Gara-gara Skandal Seks, Putra Kesayangan Ratu Elizabeth II Itu Dilucuti Gelarnya
Anak ketiga Ratu Inggris Elizabeth II, Pangeran Andrew, dicopot semua gelarnya. Ia harus menghadapi tuduhan kekerasan seksual di pengadilan AS sebagai warga sipil. Kini ia tak boleh lagi dipanggil ”Yang Mulia”.
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
·3 menit baca
AFP/JOHN THYS
Pangeran Andrew, Duke of York (kiri), menghadiri upacara peringatan 75 tahun pembebasan Bruges, 7 September 2019. Putra Ratu Inggris Elizabeth II, yang tengah menghadapi dakwaan kasus kekerasan seksual di AS, Kamis (13/1/2022), dicopot gelar kehormatan militernya dan diberhentikan dari tugas-tugas berkaitan amal.
LONDON, JUMAT —Kerajaan Inggris mencopot gelar kebangsawanan dan militer Pangeran Andrew (61), anak ketiga Ratu Elizabeth II. Ia terseret dalam kasus tindak pidana perdagangan orang dan kekerasan seksual. Andrew akan menghadapi sidang di New York, Amerika Serikat, sebagai penduduk sipil.
Keputusan ini diumumkan melalui laman resmi Istana Buckingham, London, Kamis (13/1/2022). ”Atas persetujuan Paduka Ratu, mulai saat ini, Andrew tidak menyandang gelar apa pun. Tugas-tugasnya sebagai anggota keluarga kerajaan resmi dialihkan kepada anggota lainnya,” demikian kutipan pernyataan tersebut.
Andrew dulu menyandang gelar Duke of York. Ia kerap disebut sebagai ”putra kesayangan Sang Ratu”. Sebagai seorang pangeran, ia juga memiliki delapan gelar militer. Akibat keputusan Ratu Elizabeth ini, Andrew tidak lagi dipanggil dengan sebutan ”Yang Mulia”.
Andrew tersandung kasus perdagangan orang dan kekerasan seksual ketika kepolisian AS menangkap Jeffrey Epstein pada tahun 2008. Ia adalah seorang pengusaha asal AS yang menjual perempuan dan anak-anak untuk perbudakan seksual. Nama Andrew terungkap ke publik pada tahun 2011 ketika aparat penegak hukum AS mengumumkan daftar nama orang-orang yang diduga sebagai klien Epstein.
Andrew melalui kuasa hukumnya menyangkal keterlibatannya dalam jaringan perbudakan seksual Epstein dan pacarnya, Ghislaine Maxwell. Akibat skandal ini, peran Andrew sebagai duta perdagangan Inggris perlahan dikurangi.
AFP/DANIEL LEAL-OLIVAS
Pangeran Andrew (keempat dari kiri) berfoto bersama Ratu Elizabeth II (tengah) dan para anggota keluarga kerajaan Inggris lainnya pada 9 Juni 2018.
Pada tahun 2015, muncul gugatan atas nama Viginia Robert Giuffre (38). Ia mengatakan, dirinya dipaksa oleh Epstein dan Maxwell untuk melayani Andrew pada bulan Maret 2001. Ketika itu, Giuffre baru berumur 17 tahun.
Dalam wawancara dengan NBC tahun 2020, Giuffre mengungkapkan bahwa ia dulu bekerja sebagai terapis pijat di sebuah spa di Florida, AS. Maxwell yang sedang rehat di spa itu kemudian menawarkan Giuffre pekerjaan sebagai terapis di resor elite milik Epstein dengan iming-iming gaji yang besar.
”Sampai di sana, saya kemudian ditawarkan oleh Epstein dan Maxwell kepada klien mereka untuk memberi pelayanan seksual. Kami semua diancam akan dianiaya jika menolak. Para klien tahu bahwa gadis-gadis di resor itu tidak melayani mereka dengan sukarela, tetapi mereka tidak peduli,” tutur Giuffre.
Giuffre berhasil kabur ketika pada tahun 2004. Maxwell mengirim dia ke Thailand untuk mengikuti kursus terapis. Padahal, ia diperintahkan merekrut perempuan-perempuan di sana agar mau bekerja di resor milik Epstein. Giuffre kemudian memanfaatkan kesempatan ini untuk kabur dan ia bersembunyi di Australia.
AFP PHOTO / UNITED STATES DISTRICT COURT FOR THE SOUTHERN DISTRICT OF NEW YORK
Foto yang diambil dari lokasi yang tak disebutkan dan dirilis pada 9 Agustus 2021 ini memperlihatkan (dari kiri ke kanan) Pangeran Andrew, Virginia Giuffre, dan Ghislaine Maxwell saat ketiganya berpose untuk foto.
Dalam gugatannya kepada pengadilan New York, Giuffre menyebut ada delapan laki-laki yang harus ia layani. Selain Andrew, juga ada politisi Bill Richardson, agen model Jean-Luc Brunel, dan ilmuwan dari Institut Teknik Massachussetts (MIT), Marvin Minsky. Andrew sendiri dikabarkan dekat dengan Epstein karena pengusaha ini kerap melunasi utang-utang sang pangeran.
Andrew kemudian menolak gugatan itu. Ia beralasan bahwa Epstein dan Maxwell sudah membayar 500.000 dollar AS kepada Giuffre sebagai uang tutup mulut. Dengan gugatan itu, berarti Giuffre melanggar perjanjian yang dibuatnya.
Selama hampir tujuh tahun, terjadi tarik-menarik antara Andrew dan Giuffre. Publik Inggris gerah dengan kelakuan Andrew dan menekan Istana Buckingham agar membebastugaskan Andrew dari kewajiban publiknya. Sebanyak 150 veteran Angkatan Laut dan Angkatan Udara juga bersurat kepada Ratu Elizabeth dan meminta kepala negara Inggris itu mencopot gelar kehormatan militer Andrew.
AFP/GETTY IMAGES NORTH AMERICA/STEPHANIE KEITH
Dalam foto tanggal 8 Juli 2019 ini, sekelompok warga berunjuk rasa dengan mengangkat foto miliarder Jeffrey Epstein di depan gedung pengadilan federal pada 8 Juli 2019 di New York City, AS, Epstein didakwa atas tuduhan memperdagangkan seks dengan perempuan di bawah umur. Epstein meninggal diduga akibat gantung diri di Metropolitan Correctional Center.
Epstein resmi divonis penjara pada tahun 2019. Beberapa bulan kemudian ia ditemukan tewas di selnya. Laporan forensik mengatakan bahwa Epstein bunuh diri. Adapun Maxwell divonis bersalah pada Desember 2021.
Hakim pengadilan New York, Lewis Kaplan, pekan lalu, memutuskan menolak permohonan Andrew agar pengadilan membatalkan kasus tersebut. Oleh sebab itu, mantan pangeran ini akan menghadapi sidang di AS. Perkiraannya pada bulan September-Desember 2022.
”Klien saya tidak meminta ganti rugi finansial, tetapi agar keadilan ditegakkan bagi para pelaku kekerasan seksual,” kata David Boise, pengacara Giuffre kepada surat kabar TheIndependent. (AFP/REUTERS)