Khawatir Macet Total di Puncak Mudik, Presiden Instruksikan Rekayasa Lalu Lintas
Sekitar 23 juta mobil dan 17 juta sepeda motor diperkirakan akan digunakan untuk mudik Lebaran tahun ini. Potensi kemacetan total di puncak arus mudik mesti diantisipasi.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·4 menit baca
SUMENEP, KOMPAS — Manajemen lalu lintas melalui pengaturan ganjil genap, satu arah, dan larangan bagi truk melintas di jalan tol ataupun jalan nasional yang dipakai mudik belum menjamin tidak terjadi kemacetan saat puncak arus mudik pada tanggal 28, 29, dan 30 April 2022. Terkait hal tersebut, Presiden Joko Widodo kembali mengajak masyarakat, terutama pengguna kendaraan pribadi, untuk melakukan perjalanan mudik lebih awal.
”Kalau kita lihat di angka-angka, untuk mudik, yang lewat udara saya kira masih ada ruang yang lebih longgar. Kemudian yang lewat kereta api juga masih ada sedikit ruang yang masih longgar, yang bisa dipakai oleh masyarakat. Yang berat memang adalah mudik yang lewat darat,” kata Presiden Joko Widodo saat memberikan keterangan pers di Pasar Bangkal Baru, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Rabu (20/4/2022).
Ada 23 juta mobil dan 17 juta sepeda motor yang diperkirakan akan mudik pada Lebaran tahun 2022. ”Angka-angka ini bukan angka-angka yang kecil, sehingga saya ingatkan, sudah tiga kali kita ratas (rapat terbatas)-kan, untuk manajemen lalu lintas, manajemen traffic-nya betul-betul disiapkan,” kata Presiden Jokowi.
Presiden menuturkan, hal yang ditakutkan adalah pada tanggal 28, 29, dan 30 April 2022 akan terjadi kemacetan total kalau tidak ada rekayasa lalu lintas. Langkah yang sudah disiapkan adalah pengaturan ganjil genap, satu arah (one way), dan untuk sementara truk dikeluarkan (dilarang melintas) dari jalan tol ataupun jalan nasional yang akan dipakai mudik.
”Tetapi (rekayasa lalu lintas) itu belum menjamin. Oleh sebab itu saya mengajak masyarakat untuk mudik, (bagi) yang memakai mobil, lebih awal daripada nanti macet. Lebih awal mudiknya, yang lewat darat dan pakai mobil, karena betul-betul angka 23 juta itu bukan angka kecil. (Angka) 23 juta mobil, 17 juta sepeda motor, bukan angka kecil,” kata Presiden.
Senada, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga mengimbau masyarakat melakukan perjalanan mudik lebih awal untuk menghindari terjadinya kepadatan. ”Kalau bisa lakukan perjalanan mulai 23 April 2022. Hindari tanggal 28-30 April 2022 yang diprediksi menjadi puncak arus mudik, untuk mencegah terjadinya kepadatan. Kalau sudah padat, nanti masyarakat juga yang terkena dampaknya,” kata Budi Karya saat meninjau kesiapan angkutan Lebaran tahun 2022 di Pelabuhan Kalianget, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, Rabu.
Ada 23 juta mobil dan 17 juta sepeda motor yang diperkirakan akan mudik pada Lebaran tahun 2022. Angka-angka ini bukan angka-angka yang kecil, sehingga saya ingatkan, sudah tiga kali kita ratas (rapat terbatas)-kan, untuk manajemen lalu lintas, manajemen traffic-nya betul-betul disiapkan.
Siaran pers Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub menyebutkan, Pelabuhan Kalianget menjadi salah satu pelabuhan di Jawa Timur yang diprediksi mengalami lonjakan jumlah penumpang kapal laut di masa mudik lebaran. Hal ini sebagaimana yang diprediksi juga terjadi di sejumlah pelabuhan di luar Jawa, seperti di Selayar, Sulawesi Selatan; Samarinda, Kalimantan Timur; Banjarmasin, Kalimantan Selatan; Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah; dan Batam, Kepulauan Riau.
Menhub Budi Karya telah meminta operator pelayaran mengantisipasi daerah-daerah yang berpotensi mengalami lonjakan jumlah penumpang signifikan, yakni dengan melakukan rerouting kapal-kapal ke daerah yang penumpangnya padat. Langkah ini diharapkan dapat mencegah terjadinya kelebihan muatan kapal yang dapat membahayakan keselamatan.
”Secara khusus saya menginstruksikan Ditjen Perhubungan Laut untuk mengawal pelayanan transportasi laut dari sejumlah pelabuhan, seperti Kalianget, Jangkar, Probolinggo, dan Surabaya, agar dapat berjalan dengan lancar dan tidak terjadi kelebihan muatan,” kata Budi Karya.
Berdasarkan hasil survei Badan Litbang Perhubungan (Balitbanghub), diprediksi jumlah pemudik yang akan menggunakan angkutan laut pada masa Lebaran tahun 2022 mencapai 1,4 juta orang. Angka prediksi ini jauh meningkat dibandingkan jumlah penumpang pada masa angkutan Lebaran tahun 2020-2021 yang lalu.
Sementara itu, akademisi Unika Soegijapranata yang juga Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia Pusat, Djoko Setijowarno, menuturkan, sudah saatnya memprioritaskan perjalanan mudik yang menggunakan angkutan umum.
Prioritas tersebut dapat diwujudkan dengan pengawalan atau pendampingan khusus oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, atau dinas perhubungan terhadap rombongan bus umum yang mengangkut pemudik mulai dari terminal keberangkatan hingga terminal tujuan.
”(Dengan adanya pengawalan atau pendampingan khusus) Perjalanan akan lebih terjamin lebih cepat tiba di tujuan ketimbang menggunakan kendaraan pribadi, sehingga transportasi umum dapat menjadi pilihan utama,” kata Djoko.