Dokumen Epstein Ungkap Detail Liku-liku Skandal Kejahatan Seksualnya
Dokumen-dokumen kasus Jeffrey Epstein yang baru dibuka itu semakin menelanjangi dunia maksiat yang dikelola Epstein.
NEW YORK, SABTU — Sebanyak 130 dokumen terkait kasus kejahatan seksual kaum elite dunia jaringan Jeffrey Epstein kembali dibuka pengadilan di New York, Amerika Serikat, Jumat (5/1/2024) waktu setempat atau Sabtu (6/1/2024) pagi. Berbagai dokumen itu membongkar perilaku kejahatan seksual terhadap anak perempuan dan hubungan di kalangan pesohor dunia dalam jejaring pergaulan Epstein.
Beberapa dokumen tersebut berisi kesaksian para pegawai Epstein, rekaman pesan telepon, termasuk dari mantan produser film Harvey Weinstein, dan berbagai memo dari firma-firma hukum yang membahas kemungkinan menjadi saksi serta memperkarakan Epstein ke peradilan.
Namun, sejauh ini belum ada pengungkapan baru yang menghebohkan terkait kaum elite dunia. Sebagian besar dokumen masih terkait dengan kasus-kasus pesohor yang sudah pernah diberitakan sebelumnya dan terkait para korban Jeffrey Epstein.
Baca juga: Dari Pencipta Star Wars hingga Presiden AS dalam Daftar Kontak Mucikari Jeffrey Epstein
Meski demikian, dokumen-dokumen yang baru dibuka itu semakin menelanjangi dunia maksiat Epstein. Catatan-catatan tersebut terkait dengan gugatan pencemaran nama baik dari Virginia Giuffre, salah satu korban Epstein.
Pada 2015 Giuffre menggugat kekasih Epstein, Ghislaine Maxwell. Beberapa korban lain juga menuduh Maxwell merekrut para korban yang merupakan anak di bawah umur. Gugatan tersebut diselesaikan pengadilan tahun 2017. Maxwell disidang dan divonis hukuman 20 tahun penjara.
Kamar tidur Pangeran Andrew
Beberapa isi dokumen yang dibuka mencakup keterangan asisten rumah tangga di rumah Epstein di Palm Beach, Florida. Dokumen itu menceritakan betapa sering Epstein bertemu dengan Pangeran Andrew dari Kerajaan Inggris, yang juga kawan lama Maxwell.
Juan Alessi, asisten rumah tangga, memberikan kesaksian bahwa Pangeran Andrew menghabiskan waktu berminggu-minggu bersama mereka. Saat berada di rumah Epstein, Andrew terus menerima layanan terapi pijat setiap hari.
Alessi menceritakan, Andrew tidur di kamar tamu utama yang disebut sebagai Kamar Biru. Dia mengaku pernah melihat mantan istri Pangeran Andrew, Sarah Ferguson, dalam satu kesempatan. Namun, Ferguson tidak bermalam di sana.
Alessi juga mengingat melihat para pesohor, seperti Donald Trump, para ratu, dan orang-orang terkenal yang dia lupa namanya.
Trump, yang juga memiliki resor wisata Mar-a-Lago di Palm Beach, Florida, datang untuk makan malam bersama Epstein. Namun, Trump tidak ikut jamuan makan resmi. Dia justru makan di dapur sambil mengobrol bersama Alessi.
Ditanya apakah Trump ikut dalam sesi terapi pijat di rumah Epstein, Alessi mengatakan, sepengetahuannya Trump tidak pernah menjalani terapi pemijatan di sana. Trump telah memiliki fasilitas spa dan pijat di resor miliknya di Mar-a-Lago.
Perempuan di kolam renang
Alessi bekerja untuk Epstein dari tahun 1990 hingga 2002. Ia juga pernah bersaksi dalam pengadilan atas kasus Maxwell tahun 2021 tentang banyaknya perempuan muda berkunjung. Bahkan, mereka bertelanjang dada di sekitar kolam renang.
Alessi juga mengaku pernah mencuri uang 6.300 dollar AS dari meja kerja Epstein.
Baca juga: Spekulasi di Balik Kematian Miliarder Paedofil Jeffrey Epstein
Pangeran Andrew dari Kerajaan Inggris mendapat kritik publik karena tetap berkunjung ke rumah Epstein meski yang bersangkutan pernah dipenjara di Florida karena kasus kejahatan seksual.
Virginia Giuffre menggugat Pangeran Andrew dengan tuduhan pelecehan seksual saat dia berusia 17 tahun. Andrew menyanggah tuduhan itu dan menyatakan tidak mengingat pernah bertemu Giuffre. Gugatan tersebut diselesaikan pada 2022 tanpa pernah ada sesi peradilan dijalankan.
Gugatan tersebut merusak citra Pangeran Andrew. Pada 13 Januari 2022, Istana Buckingham mengumumkan pencopotan gelar kerajaan yang disandang Andrew. Semua tugas kerajaannya pun dialihkan kepada anggota kerajaan lainnya.
Baca juga: Gara-gara Skandal Seks, Putra Kesayangan Ratu Elizabeth II Itu Dilucuti Gelarnya
Kantor berita Associated Press (AP) biasanya tidak membuka nama korban kekerasan seksual kecuali mereka tampil ke publik membuka cerita dan identitas mereka seperti Giuffre.
Lingkungan superkaya
Dokumen lain yang dibuka kemarin adalah salinan rekaman telepon yang diterima Epstein dan ditulis oleh stafnya pada 2004, setahun sebelum Kepolisian Palm Beach menyelidiki dugaan Epstein membayar anak perempuan di bawah umur untuk aktivitas seksual.
Masa itu, Epstein dikenal sebagai orang penting dan berkuasa yang memiliki lingkungan pergaulan dengan kalangan superkaya dan berkuasa. Epstein mengundang tokoh-tokoh tersebut ke rumah mewahnya dengan menggunakan jet pribadi. Beberapa tokoh penting yang diundang adalah mantan Presiden Bill Clinton dan aktor Kevin Spacey.
Rekaman telepon walau kebanyakan berisi percakapan basa-basi membosankan, membongkar lingkaran pergaulan elite dan rahasia Epstein. ”Ada telepon dari Harvey Wenstein,” demikian keterangan rekaman telepon mengenai seseorang yang baru saja menelepon Epstein.
Ketika itu, Wenstein adalah orang kuat di dunia perfilman Hollywood. Dia menjadi mitra bisnis jejaring media bersama Epstein.
Baca juga: Serba Hitam dari Dunia Hiburan
Epstein pun menjadi tokoh pelobi politik ulung masa itu yang terhubung dengan orang-orang penting dan berkuasa di berbagai bidang bisnis. Juru bicara Harvey Wenstein, Juda Engelmayer, mengatakan bahwa merupakan hal biasa orang-orang sekaliber mereka saling berhubungan. Tidak ada yang lebih dari itu.
Rekaman telepon Esptein lainnya berasal dari Jean Luc Brunel, seorang agen model Perancis yang akrab dengan Epstein. Brunel sedang menunggu vonis peradilan dalam kasus dugaan pemerkosaan anak perempuan ketika dirinya bunuh diri di penjara di kota Paris pada 2022.
Rekrut para gadis SMA
Pada awal penyelidikan kasus Jeffrey Epstein, polisi Palm Beach, Florida, berbicara kepada para gadis di sekolah menengah atas dekat rumah Epstein. Banyak dari mereka mengaku mendapat uang untuk memberikan terapi pijat untuk Epstein.
Seorang sopir Epstein, Tony Figueroa, yang juga pernah mengencani Giuffre, mengungkapkan, upaya merekrut anak-anak sekolah itu terjadi pada 2016 saat dia bekerja bersama Epstein.
”Jeffrey Epstein memberikan kami uang lelah 200 dollar AS untuk setiap anak gadis yang berhasil kami bawa ke rumahnya. Saya mengajak teman-teman ke sekolah-sekolah dan mengajak mereka ke rumah Epstein. Setiba di rumah Epstein, saya pun pergi,” kata Figueroa.
Menurut dia, Ghislaine Maxwell juga sesekali menghubungi dia untuk mencarikan anak-anak perempuan. Figueroa juga menceritakan hal serupa dalam wawancara media bertahun-tahun kemudian.
Sedangkan pegawai perempuan Epstein, Johanna Sjoberg, bersaksi bahwa Epstein memintanya memberikan tambahan layanan seksual ketika memijat Epstein. ”Saya terkejut dan menolaknya. Saya berkata, ’Oh ya, sungguhkah?’” kata Sjoberg dalam kesaksian kepada penyidik.
Ditanya juga apakah Maxwell pernah memintanya melakukan hal serupa, Sjoberg mengatakan tidak pernah. Saat ditanya tentang peristiwa tersebut, Maxwell menyanggahnya dan menganggap keterangan Sjoberg tentang permintaan Epstein sebagai informasi sampah.
”Saya tidak bisa bersaksi soal apa yang Jeffrey lakukan atau tidak lakukan ketika saya tidak berada di rumah. Saya juga tidak pernah berbicara dengan Jeffrey soal bagaimana saya bisa hamil,” kata Maxwell.
Cerita di kamar ganti
Sjoberg juga menambahkan keterangan bahwa Epstein mengajaknya berbelanja pakaian dalam di gerai Victoria Secret. Kemudian, Epstein memilih apa yang dibeli dan menemani Sjoberg di ruang ganti.
”Dia kemudian bergurau dan berkata pernah menemani seorang gadis di kamar ganti yang sama. Gadis itu memanggilnya ’Ayah’,” kata Sjoberg.
Sjoberg, seperti Giuffre sebelumnya, sudah pernah membuka kasusnya melalui media massa.
Rangkaian badai gugatan hukum menghantam Epstein dan Maxwell sejak 11 Januari 2015 melalui Pengacara Philip Barden yang menyebut Maxwell dengan inisial G dan Jeffrey Epstein dengan inisial JE.
Barden mendesak masyarakat memberikan dukungan dalam kasus Giuffre sebagai korban. ”Berdiam diri adalah bunuh diri”.
”Sekarang terbuka laporan bahwa G terlibat langsung dalam kasus kekerasan seksual seperti saya duga dahulu. Laporan lanjutan ke aparat hukum akan kami teruskan,” demikian isi laporan Philip Barden kepada seseorang yang namanya dirahasiakan dalam dokumen yang dibuka tersebut.
”Sangat diperlukan dalam penanganan kasus ini, penyelidikan, dan alasan reputasi. JE tidak mau ini diteruskan, tetapi dia sudah menjadi sorotan warga,” lanjut tulisan Philip Barden.
Bunuh diri di tahanan
Selanjutnya, kasus bergulir, dalam hitungan empat tahun, Epstein ditemukan bunuh diri pada 10 Agustus 2019 saat menjalani tahanan. Ia mulai ditahan Juli 2019 dengan tuduhan perdagangan seks.
Dibutuhkan waktu setidaknya dua tahun untuk Dewan Juri Pengadilan New York memutus bahwa Maxwell membantu Epstein menjerat para korban yang merupakan gadis belasan tahun untuk aktivitas seksual. Bahkan, beberapa kali Maxwell terlibat langsung.
Kementerian Kehakiman Amerika Serikat dan Biro Penyelidik Federal AS (FBI) menyelidiki kematian Epstein. Kasus pun beralih ke pasangan Epstein, yakni Ghislaine Maxwell, yang kemudian divonis bersalah pada 29 Desember tahun 2021.
Kasus Epstein mulai bergulir di tahun 2005 dari laporan orangtua gadis berusia 14 tahun yang mengaku menjadi korban kekerasan seksual Epstein. Epstein sehari-hari dikenal sebagai pakar keuangan dan sangat kaya. Total asetnya diperkirakan 577 juta dollar AS atau setara dengan Rp 8,5 triliun. (AP)