Puluhan Siswa dan Guru Sekolah Asrama di Sleman Positif Covid-19
Puluhan siswa dan guru sekolah swasta dengan sistem asrama di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, terkonfirmasi positif Covid-19. Kegiatan pembelajaran tatap muka di sekolah itu pun dihentikan sementara.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·4 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — Puluhan siswa dan guru sekolah swasta dengan sistem asrama di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, terkonfirmasi positif Covid-19. Setelah merebaknya penularan itu, kegiatan pembelajaran tatap muka di sekolah tersebut dihentikan sementara. Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman pun mengevaluasi kegiatan pembelajaran tatap muka di kabupaten itu.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman Ery Widaryana, Selasa (1/2/2022), mengatakan, total ada 43 kasus Covid-19 yang ditemukan di sekolah dengan sistem asrama tersebut. Mereka yang positif Covid-19 itu terdiri dari 30 siswa jenjang SMP, 7 siswa SMA, dan 6 guru. “Gurunya yang positif Covid-19 itu ustaz yang menjadi pendamping di boarding (asrama),” katanya saat dihubungi.
Ery menjelaskan, kasus penularan Covid-19 itu berawal dari satu siswa SMP yang dinyatakan positif Covid-19 pada akhir Januari 2022. Siswa tersebut sehari-hari tinggal di asrama sekolah, tetapi terkadang pulang ke rumah orangtuanya. “Menurut informasi dari kepala sekolah, awalnya anak itu merasa tidak enak badan, terus tes PCR (reaksi rantai polimerase) dan ternyata positif,” ujarnya.
Kalau siswa SMP itu sudah semuanya dites, baik yang boarding maupun reguler. ( Ery Widaryana)
Setelah adanya satu siswa yang positif Covid-19 itu, siswa lain dan guru sekolah tersebut pun menjalani tes. Para siswa yang menjalani tes itu tidak hanya siswa yang tinggal di asrama, tetapi juga siswa reguler yang tak tinggal di asrama. Hal ini karena siswa sekolah tersebut tidak semuanya tinggal di asrama, tetapi ada juga siswa kelas reguler yang tinggal di rumah masing-masing.
Dari tes tersebut, lalu diketahui adanya sejumlah siswa SMP dan SMA serta guru yang terkonfirmasi positif Covid-19. “Yang kena (positif Covid-19) itu siswa boarding semua. Yang reguler aman,” tutur Ery.
Ery menambahkan, saat ini, masih ada sekitar 90 orang siswa SMA sekolah itu yang hasil tesnya belum keluar. Oleh karena itu, jumlah kasus positif Covid-19 di sekolah tersebut masih mungkin bertambah. “Kalau siswa SMP itu sudah semuanya dites, baik yang boarding maupun reguler,” ujarnya.
Dikatakan, para siswa dan guru yang dinyatakan positif Covid-19 itu awalnya menjalani isolasi di gedung asrama milik sekolah. Namun, pada Senin (31/1/2022) malam, mereka dipindahkan ke fasilitas isolasi terpusat di Asrama Haji Yogyakarta yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Sleman.
Pemindahan dilakukan karena di asrama sekolah itu juga ada siswa yang tak terinfeksi Covid-19. “Awalnya memang diisolasi di asrama. Tapi di sana kan ada anak-anak yang tidak terpapar. Nah itu kan dikhawatirkan menyebar. Akhirnya tadi malam anak-anak dipindahkan di isolasi terpusat di Asrama Haji,” tutur Ery.
Setelah munculnya penularan Covid-19 itu, Ery menyebut, kegiatan pembelajaran tatap muka di sekolah tersebut dihentikan sementara selama 14 hari sejak Jumat (28/1/2022). Pembelajaran tatap muka yang dihentikan itu tidak hanya untuk siswa yang tinggal di asrama, tetapi juga untuk siswa reguler.
“Sudah kami instruksikan untuk ditutup semua jenjang karena sekolah itu kan satu kompleks, baik TK, SD, SMP, SMA, baik reguler maupun boarding,” ungkap Ery.
Evaluasi
Ery menambahkan, Dinas Pendidikan Sleman juga telah mengevaluasi kegiatan pembelajaran tatap muka di daerah tersebut. Dia menyebut, berdasarkan hasil evaluasi dengan para pengawas sekolah, pembelajaran tatap muka di sekolah-sekolah di Sleman dinilai sudah menerapkan protokol kesehatan dengan baik.
Oleh karena itu, menurut Ery, sekolah yang tidak ada kasus positif Covid-19 tetap bisa menggelar pembelajaran tatap muka. “Tapi kami mengimbau ke sekolah-sekolah, seandainya ada anak yang baru tidak enak badan, enggak usah berangkat ke sekolah. Atau mungkin siswa yang keluarganya baru sakit, dimohon untuk tidak berangkat dulu untuk antisipasi,” katanya.
Dalam kesempatan sebelumnya, Sekretaris Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji mengimbau pihak sekolah untuk mengevaluasi kegiatan pembelajaran tatap muka yang telah berlangsung. Hal ini karena selama beberapa hari terakhir telah terjadi kenaikan kasus Covid-19 di DIY.
“Sebetulnya dari sisi kenyamanan, anak-anak mulai terbiasa untuk pembelajaran tatap muka lagi. Hanya dengan kenaikan kasus Covid-19 selama dua tiga hari ini, maka kita minta dilakukan evaluasi,” ujar Kadarmanta.
Menurut Kadarmanta, jika kondisi sekolah tidak memungkinkan, pihak sekolah tidak perlu memaksakan diri menggelar pembelajaran tatap muka dengan kapasitas 100 persen. Oleh karena itu, pihak sekolah dimungkinkan menyelenggarakan pembelajaran tatap muka dengan kapasitas 50 persen atau 70 persen agar protokol kesehatan bisa diterapkan dengan baik.
Selama beberapa hari terakhir, kasus harian Covid-19 di DIY memang mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Pada periode 1-24 Januari 2022, kasus baru Covid-19 di DIY tidak pernah melebihi 12 kasus dalam sehari. Namun, pada Selasa (25/1/2022), jumlah kasus harian meningkat menjadi 26 kasus. Bahkan, pada Jumat (28/1/2022), jumlah kasus baru Covid-19 di DIY naik menjadi 69 kasus dalam sehari.