Tragedi Terbaru bagi Ukraina, Kota Bakhmut Jatuh ke Tangan Rusia
Pertempuran di Bakhmut, pertempuran terlama dan paling sengit, selama delapan bulan berakhir dengan jatuhnya kota itu ke tangan Rusia. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyebut jatuhnya Bakhmut sebagai tragedi.
Oleh
MUHAMMAD SAMSUL HADI
·5 menit baca
MOSKWA, MINGGU — Rusia mengklaim telah menguasai sepenuhnya kota Bakhmut, wilayah Donbas, Ukraina timur, dalam pertempuran sengit selama delapan bulan terakhir. Sementara Amerikat Serikat dan pengamat Barat tidak terlalu menganggap strategis penguasaan atas kota itu, analis menyebut kontrol atas Bakhmut akan memberi keuntungan taktis bagi Rusia meski belum akan jadi penentu hasil akhir perang.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di sela-sela partisipasinya pada Konferensi Tingkat Tinggi G7 di Hiroshima, Jepang, Minggu (21/5/2023), meyakini bahwa kota Bakhmut telah jatuh. Ia menambahkan, ”Anda harus paham, tidak ada apa-apa. Mereka (pasukan Rusia) menghancurkan segalanya.”
”Untuk hari ini, Bakhmut hanya ada di hati kami,” ujar Zelenskyy menjelang pertemuan dengan Presiden AS Joe Biden di sela-sela KTT G7. ”Ini tragedi. Tidak ada apa-apa di tempat itu,” katanya.
Serangan Rusia atas kota Bakhmut dilancarkan oleh pasukan bayaran Wagner Group pimpinan Yevgeny Prigozhin. Kontrol atas Bakhmut—Rusia menyebutnya dengan nama ”Artyomovsk”, nama lama di era Uni Soviet—merupakan kemenangan besar pertama Moskwa dalam lebih dari sepuluh bulan terakhir.
”Sebagai buah dari serangan-serangan ofensif unit-unit tempur Wagner, didukung artileri dan serangan udara Pasukan Kelompok Selatan, pembebasan Artyomovsk telah tuntas,” kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataan secara daring, Sabtu (20/5/2023).
Di Moskwa, Presiden Rusia Vladimir Putin, Minggu (21/5/2023), mengucapkan selamat kepada pasukan bayaran Wagner dan tentara Rusia atas direbutnya kota Bakhmut. Melalui pernyataan yang dirilis pada laman Kremlin, Putin menyebut pertempuran di Bakhmut telah berakhir dengan hasil kemenangan Rusia.
”Kepala Negara menyampaikan ucapan selamat atas kelompok tempur Wagner dan para anggota unit-unit Angkatan Bersenjata Rusia yang menopang mereka dengan dukungan yang diperlukan serta melindungi mereka di sisi sayap dalam menyelesaikan operasi pembebasan Artyomovsk (Bakhmut),” kata Putin dalam pernyataan itu.
”Semua yang berjasa akan diberi gelar kehormatan kenegaraan,” kata Putin.
Arti penting Bakhmut
Bakhmut, sekitar 55 kilometer utara ibu kota wilayah Donetsk yang dikuasai Rusia, sebelum perang berpenduduk sekitar 80.000 orang. Kota itu merupakan salah satu pusat industri yang penting, dikelilingi oleh tambang gipsum dan pengolahan garam.
Jika penguasaan oleh Moskwa terhadap Bakhmut terkonfirmasi, pasukan artileri Rusia akan mudah menjangkau dua kota lain di wilayah Donetsk, yakni Kramatorsk and Sloviansk, yang lama diidamkan Moskwa untuk dikuasai. Rusia berambisi menguasai Kramatorsk dan Sloviansk guna menuntaskan penaklukan—”pembebasan”, menurut narasi Moskwa—”Republik Rakyat Donetsk”.
Pada Maret lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy kepada CNN mengatakan, ia khawatir pasukan Rusia akan memperoleh ”jalan terbuka” menuju Kramatorsk dan Sloviansk jika Bakhmut jatuh ke tangan mereka. Perintah kepada pasukan Ukraina agar mempertahankan kota itu merupakan keputusan taktis.
Pertempuran sengit di Bakhmut berlangsung dalam delapan bulan terakhir. Ini pertempuran terlama—kemungkinan juga termasuk pertempuran paling sengit dan paling berdarah—dalam perang Ukraina, yang diawali invasi Rusia ke negara itu, meletus sejak Februari 2022. Analis Barat menyebut kemenangan Rusia di Bakhmut diperkirakan tidak bakal mengubah situasi perang.
Menurut Institute for the Study of War, lembaga think tank di Washington DC, AS, mengatakan bahwa penguasaan Rusia atas Bakhmut ”tidak terlalu taktik atau signifikan secara operasional”. Ditambahkan, penguasaan atas kota itu ”tidak memberi pasukan Rusia medan yang signifikan untuk melanjutkan operasi-operasi serangan lainnya” atau untuk ”bertahan dari serangan-serangan balik pasukan Ukraina”.
Namun, Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu mengatakan, dengan menguasai Bakhmut, pasukan Rusia akan bisa lebih menekan dalam melancarkan serangan lebih jauh ke wilayah Donetsk. Wilayah ini adalah salah satu dari empat wilayah yang dianeksasi secara ilegal oleh Moskwa pada September 2022. Tiga wilayah lainnya adalah Zaporizhzhia, Kherson, dan Luhanks.
Klaim penguasaan Rusia atas seluruh kota Bakhmut terjadi sepekan setelah pasukan Ukraina mengatakan memetik kemenangan tercepat dalam enam bulan di sisi utara dan selatan Bakhmut. ”Hari ini pukul 12.00, Bakhmut sudah sepenuhnya direbut,” ujar Yevgeny Prigozhin, Komandan Wagner Group, melalui rekaman video.
Dalam video itu, dengan memakai seragam tempur, ia mengibarkan bendera Rusia dan banner Wagner. ”Kami sudah sepenuhnya merebut keseluruhan kota, (menyisir) dari rumah ke rumah,” ujarnya. Prigozhin menambahkan, pasukannya akan mengambil istirahat selama lima hari dan menyerahkan kota Bakhmut kepada pasukan reguler Rusia.
Pasukan Rusia masih menghadapi banyak pekerjaan untuk menguasai daerah-daerah lain yang dikuasai Ukraina di Donetsk. Sejumlah area masih dijaga ketat oleh pasukan Kyiv. Setelah Rusia menguasai Bakhmut, pasukan Rusia kemungkinan akan menyerang kota terdekat, Chasiv Yar, di sebelah barat Bakhmut. Kota Chasiv Yar berlokasi di dataran lebih tinggi dan pasukan Ukraina diyakini telah membentuk benteng-benteng pertahanan.
Paket baru bantuan AS
Terkait perang di Ukraina, saat menghadiri KTT G7 di Hiroshima, Jepang, Presiden AS Joe Biden mengumumkan paket baru bantuan militer ke Ukraina senilai 375 juta dollar AS. Bantuan baru AS ini disampaikannya dalam pertemuan dengan Zelenskyy. Biden mengatakan, AS akan menyuplai amunisi dan kendaraan lapis baja.
Sebelumnya, Biden juga telah menyetujui pelatihan pilot-pilot Ukraina untuk mengoperasikan jet-jet tempur F-16. Pelatihan ini diharapkan, terutama oleh Kyiv, sebagai awalan dari pengiriman transfer jet-jet F-16 ke Ukraina.
Perang Ukraina telah meletus selama 15 bulan. Hingga saat ini, belum ada tanda-tanda berakhir akan berakhir. Belum terlihat pula adanya keinginan pihak-pihak terkait untuk duduk di meja perundingan atau setidaknya melakukan gencatan senjata. Dari Vatikan dilaporkan, Paus Fransiskus telah meminta Kardinal Ukraina Matteo Zuppi untuk menjalankan misi perdamaian dalam upaya mengakhiri perang Ukraina. (AP/AFP/REUTERS)