Biden Bentuk Tim Transisi dan Mulai Siapkan Kabinet
Tanpa membuang waktu, presiden terpilih Amerika Serikat, Joe Biden, membentuk tim transisi yang akan membantunya mewujudkan janji kampanyenya. Sejumlah nama digadang masuk kabinetnya.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN & KRIS MADA
·5 menit baca
WASHINGTON, SENIN — Setelah memenangi pemilu presiden AS, Joe Biden bergerak cepat dengan membentuk tim transisi yang akan fokus membantunya sebelum ia secara resmi bertugas di Gedung Putih dalam 73 hari mendatang. Biden juga mulai menyiapkan susunan kabinetnya. Tim transisi itu akan fokus dalam empat bidang kerja, yaitu penanggulangan pandemi Covid-19, pemulihan ekonomi, kesetaraan ras, dan perubahan iklim.
Biden dan wakil presiden terpilih AS, Kamala Harris, juga meluncurkan laman transisi BuilBackBetter.com dan akun Twitter @Transition46. Beberapa isu yang menjadi janji kampanye Biden ialah membawa AS kembali bergabung dalam kesepakatan iklim Paris dan mengeluarkan perintah eksekutif untuk membatalkan kebijakan Presiden Donald Trump terkait larangan perjalanan dari beberapa negara berpenduduk mayoritas Muslim.
Dari rumahnya di Wilmington, Delaware, Minggu (8/11/2020) siang waktu setempat atau Senin dini hari WIB, Biden menunjuk Vivek Murthy dan David Kessler untuk memimpin satuan tugas penanggulangan Covid-19. Murthy pernah menjadi Kepala Korps Kesehatan Militer AS pada era Presiden Barack Obama. Adapun Kessler adalah mantan pemimpin Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS di era George HW Bush. Tambahan anggota satgas itu akan diumumkan pada Senin waktu setempat.
Satgas tersebut merupakan kelompok kerja pertama yang diumumkan Biden untuk mempersiapkan pemerintahannya. Biden bersama Harris dijadwalkan menggelar rapat bersama dengan tim satgas Covid-19 transisi mereka di Wilmington, Delaware, Senin.
Biden mulai bersiap membentuk pemerintahan setelah penghitungan suara pemilu 2020 menunjukkan ia mendapatkan 290 dari 583 suara dewan elektoral. Perolehan itu membuatnya melebihi syarat minimum 270 suara dewan elektoral agar terpilih menjadi presiden.
Biden juga berjanji memilih anggota kabinetnya yang merefleksikan keragaman AS meski ia kemungkinan akan kesulitan mendapatkan figur yang progresif jika Republikan tetap memegang kendali Senat. Dua mantan pejabat intelijen AS, Micahel Moreli dan Avril Haines, disebut-sebut sebagai calon direktur Badan Pusat Intelijen AS (CIA) di bawah pemerintahan Biden.
Sejumlah orang disebut akan menjadi anggota kabinet atau tim pendukung pemerintahan Biden. Mantan Kepala Staf Wakil Presiden AS kala Biden mendampingi Obama, Ron Klain, disebut akan jadi Kepala Staf Kepresidenan pada masa pemerintahan Biden. Calon lain untuk jabatan itu adalah anggota DPR dari Louisiana, Cedric Richmond, dan Wali Kota Los Angeles Eric Garcetti.
Untuk menteri keuangan, calonnya, antara lain, Lael Brainard dan Sarah Bloom Raskin. Brainard menjadi anggota Dewan Gubernur Bank Sentral AS, sedangkan Raskin pernah menjadi wakil menkeu. Senator Demokrat dari Massachusetts, Elizabeth Warren, juga disebut sebagai calon menkeu atau jaksa agung. Namun, penunjukan Warren akan mengurangi jumlah kursi Demokrat di Senat.
Tim ekonomi Biden juga disebut akan diperkuat sejumlah ekonom, seperti Jared Bernstein, Ben Harris, Don Graves, dan Gary Gensler. Bernstein dan Harris sejak lama membantu tim kampanye Biden dan dikenal mendorong kebijakan progresif sehingga kurang disukai kelompok konservatif.
Untuk menteri luar negeri, calonnya antara lain Antony Blinken, Chris Coons, dan Susan Rice. Blinken sudah bergabung dengan Biden sejak pemilu 2008 dan menjadi penasihat keamanan Biden selama jadi Wapres AS. Adapun Rice, yang pernah masuk daftar bakal calon wapres yang akan dipilih Biden di pemilu 2020, lama beraktivitas di bidang diplomasi. Sementara Coons merupakan senator asal Delaware, tempat asal Biden.
Calon untuk menteri pertahanan adalah Michèle Flournoy yang pernah jadi Wakil Menhan AS. Jika terpilih, Flournoy akan jadi perempuan pertama yang menjadi menhan AS. Sementara untuk isu perubahan iklim, Biden disebut akan menyerahkannya kepada John Kerry, Brian Deese, dan Jay Inslee. Kerry pernah jadi menlu, sedang Inslee kini menjabat Gubernur Washington.
Sebuah kelompok tata kelola pemerintahan nonpartisan menyerukan agar pemerintahan Trump bekerja sama dengan tim transisi Biden. Hal ini lazim dilakukan dalam demokrasi AS sejak abad ke-18. ”Sejarah penuh dengan contoh presiden yang membantu presiden berikutnya,” kata Center for Presidential Transition dari Partnership for Public Service.
Penasihat tim pemenangan Biden, Jen Psaki, mendesak tim Presiden AS Donald Trump bekerja sama dengan tim peralihan kekuasaan yang dibentuk Biden. Kerja sama itu akan menekan biaya peralihan dan memungkinkan tim presiden terpilih segera mempersiapkan pekerjaan untuk pemerintahan selanjutnya.
”Kepentingan ekonomi dan keamanan nasional AS bergantung pada petunjuk jelas dan mulus dari pemerintah federal bahwa pemerintahan AS akan menghormati keinginan warga dan terlibat dalam peralihan kekuasaan yang lancar dan damai,” tulisnya di media sosial.
Desakan Psaki disampaikan kepada Kantor Administrasi Umum (GSA) AS. Sampai Senin, GSA menyatakan belum ada langkah terkait peralihan kekuasaan. Tim peralihan lazim dibentuk oleh presiden terpilih untuk berkomunikasi dengan orang-orang di pemerintahan. Komunikasi untuk memastikan semua pekerjaan bisa dialihkan ke pemerintahan selanjutnya.
Trump siap gugat
Sementara itu, Presiden Trump bermain golf di lapangan golf dekat Washington. Ia tetap menolak mengakui kekalahannya dan berencana menggugat hasil penghitungan suara, pekan depan. Pengacara Trump, Rudy Giuilani, mengatakan, pihaknya memiliki ”banyak bukti” kecurangan.
Kepada Fox News, Giuilani mengatakan, tim kampanye Trump akan memasukkan gugatan ”pelanggaran hak sipil, atas penyelenggaraan pemilu yang tidak adil, dan melanggar hukum negara bagian” di Pennsylvania. ”Gugatan pertama adalah Pennsylvania. Selanjutnya adalah Michigan atau Georgia,” kata Giuliani.
Hanya dua senator Republikan, yaitu Mitt Romney dan Lisa Murkowski, yang mengucapkan selamat kepada Biden.
Mantan Presiden AS George W Bush menuturkan, ”Hasil pemilu sudah jelas.” Ia juga mengucapkan selamat kepada presiden dan wakil presiden terpilih AS, Biden-Kamala. Menurut Bush, ”Warga AS bisa percaya diri bahwa pemilu ini adil. Kita harus bersama-sama demi keluarga dan lingkungan kita dan demi bangsa juga masa depannya.”
Biden, yang akan berusia 78 tahun pada tanggal 20 Januari 2021, menjadi presiden AS tertua. Sedangkan Kamala (56) adalah perempuan pertama, perempuan kulit hitam pertama, dan warga keturunan Asia Selatan pertama yang menjadi wakil presiden AS.
Biden juga menjadi presiden AS pertama yang beragama Katolik setelah John F Kennedy. Hari Minggu pagi, ia pergi ke gereja di kampung halamannya di Wilmington, Delaware. Ia juga berziarah ke makam anaknya, Beau Biden, yang meninggal karena kanker otak tahun 2015, dan istri pertama dan anak perempuannya yang meninggal tahun 1972 dalam kecelakaan mobil. (AFP/REUTERS)