Dukungan Total untuk Ukraina Menutup Pertemuan Puncak Para Pemimpin G7
Negara-negara G7 sepakat akan mendukung perlawanan Ukraina terhadap Rusia tanpa batasan waktu. AS juga mulai memberi akses bagi pilot Ukraina untuk berlatih menggunakan jet tempur F-16.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD, KRIS MADA, MAWAR KUSUMA WULAN
·5 menit baca
HIROSHIMA, MINGGU — Pertemuan puncak para pemimpin negara industri maju dalam Kelompok 7 atau G7 di Hiroshima, Jepang, berakhir pada Minggu (21/5/2023). Pertemuan mereka menghasilkan sejumlah langkah, termaktub dalam Komunike Para Pemimpin G7 Hiroshima, antara lain, dukungan kepada Ukraina ”selama yang dibutuhkan” menghadapi agresi Rusia dan strategi baru berupa pengurangan risiko (de-risking) sebagai pengganti dari pemutusan relasi (de-coupling) dalam menghadapi China.
Dalam 66 poin pernyataan dalam dokumen setebal 40 halaman plus beberapa dokumen pendukung, tak banyak disinggung respons kegelisahan negara-negara berkembang. Jepang, selaku ketua bergilir G7, telah mengundang beberapa pemimpin negara berkembang yang kerap disebut ”Dunia Selatan (Global South)”, seperti Australia, Brasil, Indonesia, dan India, serta negara-negara lain yang lebih kecil, yakni Komoro dan Kepulauan Cook.
Presiden Joko Widodo menyuarakan desakan pada forum pemimpin G7 itu untuk menghentikan kebijakan monopoli dan diskriminasi terhadap komoditas negara-negara berkembang, termasuk yang mengatasnamakan lingkungan. Sembari menyitir keharusan diakhirinya model ”era kolonialisme”, pada sesi keenam KTT G7 Outreach, Sabtu, ia menuntut ”kolaborasi global yang setara dan inklusif” serta menolak sistem global yang hanya memungkinkan negara berkembang mengekspor bahan-bahan mentah.
”Setiap negara memiliki hak pembangunan dan hak mengolah sumber daya alam untuk menghasilkan nilai tambah juga harus dihormati,” kata Presiden seperti disampaikan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dari Hiroshima, Minggu. ”Bukan zamannya lagi negara berkembang hanya menjadi pengekspor bahan mentah seperti di era kolonialisme.”
Indonesia meminta hak negara berkembang untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alamnya dihormati. Presiden mengatakan, hak membangun, meningkatkan kesejahteraan, serta menaikkan nilai tambah sumber daya alam penting bagi negara-negara berkembang dan miskin.
Semua hak itu, lanjut Presiden, seperti disampaikan Retno, bermuara pada upaya menyejahterakan penduduk di negara berkembang dan miskin. Kesejahteraan penduduk di negara-negara itu penting jika mereka diharapkan berkontribusi pada kedamaian serta kestabilan kawasan dan global. Pernyataan Presiden, menurut Retno, disampaikan ”langsung dan terang-terangan”.
Dalam komunike pemimpin G7, sebagian kegelisahan negara berkembang itu kurang mendapat tanggapan. Dalam komunike, disinggung bahan tambang penting untuk transisi energi. Tanpa menyebut negara tertentu, G7 menuding ada upaya monopoli pasokan bahan tambang itu ke pasar global. Anggota G7 dinyatakan akan membangun rantai pasok bahan tambang penting yang lebih inklusif.
Tanpa batas waktu
Salah satu langkah paling menonjol dalam KTT G7 kali ini adalah dukungan tanpa batas waktu kepada Ukraina dalam menghadapi invasi Rusia. Komitmen berkelanjutan G7 kepada Ukraina juga disampaikan langsung kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy yang hadir dalam KTT tersebut.
Ini adalah komitmen signifikan yang diperoleh Zelenskyy selama dua hari berada di Hiroshima. Setidaknya dalam sepekan terakhir, dia mengunjungi beberapa negara sekutu di Eropa, mulai dari Italia, Jerman, Inggris, hingga Perancis. Ia bahkan hadir di KTT Liga Arab, di Jeddah, Arab Saudi, Jumat lalu.
Dari negara-negara Eropa, Zelenskyy mendapatkan komitmen tambahan persenjataan untuk melanjutkan perlawanan mereka pada Rusia.
Pencapaian signifikan Zelenskyy semasa kehadirannya di Hiroshima adalah tambahan amunisi, artileri, sistem pertahanan udara, kendaraan lapis baja, dan akses pelatihan pilot jet tempur F-16. Yang terakhir ini dipandang sebagai fondasi bagi akses lebih luas, yaitu pengiriman jet tempur F-16 ke Ukraina untuk mengimbangi kekuatan udara militer Rusia.
Presiden AS Joe Biden menyatakan, negara-negara maju tidak akan meninggalkan dan tidak bakal membiarkan Ukraina luluh lantak. ”Tidak akan goyah, Putin tidak akan mematahkan tekad kami seperti yang dia pikir dia bisa,” kata Biden, menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin.
Kanselir Jerman Olaf Scholz menyatakan, pernyataan G7 seharusnya sudah sangat jelas. ”Rusia harus menarik pasukannya. Rusia tidak boleh berpikir, ketika bisa (mereka) bertahan lama, (situasinya) akan berakhir dengan melemahnya dukungan bagi Ukraina,” ujarnya.
Zelenskyy sempat bertemu sejumla kepala negara yang menjadi tamu undangan dalam KTT tersebut, termasuk Presiden Joko Widodo. Dalam pertemuan itu, Zelenskyy menerima kembali keinginan Indonesia untuk menjadi jembatan perdamaian dengan Rusia. Selain masalah pangan, pertemuan keduanya juga membahas bantuan kemanusiaan, termasuk komitmen untuk berkontribusi dalam perbaikan salah satu rumah sakit di Ukraina.
Zelenskyy menyampaikan, dirinya masih ingat Presiden Jokowi menjadi salah satu dari pemimpin negara yang pertama berkunjung ke Kyiv, ibu kota Ukraina, di tengah situasi sulit yang dihadapi Ukraina. ”Saya ingat kedatangan Yang Mulia termasuk yang pertama ke Ukraina. Terima kasih dan kami akan selalu ingat,” ujar Zelenskyy.
Zelenskyy juga bertemu dengan PM India Narendra Modi. Modi menyatakan bahwa dirinya bisa memahami rasa sakit yang tengah dirasakan Zelenskyy dan rakyat Ukraina. ”Saya dapat meyakinkan Anda bahwa untuk menyelesaikan hal ini, India dan saya secara pribadi akan melakukan apa pun yang dapat kami lakukan,” kata Modi. India sendiri saat ini adalah salah satu konsumen utama produk minyak dan persenjataan Rusia.
Matthew Goodman, analis CSIS Washington, mengatakan bahwa kehadiran Zelenskyy dalam KTT itu memberikan tekanan pada para pemimpin G7 untuk memberikan lebih banyak bantuan dan komitmen lainnya bagi Ukraina, terutama untuk mendukung rencana militer Ukraina melancarkan serangan balik musim semi. Kalaupun tidak, menurut dia, Zelenskyy akan menuntut penjelasan langsung dari para pemimpin G7.
Menanggapi hasil KTT, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengkritik pelaksanaan KTT yang bertujuan untuk mengisolasi China dan Rusia. ”Rencana telah disampaikan dengan terbuka, tidak hanya mengalahkan Rusia di medan perang, tapi juga menghapusnya dari persaingan geopolitik,” kata Lavrov.
Relasi dengan China
Hal lain yang diputuskan di KTT G7 adalah relasi terhadap China, negara dengan ekonomi terkuat kedua di dunia. Dalam komunike dinyatakan G7 akan mengoordinasikan pendekatan baru untuk menjaga ketahanan dan keamanan ekonomi global yang berdasarkan pada diversifikasi dan pengurangan risiko (de-risking), bukan pemutusan relasi (de-coupling).
Negara-negara anggota G7 sadar bahwa pemisahan memiliki risiko yang lebih luas dan dalam terhadap perekonomian global pascapandemi. ”Kami tak ingin memisahkan diri dari China. Kami ingin menghilangkan risiko dan melakukan diversifikasi,” kata Biden.
Negara-negara anggota G7 sadar bahwa pemisahan memiliki risiko yang lebih luas dan dalam terhadap perekonomian global pascapandemi. ”Kami tidak ingin memisahkan diri dari China, kami ingin menghilangkan risiko dan melakukan diversifikasi,” kata Biden.
Menanggapi hasil KTT G7, Kementerian Luar Negeri China melayangkan protes terhadap G7. ”G7 terus-menerus memanipulasi isu-isu soal China, merusak reputasi, dan menyerang China,” sebut Beijing dalam pernyataan, Sabtu.
Terlepas dari reaksi tersebut, Biden berharap hubungan antara negaranya dan China yang menegang sejak insiden penembakan balon China di AS, bisa mencair dengan segera. ”Kita harus membuka saluran komunikasi,” kata Biden.
Biden menambahkan, dirinya telah setuju dengan Presiden China Xi Jinping pada KTT G20 di Bali, Indonesia, tahun lalu untuk menjaga komunikasi tetap terbuka. (AP/AFP/REUTERS)