Imbauan Presiden, Persiapan Infrastruktur, dan Tantangan Mudik Sehat Aman
Puluhan juta orang diperkirakan akan mudik di Lebaran 2022 setelah dua tahun sebelumnya pemerintah melarang mudik. Perjalanan aman dan sehat kini diuji dalam penyelenggaraan arus mudik dan arus balik Lebaran ini.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO, MAWAR KUSUMA WULAN KUNCORO MANIK, NINA SUSILO
·7 menit baca
Ada rasa haru ketika di hari-hari belakangan ini kita menyaksikan arus pergerakan orang bergerak dari tempat tinggal saat ini atau perantauan ke kampung halaman mereka. Arus mudik ini bukan semata soal aliran kendaraan dari berbagai moda. Turut terbawa dalam kendaraan itu puluhan juta warga yang rindu ingin menumpahkan perasaan hati kepada keluarga dan handai tolan setelah selama dua tahun terakhir mudik dilarang karena pandemi Covid-19 yang mengentak dunia dan negeri ini.
Antisipasi kemacetan parah menjadi perhatian serius tahun ini setelah pada dua kali Lebaran, di tahun 2020 dan 2021, ada larangan mudik. Survei ketiga Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan yang dilakukan 22-31 Maret 2022 menyebutkan, sebanyak 85,5 juta orang diperkirakan akan melakukan perjalanan mudik Lebaran. Dilihat dari pilihan moda, 22,9 juta orang memilih menggunakan mobil pribadi dan 16,9 juta orang memilih sepeda motor.
Berikutnya, bus dipilih 14,1 juta orang, mobil sewa 6,7 juta orang, mobil travel 4,5 juta orang, dan taksi daring 400.000 orang. Transportasi udara dipilih 8,9 juta orang, kereta api 7,6 juta orang, kapal laut 1,4 juta orang, kapal penyeberangan 1 juta orang, kereta perkotaan 600.000 orang, sepeda 400.000 orang, dan angkutan lain 100.000 orang.
Animo tinggi warga untuk mudik di tahun ini, sebagaimana tergambarkan dari hasil survei tersebut, tak pelak menyimpan tantangan tersendiri. Tantangan ini khususnya menyangkut potensi macet parah ketika waktu perjalanan para pemudik mengumpul di durasi waktu tertentu. Euforia setelah dua tahun tidak berlebaran di kampung halaman terasa, apalagi cuti bersama Idul Fitri tahun ini dijadwalkan mulai 29 April sampai 6 Mei 2022.
Presiden Joko Widodo, Senin (18/4/2022), kemudian mengajak masyarakat menghindari puncak arus mudik yang diperkirakan terjadi akhir April 2022.”Karena itu, saya mengajak masyarakat menghindari puncak arus mudik pada 28, 29, dan 30 April,” tutur Presiden sepekan sebelum masa mudik berlangsung, Senin (18/4/2022).
Sebelumnya, Presiden juga sempat memantau kesiapan infrastruktur jalan jelang mudik. Pada Rabu (13/4/2022), Presiden meresmikan Jalan Lingkar Brebes-Tegal di Jembatan Kaligangsa, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Presiden menegaskan jalur pantura atau pantai utara Pulau Jawa merupakan jalur yang sangat penting untuk menunjang kelancaran lalu lintas, terutama mudik Lebaran.
Untuk memastikan perjalanan mudik Lebaran tahun ini lancar, Presiden Jokowi meresmikan Jalan Lingkar Brebes-Tegal yang dilengkapi delapan jembatan. ”Jalan ini akan menjadi salah satu jalur alternatif untuk mudik Lebaran agar perjalanan masyarakat untuk mudik lebih lancar dan lebih cepat sampai di tujuan,” ujar Presiden dalam sambutannya.
Kehadiran jalan lingkar sepanjang 17,4 kilometer tersebut akan melengkapi struktur jaringan jalan nasional di wilayah pantura dan melengkapi jaringan Jalan Tol Trans-Jawa. ”Kita tahu kepadatan lalu lintas Kota Brebes dan Kota Tegal sangat tinggi, sejak dulu lalu lintas sangat padat, terutama menjelang mudik Lebaran dan Tahun Baru serta hari libur lainnya,” tambah Kepala Negara.
Dengan beroperasinya Jalan Lingkar Brebes-Tegal ini, beban lalu lintas di pantura diperkirakan akan berkurang hingga 48 persen. Selain itu, kehadiran jalan lingkar ini juga akan memperlancar konektivitas serta membantu kelancaran arus lalu lintas di wilayah Tegal dan Brebes.
Horor macet ”Brexit”
Kilas balik pengalaman menunjukkan antisipasi kemacetan parah amat relevan. Apalagi, kejadian tertahannya kendaraan dalam jumlah besar pernah terjadi. Patut kembali diingat horor macet ”Brexit”, kata terakhir adalah pelesetan dari Gerbang Tol Brebes Timur, yang sempat mewarnai ruang publik di tahun 2016.
Saat itu, merujuk laporan tim Liputan Lebaran, Kompas (4/7/2016), sempat terjadi kondisi terkuncinya arus di wilayah Brebes dan Tegal, Provinsi Jawa Tengah, selama tiga hari, yakni dari Jumat hingga Minggu (1-3/7/2016). Pada Minggu, kendaraan di jalur pantai utara Tegal bahkan sama sekali tak dapat bergerak selama enam jam, yakni dari pukul 04.00 hingga pukul 10.00. Adapun kendaraan di dalam tol mengantre sangat panjang untuk keluar melalui Gerbang Tol Brebes Timur, Brebes Barat, dan Pejagan.
Sebagai gambaran, hingga Minggu malam kala itu, pukul 20.30, antrean kendaraan menjelang Gerbang Tol Brebes Timur masih sekitar 13 kilometer, yakni dari Kilometer 269 hingga Kilometer 256. Panjang antrean ini berkurang dibandingkan kondisi pada Minggu tengah hari, pukul 12.00, yakni saat kendaraan mengantre hingga 33 kilometer.
Cerita mengenaskan juga mengemuka. Sebut misalnya para pemudik yang ingin membuang air kecil terpaksa menahan berjam-jam. Kemacetan parah juga menjadikan sejumlah kendaraan kehabisan bahan bakar. Dapat kiranya dibayangkan, ongkos perjalanan tentu akan bertambah ketika para pemudik harus membeli makanan dan minuman atau bahan bakar yang dijual eceran oleh warga di tengah kemacetan parah saat itu.
Kemacetan parah ”Brexit” saat arus mudik enam tahun lalu tersebut mesti menjadi pengalaman agar jangan sampai terulang lagi, tak terkecuali pada Lebaran kali ini. Jangan sampai lagi terjadi kemacetan panjang dalam durasi lama. Kemacetan parah seperti ini merepotkan, menyusahkan, bahkan dapat membahayakan para warga yang beperjalanan.
Terkait penanganan arus mudik pada Lebaran tahun 2022, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam diskusi Satu Meja The Forum di Kompas TV, Rabu (27/4/2022) malam, menjelaskan, pemerintah telah menyiapkan berbagai skenario untuk memudahkan dan memperlancar mudik. Jalur penerbangan juga sudah lebih banyak dari sebelumnya.
Armada kapal laut di berbagai pelabuhan ditambah, demikian pula dermaga yang digunakan juga dipersiapkan lebih dari biasanya. Di Pelabuhan Merak, misalnya, truk-truk dialihkan ke Dermaga Bojonegoro dengan dua kapal yang masing-masing bisa mengangkut 100 truk sekaligus. Adapun untuk pemudik, disiapkan dermaga-dermaga lain termasuk dermaga Pelindo dan dermaga swasta. Namun, pemudik tetap harus reservasi sejak sebelum berangkat untuk memudahkan mendapatkan tiket menyeberang.
Bus-bus dan kereta api juga sesungguhnya mulai menambah kapasitas. Namun, diakui beberapa perusahaan otobus masih belum maksimal mengoperasikan armadanya sebab selama pandemi Covid-19, banyak bus tidak beroperasi dan saat ini masih diperbaiki.
Rekayasa lalu lintas
Pengguna kendaraan pribadi yang mendominasi juga mendapat perhatian khusus. Selain disiapkan rekayasa lalu lintas, seperti pemberlakuan satu arah (one way) dan alih arus (contraflow), ganjil genap, serta larangan truk masuk tol, menurut Kepala Bagian Operasional Korps Lalu Lintas Polri Komisaris Besar Eddy Djunaedi, polisi juga menyiapkan pos-pos supaya pengemudi terutama pengendara roda dua bisa beristirahat.
Potensi kerumunan juga, dengan segenap cara mesti dihindari karena hingga saat ini pandemi Covid-19 belum berakhir. Sebagaimana imbauan agar apabila bisa menyesuaikan jadwal libur maka berangkat lebih awal akan sangat baik, perjalanan saat arus balik pun perlu diperhatikan. Wakil Presiden Ma’ruf Amin dalam keterangan kepada wartawan pada 26 April 2022 meminta supaya masyarakat bisa kembali dari kampung halaman dengan juga memperhatikan puncak arus balik.
Kembali dari kampung halaman bisa dilakukan lebih cepat supaya para pemudik tidak berbarengan kembali ke tempat bekerja masing-masing. ”Begitu juga pulangnya, diharapkan (berangsur) seperti itu sehingga lancar,” ujar Wapres Amin sembari mengingatkan protokol kesehatan perlu terus ditaati.
Secara terpisah, Kepala Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Sonny Harry B Harmadi dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9 bertajuk ”Pemudik Pintar, Mudik Lebaran Lancar”, Senin (25/4/2022), menuturkan, dalam konsep penanganan bencana, pencegahan merupakan salah satu hal penting. Hal penting lainnya adalah menyangkut mitigasi dan kesiapsiagaan.
”Pakai masker, jaga jarak, dan cuci tangan itu (adalah bentuk) pencegahan. Dan itu sebetulnya jauh lebih murah daripada strategi yang lain. Pada saat kita tidak bisa menjaga jarak karena pergerakan orang begitu masif, maka pastikan kita memakai masker yang proteksinya tinggi. Ada masker tiga lapis atau, kalau perlu, kita pakai double masker (yakni) masker kain dan masker medis, dan seterusnya,” kata Sonny.
Sonny kembali menekankan arti penting masker dengan tingkat filtrasi tinggi yang sebaiknya dipakai saat kita tidak dapat menjaga jarak tersebut. Masker medis mempunyai tingkat filtrasi lebih tinggi daripada masker kain. ”Hal yang sulit itu, kan, gini. Pakai masker itu keputusan pribadi, individu. Tapi begitu kita bicara tentang jaga jarak, itu keputusan bersama. Jadi, ketika kita tidak bisa menjaga jarak, maka pastikan kita memakai masker dengan filtrasi yang tinggi,” ujar Sonny.
Pakai masker itu keputusan pribadi, individu. Tapi begitu kita bicara tentang jaga jarak, itu keputusan bersama. Jadi, ketika kita tidak bisa menjaga jarak, maka pastikan kita memakai masker dengan filtrasi yang tinggi.
Terkait hal tersebut, pada saat mudik sebaiknya masyarakat menggunakan masker medis. ”Dan, kalau misalnya dirasakan sangat tidak bisa menjaga jarak, di-double dengan masker kain. Jadi, itu bentuk proteksinya,” kata Sonny.
Sonny menuturkan, mitigasi diperlukan untuk menurunkan risiko. Langkah ini dilakukan dengan vaksinasi Covid-19 sehingga orang memiliki ketahanan dalam tubuh yang menurunkan risiko kesakitan. Adapun kesiapsiagaan penting untuk meningkatkan kapasitas dan pengetahuan masyarakat tentang risiko yang ada serta bagaimana melakukan fungsi pencegahan dan memitigasi risiko tadi.
Di tengah masa pandemi, perjalanan aman dan sehat menjadi hal penting dalam penyelenggaraan arus mudik dan arus balik di Lebaran tahun ini. Hari-hari seputar akhir bulan April dan awal Mei ini akan menguji seberapa efektif langkah antisipasi dan upaya pengaturan arus mudik dan arus balik dapat melayani warga melintas dengan lancar, aman, dan sehat dalam berlebaran dan menemui sanak kerabatnya di kampung halaman. Selamat menyambut Lebaran yang telah menjelang.