Warga Mesir Semakin Gemari Kopi Indonesia
Pengusaha kopi terkemuka di Mesir, Hassan Haggag, mengungkapkan, pemasaran biji kopi Indonesia di Mesir mencapai di atas 60 persen kopi yang beredar di Mesir.
Pengelola kafe-kafe di Mesir kini merasa kurang lengkap jika belum menyediakan kopi asal Indonesia sebagai salah satu menu sajiannya. Selain harganya lebih murah daripada kopi negara-negara lain, kegemaran warga Mesir pada kopi Indonesia juga tak lepas dari gencarnya promosi dan sosialisasi KBRI Kairo bersama warga Indonesia mengenai kopi Indonesia.
Minggu malam, 18 April 2021. Semakin larut malam, suasana kota Kairo pada bulan Ramadhan ini tampak semakin meriah. Cuaca musim semi yang membawa angin sejuk pada malam hari membuat warga Kairo memilih bersantai-santai di luar rumah, menikmati cuaca sejuk musim semi.
Bahnasawy Coffee, kafe di Distrik Nasr City, Kairo, ikut kecipratan rezeki dari tumplek-nya warga Kairo di luar rumah. Kafe itu salah satu kafe favorit, kerap diserbu warga kota Kairo sebagai tempat nongkrong sambil menikmati sejuknya musim semi pada malam hari.
Warga Kairo kepincut dengan kafe Bahnasawy lantaran kafe ini menyediakan aneka kopi dari mancanegara. Selain minuman kopi, kafe Bahnasawy juga menyediakan bubuk kopi dari sejumlah negara. Ada bubuk kopi dari Indonesia, Vietnam, Kolombia, Brasil, Yaman, dan Turki.
Baca juga: Berkat Kopi Indonesia, Orang Mesir Kini Bisa ”Ngopi” Lima Kali Sehari
Sayangnya, kafe Bahnasawy hanya menyediakan empat meja dengan tiga kursi pada setiap meja. Keruan saja, empat meja yang tersedia selalu penuh setiap malam. Warga yang terlambat datang harus rela tidak kebagian meja dan harus mengantre atau memilih kafe lain.
”Konsep Bahnasawy ini sebenarnya toko kopi, bukan kafe. Kalau ada kafenya, ini hanya untuk pelengkap atau mendukung toko kopi ini. Maka, di sini tersedia hanya empat meja untuk orang-orang yang ingin mencicipi rasa kopi sebelum membeli bubuk kopinya,” ungkap Ali (33), salah seorang pegawai di Bahnasawy Coffee itu.
”Pada bulan Ramadhan ini, biasanya pengunjung ramai nongkrong di sini seusai shalat Tarawih atau sekitar pukul sembilan malam,” ujar Ali lagi.
Ia menuturkan, bubuk kopi asal Indonesia cukup banyak pembelinya karena harganya lebih murah dibandingkan bubuk kopi dari Brasil atau Kolombia. ”Bubuk kopi asal Indonesia di sini disebut kopi dari Timur. Harganya per kilogram adalah 104 pound Mesir (sekitar Rp 94.000). Ini jauh lebih murah dibandingkan bubuk kopi asal Kolombia yang harganya 200 pound Mesir (sekitar Rp 181.000) per kilogram,” ujar Ali.
Karena itu, lanjutnya, warga yang datang ke kafe Bahnasawy lebih banyak memilih membeli bubuk kopi dari Indonesia atau Vietnam.
Baca juga: Memperkuat Relasi lewat ”Kopi”
Adapun minuman kopi yang tersedia di kafe Bahnasawy, kata Ali, merupakan ramuan sendiri yang terdiri atas aneka kopi mancanegara, seperti kopi Indonesia, Brasil, Yaman, dan Kolombia.
”Jadi, kami tidak menyediakan minuman kopi khusus setiap negara asal kopi, seperti minuman kopi Brasil atau minuman kopi Indonesia. Hanya bubuk kopi khusus dari setiap negara penghasil kopi yang tersedia di sini,” katanya.
Kafe Bahnasawy hanya salah satu kafe di Mesir yang menyediakan kopi asal Indonesia. Kini sudah banyak kafe di Mesir yang juga menyediakan kopi Indonesia. Kafe Bahnasawy sendiri memiliki lima cabang di kota Kairo.
Kopi Gayo di Kairo
Kopi Indonesia, tentu saja, juga tersedia di kafe milik mahasiswa Indonesia di kota Kairo. Nabawi Kafe yang terletak di Distrik Darrasah, Kairo, adalah salah satu kafe milik mahasiswa Indonesia yang menyediakan minuman kopi Gayo asal Aceh, selain jenis-jenis minuman lain.
Pelanggan terbesar Nabawi Kafe tak lain mahasiswa Indonesia. Kafe itu dikenal menjadi tempat nongkrong mahasiswa Indonesia di Kairo.
Saat Kompas mengunjungi Nabawi Kafe, Jumat (16/4/2021) malam lalu, suasananya terpantau ramai oleh mahasiswa Indonesia yang nongkrong santai di kafe itu. Mahasiswa Indonesia seperti tak henti-hentinya masuk-keluar kafe Nabawi.
Baca juga: Kedai Kopi Indonesia Diresmikan di Alexandria
Mahasiswa Indonesia yang belajar di Universitas Al-Azhar kini mencapai sekitar 10.000 orang. Keberadaan mereka bisa menjadi pasar konsumen yang potensial bagi sejumlah kafe dan restoran milik mahasiswa Indonesia.
”Untuk minuman kopi, kami di sini hanya menyediakan minuman kopi Gayo Aceh. Setiap hari kami hanya memberi jatah 15 hingga 20 gelas saja kopi Gayo Aceh yang dijual karena keterbatasan pasokan bahan kopi Gayo dari Aceh ke Mesir,” ungkap Asri Andri (25), mahasiswa Al-Azhar asal Aceh yang juga pemilik Nabawi Kafe.
Menurut Andri, kopi Gayo asal Aceh cukup digemari di Kairo. Bahkan, ada warga Arab asal Aljazair yang sangat suka pada kopi Gayo Aceh. ”Jatah 15 hingga 20 gelas untuk kopi Gayo Aceh pasti habis setiap harinya. Pada bulan Ramadhan ini, setiap malam selalu kehabisan kopi Gayo Aceh,” ujar Andri.
Harga kopi Gayo Aceh per gelas sesuai yang tertulis dalam menu kafe Nabawi adalah 10 pound Mesir (sekitar Rp 9.000). Menurut dia, Nabawi Kafe saat ini sedang kehabisan stok kopi Gayo Aceh. Dirinya masih dalam proses menunggu lagi pasokan kopi Gayo baru dari Aceh.
”Kami membeli kopi Gayo di Aceh sana dengan harga Rp 90.000 per kilogram, lalu kami titip ke mahasiswa Al-Azhar yang kebetulan kembali ke Kairo setelah pulang dari Aceh,” ujar Andri lagi.
Promosi-sosialisasi
Dalam upaya meningkatkan ekspor kopi dan sekaligus konsumsi kopi Indonesia di Mesir, KBRI Kairo dan masyarakat Indonesia di negeri itu terus melakukan promosi dan sosialisasi kopi Indonesia. Kini, kopi Indonesia sudah mulai populer dan dikonsumsi secara lebih luas di Mesir.
Pada hari pertama pameran dagang Trade Expo Indonesia-Virtual Exhibition (TEI-VE), 10 November 2020, produk biji kopi berhasil mencetak transaksi senilai 40 juta dollar AS yang dilakukan antara importir Mesir dan eksportir Indonesia.
Baca juga: Indonesia-Mesir Cetak Transaksi Dagang 73 Juta Dollar AS dalam Forum TEI-VE 2020
Pada 22 Agustus 2020, satu kedai kopi Indonesia telah diresmikan di kota Alexandria (sekitar 225 kilometer arah barat laut kota Kairo). Sebagian besar biji kopi yang disajikan kedai kopi Indonesia itu diimpor dari Indonesia.
Sebelumnya, pada 29 Agustus 2019, pabrik pengolahan kopi Indonesia, yang dikenal dengan pabrik pengolahan kopi Ahmed Al Sheikh, diresmikan di Distrik Borg Arab, kota Alexandria. Dengan mesin kopi buatan Turki berkapasitas 600 kilogram per jam, pabrik pengolahan kopi Ahmed Al Sheikh mampu mendongkrak volume pengolahan kopi. Semula, per bulan hanya 120 ton bubuk kopi yang diolah, kini menjadi 180-450 ton bubuk kopi.
Baca juga: Saat Pandemi, Ekspor Pangan Indonesia ke Mesir Masih Positif
Pengusaha kopi terkemuka di Mesir, Hassan Haggag, mengungkapkan, pemasaran biji kopi Indonesia di Mesir mencapai di atas 60 persen kopi yang beredar di Mesir. Menurut Atase Perdagangan KBRI Kairo Irman Adi, di masa pandemi Covid-19, Indonesia mampu tetap bertahan dengan ekspor kopi Indonesia HS 090111 pada Januari-Juni 2020 sebesar 25,04 juta dollar AS (14,701 ton).
”Itu naik sebesar 0,93 persen dibandingkan dengan perolehan ekspor kopi periode yang sama tahun 2019 senilai 24,81 juta dollar AS (13,842 ton) dengan tren peningkatan ekspor kopi Indonesia ke Mesir selama lima tahun terakhir hampir mencapai 12 persen,” tutur Irman.
Pada 8 Mei 2019, KBRI kairo menggelar seminar dan pelatihan kopi bagi pelajar dan mahasiswa Indonesia di Mesir dengan mengangkat tema ”Peran Barista terhadap Kopi Nasional”. Seminar dan pelatihan dilaksanakan selama sehari dengan narasumber Ardani Yusuf Prawira dari Jakarta Coffee House. Ia menekankan dan menyemangati peserta agar dapat memenangkan kopi lokal di kancah internasional.
Ardani mengatakan, Indonesia sebagai pemilik sumber daya kopi yang sangat besar dapat menjadi jembatan antara petani, biji kopi, produsen, eksportir, dan konsumen.
Baca juga: Kekuatan Diaspora dalam Relasi Dagang RI-Mesir
Seminar dan pelatihan yang diselenggarakan selama sehari itu dibuka untuk pelajar dan mahasiswa Indonesia di Mesir melalui mekanisme penyaringan calon peserta dengan menyertakan esai singkat bertema ”Aku, Kopi, dan Menjadi Barista”.
Upaya KBRI Kairo dan masyarakat Indonesia di Mesir sampai saat ini terus berlanjut agar kopi Indonesia semakin populer dan dikonsumsi secara luas di Mesir.
Baca juga: Bangkit di Tahun Ekonomi Kreatif