Warga Diduga Omicron di DIY Bertambah 12 Orang, Kasus Harian Meningkat
Jumlah warga di DIY yang berstatus diduga terinfeksi Covid-19 varian Omicron bertambah 12 orang. Warga diingatkan kembali mendisiplinkan diri menerapkan protokol kesehatan ketat. PTM 100 persen juga mesti dievaluasi.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Jumlah warga di Daerah Istimewa Yogyakarta yang berstatus probable Omicron atau diduga terinfeksi Covid-19 varian Omicron bertambah 12 orang. Dengan penambahan itu, total jumlah kasus probable Omicron di DIY menjadi 16 orang. Selain itu, jumlah kasus harian Covid-19 di DIY juga mulai meningkat.
”Benar ada penambahan kasus probable Omicron. Jumlahnya 12 orang,” kata Kepala Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta Irene saat dihubungi, Kamis (27/1/2022), di Yogyakarta.
Irene menjelaskan, tambahan 12 kasus diduga Omicron itu diperoleh berdasar tes reaksi rantai polimerase (PCR) S-gene target failure (SGTF) yang dilakukan BBTKLPP Yogyakarta. Dia menyebutkan, hasil pemeriksaan terhadap 12 kasus terduga Omicron itu keluar pada Rabu (26/1).
Sebelumnya, pada Senin (24/1), BBTKLPP Yogyakarta juga menemukan empat kasus diduga Omicron melalui tes PCR STGF. ”Tes PCR SGTF dilakukan dengan mesin PCR biasa, tetapi menggunakan reagen SGTF yang memang khusus untuk mendeteksi Omicron,” kata Irene.
Irene menambahkan, hasil pemeriksaan PCR STGF itu masih harus ditindaklanjuti dengan pemeriksaan whole genome sequencing (WGS). Pemeriksaan WGS harus dilakukan untuk memastikan apakah orang-orang yang berstatus diduga Omicron itu positif terinfeksi Covid-19 varian Omicron atau tidak.
Menurut Irene, pemeriksaan WGS membutuhkan waktu sekitar satu minggu. Namun, dia menyebutkan, untuk melakukan pemeriksaan WGS, harus terkumpul minimal 48 sampel. Hal ini karena pemeriksaan WGS membutuhkan biaya mahal sehingga harus dilakukan dengan jumlah sampel yang banyak sekaligus.
”Kami lagi ngumpulin sampel dulu. Nanti kalau sampelnya sudah terkumpul, kami lakukan segera. Bagusnya ada 96 sampel. Tapi, kalau sudah ada 48 sampel, saya berani running (mulai pemeriksaan),” kata Irene.
Selain penambahan jumlah kasus diduga Omicron, DIY juga mulai mengalami peningkatan kasus harian Covid-19. Berdasarkan data Dinas Kesehatan DIY, pada Rabu (26/1), tercatat ada 23 kasus baru Covid-19 di provinsi tersebut. Sementara itu, pada Selasa (25/1), jumlah kasus harian Covid-19 di DIY sebanyak 26 kasus. Padahal, beberapa hari sebelumnya, jumlah kasus baru Covid-19 di DIY tidak pernah melebihi 15 kasus dalam sehari.
Sekretaris Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, peningkatan kasus harian Covid-19 selama beberapa hari terakhir itu harus diwaspadai. Oleh karena itu, masyarakat diminta kembali mendisiplinkan diri dalam menerapkan protokol kesehatan secara ketat untuk menghindari penularan Covid-19.
Kadarmanta menyebutkan, pengalaman kenaikan kasus Covid-19 di DIY saat merebaknya varian Delta harus menjadi pembelajaran berharga bagi semua pihak. ”Makanya, kita harus semakin hati-hati. Kita, kan, punya pengalaman dari puluhan kasus sehari menjadi ratusan dan ribuan kasus sehari hanya dalam waktu satu-dua minggu,” ucapnya.
Secara khusus, Kadarmanta juga meminta pengelola sekolah untuk mengevaluasi kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) yang telah berlangsung. Apalagi, selama beberapa hari terakhir mulai muncul penularan Covid-19 di kalangan pelajar yang mengikuti PTM.
”Sebetulnya dari sisi kenyamanan, anak-anak mulai terbiasa untuk pembelajaran tatap muka lagi. Hanya saja, dengan kenaikan kasus Covid-19 selama dua-tiga hari ini, kami minta evaluasi,” ujar Kadarmanta.
Menurut Kadarmanta, jika kondisi sekolah tidak memungkinkan penerapan protokol kesehatan secara ketat, pihak sekolah tidak perlu memaksakan diri menggelar PTM dengan kapasitas 100 persen. Pihak sekolah dimungkinkan menyelenggarakan PTM dengan kapasitas 50 persen atau 70 persen agar protokol kesehatan bisa diterapkan dengan baik.