Spekulasi di Balik Kematian Miliarder Paedofil Jeffrey Epstein
Kematian Jeffrey Edward Epstein (66), miliarder asal Amerika Serikat yang menjadi terdakwa kasus perdagangan seks anak di bawah umur, menyisakan sejumlah pertanyaan.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·4 menit baca
Kematian Jeffrey Edward Epstein (66), miliarder asal Amerika Serikat yang menjadi terdakwa kasus perdagangan seks anak di bawah umur, menyisakan sejumlah pertanyaan. Tidak tanggung-tanggung, nama sejumlah pejabat ternama dari Amerika Serikat, termasuk Presiden Donald Trump dan mantan Presiden Bill Clinton, ikut terseret.
Epstein bunuh diri di penjara federal, Metropolitan Correctional Center, New York, pada 10 Agustus 2019 pukul 06.30. Kejaksaan Agung AS tidak menjelaskan penyebab kematian. Akan tetapi, The New York Times dan media lainnya melaporkan Epstein gantung diri.
Setelah ditahan pada 6 Juli 2019, Epstein sedang menunggu persidangan atas tuduhan perdagangan seks anak di bawah umur dan tuduhan konspirasi perdagangan seks anak di bawah umur selama 2002-2005. Ia dapat dihukum hingga 45 tahun penjara jika dinyatakan bersalah.
Kegaduhan mengenai kematiannya tidak luput dari nama orang-orang dekat Epstein. Presiden AS Donald Trump, mantan Presiden AS Bill Clinton, hingga Pangeran Andrew dari Inggris disebut sebagai kawannya.
Trump dan Clinton pernah bepergian menggunakan jet pribadi Epstein. Epstein merupakan tamu reguler pesta yang digelar Trump di resor Mar-a-Lago, Florida.
Sehari sebelum Epstein bunuh diri, pengadilan di New York merilis dokumen sebanyak 2.000 halaman berisi detail operasional perdagangan seks Epstein. Nama Trump, Clinton, dan Andrew muncul di dalam dokumen itu.
Namun, mereka semua membantah mengetahui rahasia kelam Epstein, terutama mengenai perdagangan seks.
Padahal, Epstein bukan orang baru dalam aktivitas ilegal. Ia pernah mengaku bersalah atas tuduhan pelacuran anak di bawah umur dan terdaftar sebagai pelanggar seks di Florida sekitar 10 tahun silam. Ia dihukum 13 bulan penjara pada waktu itu.
Dokumen tersebut juga mencantum testimoni Virginia Giuffre (36). Giuffre yang sebelumnya bermarga Roberts mengklaim ia menjadi korban Epstein ketika masih remaja.
Giuffre mengaku juga dipaksa melayani beberapa tokoh ternama, termasuk Pangeran Andrew, mantan Senator AS George Mitchell, mantan Gubernur New Mexico Bill Richardson, pengusaha agensi model Perancis Jean Luc Brunel, pengusaha Glenn Dubin, dan pengacara ternama AS Alan Dershowitz.
Sehari sebelum Epstein bunuh diri, pengadilan di New York merilis dokumen sebanyak 2.000 halaman berisi detail operasional perdagangan seks Epstein. Nama Trump, Clinton, dan Andrew muncul di dalam dokumen itu.
Mantan kekasih Epstein, Ghislaine Maxwell (57), juga dinyatakan terlibat dalam perekrutan remaja lainnya. Meskipun demikian, semua klaim Giuffre dibantah oleh semua pihak yang disebutkan namanya.
Penyelidikan
Kejaksaan Agung AS dan Biro Investigasi Federal (FBI) kini menyelidiki kematian Epstein apakah murni bunuh diri atau diserang seseorang. Apalagi, The Metropolitan Correctional Center (MCC), tempat ia ditahan, adalah fasilitas federal yang terkenal aman di AS.
”Saya terkejut dengan kematiannya. Kematian Epstein menciptakan pertanyaan-pertanyaan penting yang harus dijawab,” kata Jaksa Agung William Barr sambil menambahkan bahwa ia marah atas kegagalan MCC.
Epstein sebenarnya telah melakukan percobaan bunuh diri pada 23 Juli 2019. Ia ditemukan tidak sadarkan diri dengan tanda memar di leher.
Menurut The New York Times, setelah insiden, ia ditempatkan dalam pengawasan bunuh diri selama enam hari dan kemudian dikembalikan ke dalam sel. Tidak lama, seperti yang diketahui, Epstein kembali ditemukan tidak sadarkan diri dan dinyatakan meninggal pada 10 Agustus 2019.
Untuk itu, FBI akan memutuskan apakah prosedur di penjara telah sesuai diterapkan untuk menjamin keamanan Epstein.
Secara umum, dua penjaga wajib mengecek semua tahanan setiap 30 menit selama siang hari. Prosedur ini tidak dilakukan pada malam hari. Khusus tahanan yang berada dalam pengawasan bunuh diri, petugas mengecek setiap 15 menit.
Barr telah memerintahkan penugasan ulang sementara bagi Lamine N’Diaye, sipir yang bertugas di The Metropolitan Correctional Center. N’Diaye dipindahkan ke sebuah kantor regional.
Sipir dari penjara federal di Otisville, New York, James Petrucci, akan menggantikan N’Diaye. BBC melaporkan, dua penjaga juga diskors.
Salah satu pejabat serikat pekerja MCC menyatakan kepada The Washington Post, seorang penjaga Epstein bukanlah petugas reguler. Penjaga tersebut adalah pegawai divisi lain yang ditugaskan sebagai penjaga karena kekurangan staf.
Teori konspirasi
Pada 11 Agustus 2019, Trump membagikan sebuah cuitan dari akun Twitter @w_terrence, milik komedian Terrence K Williams. Cuitan itu berisi teori konspirasi tanpa bukti bahwa Clinton memiliki hubungan atas kematian Epstein.
”William adalah fans berat saya. Dan itu adalah cuitan ulang, bukan dari saya. Jadi, saya rasa saya tidak apa-apa,” ujar Trump kepada jurnalis di Morristown, New Jersey, Selasa (13/8/2019).
Trump melanjutkan, ia menginginkan penyelidikan menyeluruh terkait kematian Epstein. Otopsi kematian Epstein telah selesai dilakukan pada Minggu (11/8/2019). Akan tetapi, penyebab kematian masih belum diumumkan.
Melalui pengacara Lisa Bloom, salah satu korban Epstein menyampaikan, ia merasa tidak tenang karena Epstein tidak akan pernah dihukum. Namun, jaksa federal Manhattan, Geoffrey Berman, menyatakan, kasus dengan tuduhan konspirasi akan terus berlanjut. (AFP/REUTERS)