Langkah diplomasi Indonesia-Mesir semakin maju. Peningkatan kerja sama ekonomi, sosial, dan budaya terus ditingkatkan, termasuk memperkuat jalinan pertemuan antarwarga kedua negara.
Oleh
Musthafa Abd. Rahman, dari Kairo, Mesir
·3 menit baca
Hubungan Indonesia-Mesir sering disebut sangat historis. Mesir adalah salah satu negara yang pertama kali mengakui kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada 22 Maret 1946. Hubungan bilateral Indonesia-Mesir terus menggeliat menjadi sahabat lewat hubungan pribadi yang kuat antara Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser dan Presiden RI Soekarno.
Persahabatan Indonesia-Mesir itu semakin diperkokoh dengan lahirnya Gerakan Nonblok yang dibidani Presiden Soekarno, Presiden Nasser, bersama Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru dan Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito.
Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Nonblok pertama digelar di Bandung pada tahun 1955. Presiden Gamal Abdel Nasser hadir langsung dalam forum di Bandung itu.
Hubungan bilateral Indonesia-Mesir tersebut secara khusus diperkuat lagi oleh kehadiran Universitas Al-Azhar yang menjadi tujuan para pelajar dan mahasiswa Indonesia menimba ilmu agama sejak sebelum kemerdekaan Indonesia hingga saat ini. Kini hampir 10.000 mahasiswa Indonesia sedang menimba ilmu di perguruan tinggi Islam tertua di dunia itu.
Tentu mempertahankan hubungan historis Indonesia-Mesir tersebut merupakan tantangan sendiri. Dalam konteks ini, KBRI Kairo berada di garis depan dalam memikul tanggung jawab mempertahankan sekaligus meningkatkan hubungan historis bilateral Indonesia-Mesir. KBRI Kairo terus melakukan berbagai upaya, dan inovasi yang berkesinambungan untuk meningkatkan hubungan Indonesia-Mesir yang saling menguntungkan kedua negara.
Memperkuat relasi
KBRI Kairo, Rabu (10/3/2021), di kota pantai Alexandria—sekitar 225 km arah barat laut kota Kairo—meresmikan Komunitas Pencinta Indonesia (Kopi) sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan hubungan Indonesia-Mesir.
Kopi sementara ini beranggotakan 30 orang dari kalangan akademisi, budayawan, wartawan, pengusaha, alumni penerima Darmasiswa, beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB), dan siswa Pusat Kebudayaan Indonesia (Puskin) pemenang lomba pidato dan bercerita dalam bahasa Indonesia.
Sehari sebelumnya, Selasa (9/3/2021), KBRI Kairo juga meluncurkan aplikasi promosi ekspor digital (INAMASR). Peluncuran INAMASR merupakan bagian dari upaya meningkatkan hubungan dagang Indonesia-Mesir. Turut hadir dalam acara yang digelar secara daring itu Kementerian Perdagangan dan Kementerian Luar Negeri Indonesia. Turut hadir pula diaspora Indonesia yang tergabung dalam Asosiasi Fasilitator Ekspor Indonesia ke Mesir (Asferim).
Tampaknya Kopi dan INAMASR akan dijadikan ujung tombak oleh KBRI Kairo dalam memperkuat hubungan Indonesia-Mesir saat ini dan masa mendatang.
Tantangan KBRI Kairo selanjutnya adalah bagaimana menyosialisasikan Kopi dan INAMASR secara masif, baik kepada publik di Mesir maupun Indonesia. Semakin populer kehadiran dan peran Kopi dan INAMASR, semakin besar pula peluang bagi peningkatan hubungan Indonesia- Mesir secara signifikan pada saat ini dan masa mendatang.
Dubes Indonesia untuk Mesir Lutfi Rauf, dalam sambutan pada acara peresmian Kopi, mengapresiasi para Indonesianis Mesir dan berharap kedekatan hubungan Indonesia-Mesir diikuti peningkatan kerja sama di sejumlah bidang, seperti ekonomi, perdagangan, dan pariwisata.
Guru Besar Ilmu Filsafat Universitas Banha-Mesir As-Sawy Ahmed berharap Kopi menambah nilai positif dari perjalanan panjang hubungan persahabatan Indonesia-Mesir yang sudah memasuki 74 tahun.
Pada acara peluncuran INAMASR, Dubes Rauf mengatakan, kehadiran aplikasi INAMASR memberikan terobosan inovasi yang dapat memberikan nilai tambah pada upaya pencapaian nilai ekspor produk Indonesia ke Mesir.
Menurut Rauf, promosi digital sudah waktunya dimanfaatkan guna membantu peningkatan penetrasi pasar produk Indonesia ke Mesir, terutama untuk menjembatani bisnis para pelaku usaha, khususnya antara produsen atau eksportir Indonesia dan pembeli atau importir Mesir. Upaya itu diarahkan untuk meningkatkan transaksi dagang, baik produk ekspor maupun jasa Indonesia.
Nilai ekspor Indonesia ke Mesir tahun 2019 sebesar 1,109 miliar dollar AS. Adapun impor Indonesia dari Mesir pada tahun 2019 sebesar 135,4 juta dollar AS. Tantangan ke depan, bagaimana KBRI Kairo dan pelaku usaha dari kedua belah pihak Mesir dan Indonesia bisa meningkatkan neraca perdagangan di kedua negara.