Dua Siswa SMAN 8 Yogyakarta Positif Covid-19, PTM Dua Kelas Dihentikan
Kasus Covid-19 di SMAN 8 Yogyakarta berawal dari satu orang siswa yang tidak masuk sekolah selama beberapa hari. Ternyata siswa itu terinfeksi Covid-19.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Di tengah pembelajaran tatap muka yang telah dimulai kembali, dua siswa SMA Negeri 8 Yogyakarta dinyatakan positif Covid-19. Untuk mencegah penularan, PTM di dua kelas sekolah tersebut dihentikan sementara. Pemerintah Daerah DI Yogyakarta juga akan mengevaluasi pelaksanaan PTM untuk mencegah munculnya penularan Covid-19.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Dikpora) DIY Didik Wardaya, Rabu (26/1/2022), mengatakan, kasus Covid-19 di SMAN 8 Yogyakarta berawal dari satu orang siswa yang tidak masuk sekolah selama beberapa hari. Dia menyebut, siswa kelas XII itu tidak masuk sekolah sejak Selasa (18/1) karena merasa kurang sehat. ”Anak yang tidak masuk ini ternyata positif Covid-19,” katanya.
Didik menambahkan, setelah adanya seorang siswa yang dinyatakan positif Covid-19, petugas kemudian melakukan tes antigen terhadap para siswa dan guru SMAN 8 Yogyakarta. Berdasarkan hasil tes antigen itu, ditemukan adanya satu orang siswa kelas X SMAN 8 Yogyakarta yang juga dinyatakan positif Covid-19.
Oleh karena itu, terdapat dua siswa di SMAN 8 Yogyakarta yang terkonfirmasi positif Covid-19. Menurut Didik, kedua siswa itu dalam kondisi baik dan hanya melakukan isolasi mandiri. ”Mereka isolasi di rumah,” ujarnya.
Didik memaparkan, untuk mencegah adanya penularan, PTM di dua kelas SMAN 8 Yogyakarta dihentikan sementara selama lima hari. Dua kelas yang PTM-nya dihentikan sementara itu adalah kelas tempat belajar dua siswa yang terkonfirmasi positif Covid-19. Sementara itu, kelas-kelas lain di SMAN 8 Yogyakarta tetap menggelar PTM seperti biasa.
Setelah adanya temuan kasus Covid-19 di SMAN 8 Yogyakarta itu, Didik menuturkan, Dinas Dikpora DIY akan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan PTM di provinsi tersebut. Apalagi, sejak beberapa waktu lalu, SMA/SMK di DIY telah melaksanakan PTM dengan kapasitas 100 persen.
”Tentunya kita akan evaluasi untuk melihat perkembangan lebih lanjut kasus Covid-19, termasuk perkembangan varian Omicron,” ujar Didik.
Didik mengatakan, saat ini, sejumlah SMA/SMK di DIY masih menerapkan PTM dengan kapasitas 100 persen. Namun, penerapan PTM 100 persen itu harus diikuti penerapan protokol kesehatan secara ketat oleh siswa, guru, dan warga sekolah lain. Penerapan protokol kesehatan itu sangat penting untuk mencegah penularan Covid-19.
Kewaspadaan
Sekretaris Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji meminta pihak sekolah, Dinas Dikpora DIY, dan pemerintah kabupaten/kota segera mengevaluasi pelaksanaan PTM setelah munculnya kasus positif Covid-19 di SMAN 8 Yogyakarta. Dia menyebut, apabila kondisi mengharuskan, pelaksanaan PTM dengan kapasitas 100 persen bisa diubah menjadi kapasitas 50 persen atau 70 persen.
”Kalau perlu, jangan PTM full dulu, bisa 50 persen atau 70 persen dulu, baik dari sisi waktunya maupun jumlah siswanya,” ucap Kadarmanta.
Kadarmanta menambahkan, saat ini kewaspadaan masyarakat di DIY untuk mengantisipasi penularan Covid-19 harus ditingkatkan. Sebab, pada Selasa (25/1) jumlah kasus Covid-19 di DIY naik menjadi 26 kasus dalam sehari. Padahal, selama beberapa hari sebelumnya, jumlah kasus Covid-19 di provinsi itu selalu kurang dari 15 kasus dalam sehari.
Selain itu, di DIY juga telah ditemukan empat orang dengan status probable Omicron atau diduga terinfeksi Covid-19 varian Omicron. Temuan kasus probable Omicron itu diketahui berdasar tes reaksi berantai polimerase (PCR) S-gene target failure (SGTF) yang dilakukan oleh Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta.
”Ini (temuan kasus probable Omicron) termasuk bagian yang menjadi perhatian kita untuk lebih hati-hati. Kalau betul itu Omicron, kan, penularannya lebih cepat. Makanya, untuk pendidikan tatap muka, anak-anak harus lebih tertib lagi,” tutur Kadarmanta.