Persaingan Lokapasar Kian Sengit, Blibli Bangun Gudang Terbesar
Platform lokapasar dituntut semakin kreatif dalam menarik calon pembeli potensial. Persaingan ketat dan proyeksi pertumbuhan antar-lokapasar menjadi alasannya.
Oleh
WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS – PT Global Digital Niaga Tbk atau Blibli membangun gudang penyimpanan seluas 10 hektar yang disebut sebagai gudang terbesarnya. Gudang baru ini diharapkan dapat mengatasi tantangan utama lokapasar, yaitu logistik. Pada saat yang sama, persaingan antarplatform lokapasar semakin sengit.
Gudang baru itu mulai dibangun pada Kamis (11/5/2023) di kawasan industri Marunda, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Kawasan itu dipilih karena dekat dengan akses ke beberapa pusat logistik, seperti Pelabuhan Marunda, Pelabuhan Tanjung Priok, hingga Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Menurut rencana, gudang seluas 100.000 meter persegi atau 10 hektar itu dibangun dalam dua fase. Fase pertama diproyeksikan selesai pada tahun 2024 dan akan beroperasi untuk membantu penampungan logistik 16 gudang lainnya.
Chief Executive Officer dan Co-Founder Blibli Kusumo Martanto mengatakan, pembangunan gudang ini merupakan langkah awal Blibli untuk terus berkembang menjadi salah satu lokapasar terbesar di Indonesia. Blibli berupaya mendorong pertumbuhan ekosistem perdagangan Indonesia melalui dukungan sektor logistik dan rantai pasok yang kuat.
”Tantangan terbesar adalah distribusi logistik karena Indonesia memiliki pulau yang sangat banyak. Jadi, bisa dibayangkan platform e-commerce (e-dagang) dalam memberikan layanan yang cepat dan konsisten di seluruh Indonesia,” ujar Kusumo.
Dengan lokasi yang luas, gudang baru Blibli dapat menampung hingga 20 juta barang yang dapat memenuhi 40-50 persen kebutuhan pelanggan. Sebagian besar pemasok (bulk supplier) berasal dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) yang akan mengirimkan produknya ke Gudang Marunda sebelum didistribusikan ke seluruh gudang Blibli.
Persaingan antar-platform lokapasar kian sengit seiring berjalannya waktu. Apalagi saat ini pandemi Covid-19 mulai mereda dan masyarakat mulai aktif kembali berbelanja langsung.
Chief Operating Officer dan Co-Founder Blibli Lisa Widodo menjelaskan, pembangunan gudang dilatarbelakangi volume pesanan dan persiapan ke depan. Kapasitas dari gudang juga menyesuaikan kebutuhan sehingga kompleksitasnya berbeda. Sebagai contoh, alasan pembangunan gudang seluas 1 hektare tentu berbeda dengan gudang seluas 10 hektar.
Saat ditanya mengenai prospek lokapasar ke depan, Lisa enggan menjawab secara spesifik. ”Prospek nanya ke diri masing-masing. Kalau belanja semakin kencang, maka prospeknya akan bagus,” katanya.
Meskipun demikian, jumlah pesanan di lokapasar diakui Lisa cukup fluktuatif karena bersifat musiman. Ada periode-periode tertentu yang menjadi puncak jumlah pesanan, misalnya, waktu tanggal dan bulan menunjukkan angka yang sama.
Tantangan yang sama juga disampaikan Head of Corporate Affairs Tokopedia Ekhel Chandra Wijaya. Secara spesifik, Chandra menjelaskan bahwa tantangan logistik berkaitan dengan biaya pengiriman dapat ditangani dengan pemanfaatan teknologi.
Hingga saat ini, jaringan gudang pintar Tokopedia telah tersedia di Jakarta, Bandung, Medan, Palembang dan Surabaya. Gudang terbesar terletak di daerah Osowilangun, Surabaya seluas 15.000 meter persegi. Jaringan gudang pintar ini, lanjut Chandra, akan terus bertambah di kota lainnya.
”Tokopedia terus mengutamakan strategi pemasaran yang lebih optimal, efisien, dan relevan. Kami terus beradaptasi untuk menjawab berbagai kebutuhan pengguna yang terus berubah seiring berjalannya waktu,” kata Chandra.
Merujuk laporan riset Google dan Temasek, dalam e-Conomy SEA 2022, sektor digital berupa lokapasar, transportasi daring, hingga pengiriman makanan diprediksi akan terus tumbuh dan menjadi platform utama masyarakat. Sebesar 80 persen konsumen daring Indonesia diperkirakan meningkat atau setidaknya mempertahankan layanan digital pada 2023.
Menurut Ketua Bidang Konten dan Komunikasi Internal Indonesian E-Commerce Association (idEA) Vriana Indriasari, persaingan antar-platform lokapasar kian sengit seiring berjalannya waktu. Apalagi saat ini pandemi Covid-19 mulai mereda dan masyarakat mulai aktif kembali berbelanja langsung.
”Karena itu, platform lokapasar ini dituntut untuk kreatif dan menghasilkan ide-ide baru dalam menarik minat konsumen. Sebab, pola pembeli mereka saling beririsan,” katanya.
Lokapasar kini juga telah menjalankan strategi online to offline (O2O) untuk menarik calon pembeli potensialnya belanja di toko fisik. Hal ini menjadi siasat lokapasar untuk menjaring pembeli potensial.
Executive VP Trade Partnership (Gadget & Electronics Area) Blibli Wisnu Iskandar menyebutkan, Blibli kini memperluas pasar dengan membuka toko fisik. Kendati begitu, proporsi layanan daring masih lebih besar ketimbang toko fisik.
”Ke depan saya masih belum bisa menjawab (apakah akan menambah toko fisik). Yang pasti, baik daring maupun toko fisik perlu berkembang dua-duanya. Secara spesifik untuk toko fisik, kini Blibli ada 129 toko fisik yang tengah beroperasi,” ungkapnya.
Pembeli potensial di Indonesia, kata Wisnu, mayoritas masih berbelanja secara langsung ke toko. Sebab, kekhawatiran masyarakat terhadap produk yang dibeli secara daring masih tinggi. Hal ini dianggap Blibli sebagai peluang pasar yang tergolong cukup besar.