Wawancara Khusus PM Kishida: Jepang Dukung Penuh Keketuaan RI di G20
PM Jepang Fumio Kishida menekankan pentingnya Indonesia dalam menjalankan peran dan tugas memimpin G20 tahun ini. Jepang mendukung secara maksimal Indonesia demi kesuksesan KTT G20 di Bali.
JAKARTA, KOMPAS – Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, Jumat (29/4/2022), berkunjung ke Indonesia. Dalam kunjungan dua hari ini, ia dijadwalkan bertemu Presiden Joko Widodo. Selain untuk merawat hubungan kedua negara, kunjungan itu juga untuk memperdalam kerja sama di berbagai bidang. Kishida menyebut Indonesia mitra terbaik dalam mewujudkan ”kapitalisme baru” yang sedang digarapnya.
Dalam kunjungannya, Kishida juga ingin menyatakan dukungan penuh Jepang terhadap keketuaan Indonesia di G20. ”Indonesia sebagai Presiden G20 tahun ini, telah menetapkan aspek prioritas pada transformasi ekonomi berbasis digital, transisi energi, dan bidang kesehatan dalam tema 'Recover Together Recover Stronger' di mana saat ini merupakan waktu yang tepat untuk mencapai tujuan dimaksud,” katanya.
Baca juga : Memikirkan Ulang Hubungan Jepang-Indonesia
Kishida juga menekankan posisi Jepang dan Indonesia yang telah menjadi negara sahabat selama lebih dari 60 tahun. Pemerintahan Jepang dari masa ke masa, secara terus-menerus, menitikberatkan hubungan dengan Indonesia. Kedua negara telah membangun hubungan erat di berbagai bidang seperti politik, ekonomi, budaya, dan orang per orang. “Dalam pemerintahan saya pun, kebijakan ini tidak akan tergoyahkan. Kunjungan ini adalah salah satu buktinya,” kata Kishida.
Terkait kunjungannya ke Indonesia, Kompas mendapat kesempatan melakukan wawancara khusus secara tertulis dengan Kishida. Berikut petikan wawancara tersebut:
Tanya: Apa tujuan dan makna kunjungan Bapak Kishida ke Indonesia? Apakah ada program atau kerja sama baru?
Jawab: Jepang dan Indonesia telah menjadi negara sahabat selama lebih dari 60 tahun. Pemerintahan Jepang dari masa ke masa, secara terus-menerus, menitikberatkan hubungan dengan Indonesia, dan kedua negara telah membangun hubungan erat di berbagai bidang seperti politik, ekonomi, budaya, dan people-to-people exchange. Dalam pemerintahan saya pun, kebijakan ini tidak akan tergoyahkan. Kunjungan ini adalah salah satu buktinya.
Kedua negara merupakan negara maritim dan mitra strategis yang sama-sama berbagi nilai dasar dan kepentingan strategis, seperti supremasi hukum dan demokrasi. Dalam beberapa tahun terakhir, kedua negara menghadapi banyak tantangan, seperti situasi di Ukraina, isu Laut China Timur dan Laut China Selatan, serta situasi di Korea Utara dan Myanmar. Namun, untuk menjaga perdamaian dan kemakmuran kawasan, penting untuk menjaga dan memperkuat tatanan internasional yang bebas dan terbuka berdasarkan supremasi hukum.
Baca juga : Indonesia-Jepang Cermati Isu Myanmar dan Laut China Selatan
Dari sudut pandang tersebut, melalui kesempatan kunjungan kali ini, Jepang akan mempercepat kerja sama konkrit kedua negara demi terwujudnya dua visi yang berbagi nilai dan prinsip dasar, yaitu "ASEAN Outlook on the Indo-Pacific" yang diinisiasi oleh Indonesia dan "Free and Open Indo-Pacific" yang diusung oleh Jepang.
Sebagai contoh, Jepang akan memperdalam kerja sama di bidang infrastruktur, energi, digital, kesehatan, pencegahan bencana, pertahanan, keamanan di laut, serta di bidang jaminan keamanan ekonomi, termasuk isu siber. Indonesia yang saat ini sedang mengembangkan kerjasama pada bidang-bidang di atas adalah mitra terbaik dalam mewujudkan “kapitalisme baru” yang sedang saya garap.
Secara khusus, Jepang secara konsisten mendukung penguatan konektivitas melalui ASEAN baik dari segi fasilitas maupun SDM sebagai "Inisiatif Konektivitas Jepang-ASEAN". Dalam kaitannya akan hal ini, kami merasa senang pada keputusan pemberian pinjaman ODA (Bantuan Pembangunan Pemerintah) tambahan untuk perluasan Pelabuhan Patimban yang didukung oleh Jepang. Selain itu, Jepang telah memberikan bantuan dalam mendukung peningkatan kapasitas Asean Coordinating Centre for Humanitarian Assistance (AHA Center) sejak didirikan pada tahun 2011 lalu.
Situasi di Ukraina adalah suatu kejadian serius yang mengguncang fondasi tatanan internasional, termasuk Asia. Di belahan dunia manapun, pelanggaran kedaulatan dan integritas teritorial dengan penggunaan atau ancaman kekerasan, serta juga upaya sepihak untuk mengubah status quo dengan kekerasan tentu tidak dapat diterima. Jepang mengimbau penyelesaian konflik secara damai dilakukan berdasarkan hukum internasional.
Baca juga : Dampak Ekonomi Perang Rusia-Ukraina
Adalah hal yang sangat penting bagi Indonesia yang saat ini sedang memimpin presidensi G20 tahun ini, dan Jepang yang akan memegang keketuaan G7 tahun depan untuk mencapai kesepahaman tersebut di antara negara-negara utama yang bertanggung jawab atas komunitas Internasional, serta menyebarkan pemahaman bersama ini kepada seluruh dunia. Jepang juga berniat menjalin kerja sama dengan Indonesia dalam hal ini.
Tanya: Kami mendengar RI-Jepang tengah menggodok usulan program kerja sama Public Private Track 1.5: Japan Indonesia Co-Creation Partnership for Innovative and Sustainable Economic Society. Bagaimana perkembangan program kerja sama itu?
Jawab : Kedua negara memiliki hubungan ekonomi yang erat. Misalnya, di Indonesia terdapat sekitar 1.800 perusahaan Jepang yang bergerak di berbagai bidang, di mana hal ini menjadikan Jepang sebagai negara mitra dagang dan investasi yang sangat diperlukan bagi Indonesia. Jepang tidak serta-merta puas dengan kondisi seperti itu.
Berdasarkan "Asia Future Investment Initiative" yang diumumkan pada Januari tahun ini, Jepang bermaksud untuk mempromosikan investasi baru yang berorientasi masa depan di bidang-bidang seperti rantai pasokan, konektivitas, inovasi digital, pengembangan sumber daya manusia, dan penghijauan/dekarbonisasi, serta menciptakan masa depan regional bersama dengan negara-negara kawasan.
Baca juga : Indonesia-Jepang Berbagi Masa Depan Bersama
Saya yakin bahwa Dialog Pemerintah-Swasta antara RI-Jepang yang diselenggarakan pertama kalinya pada tanggal 25 April lalu akan menjadi wadah untuk memajukan kerjasama yang berorientasi masa depan melalui penggabungan kekuatan antara sektor pemerintah dan swasta kedua negara.
Pemerintah Jepang mendukung penggunaan peralatan oleh perusahaan Jepang untuk diversifikasi basis produksi di luar negeri, termasuk Asia Tenggara, guna memperkuat rantai pasokan di tengah penyebaran Covid-19 secara global. Perusahaan Jepang memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap Indonesia yang memiliki posisi penting dalam rantai pasokan global, dan Jepang akan terus bekerja sama untuk memperkuat rantai pasokan kedua negara.
Baca juga : Jepang Kejar Investasi Berkualitas dan Berkelanjutan di Indonesia
Selain itu di bidang infrastruktur, ekspor mobil dari Pelabuhan Patimban, yang dibuka tahun lalu, juga telah dimulai dan pada Maret tahun ini, Presiden RI Joko Widodo juga turut hadir. Jepang baru-baru ini memutuskan untuk memberikan pinjaman ODA tambahan untuk perluasan Pelabuhan Patimban dan kami sangat berharap perluasan ekspor Indonesia dapat mengarah pada peningkatan konektivitas kawasan.
Jepang juga akan terus melaksanakan berbagai kerjasama secara luas seperti MRT Jakarta (Mass Rapid Transit Jakarta atau Moda Raya Terpadu Jakarta), pemeliharaan saluran pembuangan air kotor, kerjasama penanggulangan bencana, seperti banjir, dan pembangunan enam pulau-pulau terpencil, seperti Pulau Biak.
Di bidang digital, Jepang akan berkontribusi pada pembenahan lingkungan bisnis dengan mengimplementasikan teknologi digital seperti dukungan pengelolaan sumber daya perikanan melalui data satelit. Dari perspektif peningkatan konektivitas, Jepang juga akan mendorong kerja sama di bidang infrastruktur digital yang aman dan terbuka seperti 5G.
Baca juga : Suga: Jepang Selalu Mementingkan Hubungan dengan Indonesia
Di bidang pengembangan sumber daya manusia, selama tiga tahun terakhir (2018-2020), lebih dari 1.800 peserta magang jangka pendek dan mahasiswa dari Indonesia mengunjungi Jepang, atau mengikuti pelatihan online untuk mempelajari teknologi dan pengetahuan Jepang melalui JICA.
Selain itu, selama empat tahun terakhir, melalui Association for Overseas Technical Scholarship (AOTS), Jepang telah mengirimkan tenaga ahli untuk melatih lebih dari 4.200 guru sekolah tingkat menengah kejuruan di Indonesia. Di tengah kondisi pandemi COVID-19 pun, Jepang menerima calon perawat dan careworker berdasarkan EPA (Economic Partnership Agreement) kedua negara, di mana jumlah orang yang lulus ujian sertifikasi nasional Jepang sejauh ini telah melebihi 1.000 orang.
Jepang akan terus memperkuat hubungan bilateral melalui berbagai upaya berlapis ini pada masa mendatang.
Tanya: Dalam komunikasi lewat sambungan telepon dengan Presiden Joko Widodo, 8 Maret 2022, Bapak Kishida menyinggung soal serangan Rusia ke Ukraina. Mengenai hal itu, apakah ada pesan khusus yang akan disampaikan Bapak Kishida kepada Presiden Joko Widodo, terutama terkait Konferensi Tingkat Tinggi G20 yang direncanakan digelar di Bali?
Jawab : Agresi Russia terhadap Ukraina merupakan pelanggaran hukum internasional nyata yang mengguncang fondasi tatanan internasional, termasuk Asia. Kami menyadari bahwa masyarakat internasional percaya hubungan dengan Russia tidaklah memungkinkan untuk dilanjutkan seperti sebelumnya. Terkait G20, diperlukan respons tepat melalui diskusi dengan para negara anggota, termasuk Indonesia yang merupakan Presiden G20, seraya melihat situasi ke depan secara saksama.
Baca juga : Berbeda dari Mitra Negara-negara Barat, Menkeu Jepang Akan Hadir di G20
Indonesia sebagai Presiden G20 tahun ini telah menetapkan aspek prioritas pada transformasi ekonomi berbasis digital, transisi energi, dan bidang kesehatan dalam tema “Recover Together Recover Stronger” di mana saat ini merupakan waktu yang tepat untuk mencapai tujuan dimaksud. Jepang akan memberikan dukungan semaksimal mungkin bagi Indonesia demi kesuksesan G20 Bali Summit.
Jepang berencana untuk berkontribusi dalam mempromosikan DFFT (Data Free Flow With Trust) secara konkret, yaitu distribusi data terpercaya yang berbasis pada perekonomian digital, penciptaan inovasi dan adaptasi berdasarkan pada kondisi aktual masing-masing negara guna percepatan dekarbonisasi di seluruh dunia, penanggulangan Covid-19 dan pencapaian cakupan keamanan kesehatan global, serta penguatan kerangka kesehatan internasional.
Tanya: Dalam beberapa kesempatan Bapak Kishida menegaskan bahwa Jepang akan terus mendukung penuh inisiatif ASEAN untuk implementasi "Lima Poin Konsensus tentang Myanmar" terkait situasi di Myanmar pascakudeta militer awal tahun lalu. Apakah topik itu akan menjadi bahasan Bapak Kishida dengan Presiden Joko Widodo? Apa bentuk dukungan riil Jepang terhadap inisiatif ASEAN terhadap dinamika di Myanmar selanjutnya?
Jawab: Dalam rangka mendorong “Lima Konsensus ASEAN” guna mencari jalan keluar, koordinasi dengan Indonesia yang memiliki peran besar pada isu ini, tidak dapat terpisahkan. Pada bulan Maret, Utusan Khusus ASEAN telah mengunjungi Myanmar untuk pertama kalinya, di mana Jepang berharap agar dialog yang dilakukan oleh Utusan Khusus dapat mengarah pada penyelesaian masalah.
Baca juga : Penahanan Wartawan Memperumit Hubungan Jepang-Myanmar
Jepang tentu juga bekerja sama dengan Kamboja yang merupakan negara ketua ASEAN saat ini, seraya juga berkomunikasi secara intens dengan Indonesia yang akan menjadi negara ketua ASEAN pada tahun depan, dan berencana untuk memperkuat koordinasi dengan Indonesia di semua tingkat guna menemukan solusi atas isu tersebut.
Selain itu, bantuan kemanusiaan bagi warga Myanmar juga merupakan isu mendesak. Jepang telah memberikan bantuan kemanusiaan sebanyak 39,5 juta dollar AS sejak kudeta bulan Februari tahun lalu, dan pada 1 April, telah memutuskan untuk memberikan dana tambahan sebanyak 8,3 juta dollar AS. Jepang akan terus bekerja sama dengan negara-negara ASEAN termasuk Indonesia, pada bidang dukungan kemanusiaan yang mengarah pada implementasi “Lima Konsensus ASEAN”.