan Reaktor Nuklir Modular
Kebutuhan energi dunia kian meningkat. Perlu inovasi dan langkah siknifikan untuk memenuhinya.
Oleh
B JOSIE SUSILO HARDIANTO, DARI SOCHI, RUSIA
·2 menit baca
Sochi, Kompas – Di tengah masa berkabung karena serangan teror di Balai Kota Crocus, Badan Usaha Milik Negara Rusia di bidang energi nuklir, Rosatom, Senin (25/3/2024), menggelar Atomexpo 2024 di Sochi, Rusia. Pameran yang membahas isu-isu seputar energi bersih dan berkelanjutan itu menampilkan beragam pengembangan teknologi baru berbasis teknologi nuklir.
Salah satu teknologi yang menjadi primadona saat ini adalah pengembangan generasi keempat reaktor nuklir. Bahkan, Rusia, disebut-sebut tengah mengembangkan reaktor yang mampu mengolah sampah nuklir dan menjadikannya sumber energi listrik.
Tidak mengherankan bila dalam sambutan pembukaannya, Direktur Jenderal Rosatom Alexey Likhachev menegaskan bahwa tidak ada yang mampu menghentikan pengembangan teknologi nuklir. “Tidak ada yang dapat menghentikan pengembangan yang dilakukan oleh Rosatom, dan tidak ada yang dapat menghentikan kemajuan negara kita,” kata Alexey seusai mengajak undangan yang hadir mengheningkan cipta untuk korban serangan di Crocus.
Lebih lanjut ia mengatakan, di tengah kebutuhan energi dunia yang kian meningkat, pembahasan sekaligus upaya untuk mewujudkan dunia bebas karbon adalah sebuah keniscayaan. Forum seperti Atomexpo 2024 merupakan bagian dari upaya yang diarahkan untuk mewujudkan misi tersebut.
“Energi bersih atau energi terbarukan, menjadi masa depan kita bersama. Ada dua kata kunci terkait hal itu, yaitu masa depan dan bersama,” tegas Alexey. “Dalam hal ini saya berbicara tentang pengembangan generasi keempat teknologi fusi nuklir dan kontribusi beragam teknologi baru yang menunjang sektor energi nuklir. Kita hanya dapat mencapainya dengan kerja bersama oleh banyak negara. Dimana kita bersama-sama dapat mengembangkan sumber energi bersih dan efisien,” katanya menambahkan. Menurutnya, saat ini telah ada perubahan signifikan dalam persepsi kalangan politik dan masyarakat umum mengenai tenaga nuklir sebagai elemen kunci masa depan bebas karbon.
Rafael Mariano Grossi, Sekretaris Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) memiliki pandangan serupa. Menurutnya Atomexpo merupakan kegiatan penting dalam konteks dunia saat ini. Ia menyebutkan, banyak pihak, kini tengah mendedikasikan upaya mereka untuk mencari solusi alternatif yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan energi.
“Dalam konteks tersebut, saya mengapresiasi peran penting Rosatom, tidak hanya bagi Rusia, tetapi juga untuk dunia,” kata Grossi. “Salah satu pencapaian Rosatom adalah pengembangan small modular reactors,” kata Grossi menambahkan.
Merujuk laman resmi IAEA, reaktor modular kecil (SMR) adalah reaktor nuklir canggih yang memiliki kapasitas daya hingga 300 MW(e) per unit. Kapasitas itu kurang lebih sepertiga dari kapasitas pembangkitan reaktor tenaga nuklir tradisional. SMR yang dapat menghasilkan listrik rendah karbon dalam jumlah besar.
Lebih lanjut, dalam laman tersebut IAEA memerinci, disebut kecil karena secara fisik ukuran SMR jauh lebih kecil dibandingkan ukuran pembangkit listrik nuklir konvensional. Selanjutnya, disebut modular karena sistem dan komponennya memungkinkannya dirakit dan diangkut sebagai satu unit ke lokasi pemasangan. Sumber energi reaktor itu adalah fisi nuklir yang menghasilkan panas untuk menghasilkan energi listrik.
Indonesia
Tahun lalu, dalam kesempatan serupa, Rosatom mengatakan, mereka mampu mendukung pengembangan energi berbasis nuklir di Indonesia. Kala itu Rosatom mengatakan, mereka dapat membangun instalasi nuklir di wilayah terpencil ataupun daerah yang mengalami defisit suplai tenaga listrik di Indonesia. Rosatom mampu menyiapkan infrastruktur instalasi nuklir tipe terapung ataupun jenis reaktor modular skala kecil untuk wilayah terpencil yang tidak cocok untuk instalasi pembangkit listrik skala besar.
”Saat ini Rosatom sedang mengembangkan empat FNPP mutakhir dengan kemampuan produksi energi listrik masing-masing hingga 300 megawatt (MW) yang dapat menyuplai elektrifikasi di daerah pertambangan emas,” ujar Direktur Pelaksana FNPP ”Akademik Lomonosov” Andrey Zaslavskiy, Selasa (16/5/2023), saat sesi wawancara dengan sejumlah media massa dari beberapa negara, termasuk Kompas, di Pevek, Rusia (Kompas.id, 20 Mei 2023).