Nilai transaksi Harbolnas terus meningkat, begitu pula dengan transaksi produk lokal. ”Event” ini cukup menjanjikan untuk mendongkrak popularitas dan penjualan produk-produk lokal.
Oleh
Debora Laksmi Indraswari
·5 menit baca
Harbolnas semakin meriah dengan meningkatnya antusiasme masyarakat dan bertambahnya peserta. Nilai transaksi saat Hari Belanja Online Nasional ini pun ikut tumbuh dari tahun ke tahun. Selain mendorong perekonomian, meriahnya Harbolnas itu diharapkan dapat semakin mendongkrak penjualan produk lokal serta popularitas usaha mikro, kecil, dan menengah.
Bagi sebagian orang, berbelanja di akhir tahun sudah menjadi aktivitas rutin yang sering dilakukan. Meskipun sama-sama berbelanja, kegiatan ini terasa berbeda ketika dilakukan jelang tutup tahun. Selain lebih semarak, ada kepuasan tersendiri dari sisi konsumen karena biasanya banyak ditawarkan program menarik. Misalnya, promo barang murah, diskon, bonus pembelian, serta insentif bagi pembeli sehingga mudah memiliki sejumlah produk yang ingin dibeli. Hal inilah yang membuat momen belanja pada akhir tahun banyak dinantikan banyak orang.
Bahkan, pada masa krisis seperti ketika puncak pandemi pun, momen tersebut masih menjadi aktivitas yang dinantikan sebagian orang. Oleh karena itu, tak heran jika saat ini ketika kondisi perekonomian mulai pulih, Harbolnas semakin ditunggu-tunggu. Bayang-bayang krisis ekonomi seperti resesi di tahun depan tampaknya tidak juga menghentikan semangat masyarakat untuk berbelanja.
Harbolnas yang puncak pelaksanaannya pada 12 Desember memang menjadi salah satu peluang belanja daring terfavorit. Data survei InMobi menyebutkan, dalam setengah tahun terakhir, ada dua event berbelanja yang paling dinantikan. Pertama, event ”9.9” pada 9 September dan yang kedua ”12.12” pada 12 Desember yang menjadi agenda Harbolnas di Indonesia. Setidaknya ada 51 persen responden yang menunggu berbelanja pada ”9.9” dan ada 47 persen responden yang berniat belanja pada ”12.12”.
Tahun ini merupakan Harbolnas ke-11 sejak pertama kali diselenggarakan pada 2012. Saat itu, hanya ada lima perusahaan yang berpartisipasi. Acara itu juga diselenggarakan hanya satu hari, yakni pada 12 Desember. Awalnya, Harbolnas bertujuan untuk mendorong dan menyosialisasikan kemudahan berbelanja daring kepada masyarakat Indonesia.
Seiring dengan penetrasi internet yang meluas dan pengguna internet yang meningkat, Harbolnas semakin meriah. Pada Harbolnas 2022, tercatat sebanyak 108 peserta e-commerce sudah mendaftar untuk berpartisipasi. Harbolnas juga diselenggarakan selama tiga hari, mulai 10-12 Desember 2022.
Masyarakat pun sangat antusias pada event Harbolnas tahun ini. Hasil survei Populix pada Oktober 2022 menyebutkan sebanyak 84 persen dari 1.274 responden akan berbelanja saat Harbolnas. Dari survei yang sama disebutkan hampir semua lapisan masyarakat dari berbagai kalangan, generasi, dan kondisi sosial-ekonomi sudah bersiap menyambut event belanja nasional itu.
Tingginya antusiasme masyarakat untuk berbelanja saat Harbolnas memang salah satunya didorong oleh banyaknya tawaran promo, diskon, hingga bonus yang diberikan penjual. Apalagi, promo dan diskon itu memang sengaja diberikan secara khusus pada event Harbolnas saja demi menggaet para pembeli.
IdeA sebagai penyelenggara Harbolnas memberikan ketentuan bahwa setiap peserta Harbolnas harus memberikan promo dasar sebesar 30 persen. Tidak hanya itu saja, penyelenggara juga akan memberikan tambahan subsidi diskon. Selain itu, juga masih banyak promo lain yang diberikan oleh penjual sesuai dengan ketentuan masing-masing.
Di antara beragam promo yang diberikan, potongan harga (diskon) merupakan tawaran yang paling diminati. Survei Populix menyebutkan 31 persen responden menantikan diskon barang-barang yang diinginkan saat Harbolnas. Selain itu, ada 22 persen responden lainnya juga menyukai flash sale atau diskon yang hanya berikan pada periode waktu tertentu. Saat flash sale ini harga barang yang dijual bisa turun jauh dari harga aslinya. Hal lainnya yang turut membuat Halbolnas itu kian menarik adalah dukungan promo cashback untuk sejumlah produk dan juga biaya pengiriman barang secara gratis.
Beragam tawaran menarik tersebut membuat calon konsumen mengumpulkan berbagai informasi terkait Harbolnas. Ada yang dari media sosial dan dari kompilasi berbagai sumber informasi lainnya. Tujuannya, untuk mengumpulkan promo-promo menarik sehinggga memiliki gambaran dalam memilih produk-produk yang diinginkan.
Dari survei Populix disebutkan sebanyak 64 persen responden mencari dan mendapatkan informasi tentang Harbolnas dari Instagram. Selain itu, ada yang dari Youtube Ads sebesar 49 persen dan dari Tiktok 39 persen.
Dari berbagai produk yang ditawarkan, setidaknya ada lima produk yang bakal laris manis diincar masyarakat saat Harbolnas. Dari hasil survei menunjukkan pakaian menjadi produk paling diburu oleh sekitar 66 persen responden. Di urutan kedua ada produk kecantikan dan perawatan tubuh yang diincar oleh 51 persen responden. Selanjutnya, secara berturut-turun produk lainnya yang akan diburu adalah barang elektronik-gadget (43 persen), makanan dan minuman (36 persen), serta barang hobi (35 persen).
Produk lokal
Besarnya antusias berbelanja dari tahun ke tahun turut mendorong pertumbuhan nilai transaksi saat Harbolnas. Data Kementerian Perdagangan menunjukkan adanya peningkatan nilai transaksi Harbolnas selama kurun 2018-2021.
Pada 2018, transaksi yang terkumpul mencapai Rp 6,8 triliun. Pada tahun berikutnya, nilainya meningkat 33,8 persen atau bertambah menjadi Rp 9,1 triliun. Tahun 2020, saat pertama kali pandemi melanda, nilai penjualan saat Harbolnas tetap tumbuh 27,5 persen dari tahun 2019. Total transaksi yang terbukukan mencapai Rp 11,6 triliun. Untuk tahun ini, nilai transaksi yang berlangsung saat Harbolnas ditargetkan mencapai Rp 27 triliun atau naik 50 persen dari nilai transaksi tahun lalu yang sebesar Rp 18,1 trilun.
Keuntungan dari nilai transaksi saat Harbolnas tersebut terdistribusi secara beragam. Tidak hanya dinikmati oleh perusahaan-perusahaan besar saja, tetapi juga UMKM yang menjual produk-produk lokal turut menikmati keuntungan itu.
Pada 2018, omzet usaha-usaha kecil-menengah yang memasarkan produk-produk lokal mencapai Rp 3,1 triliun. Nominal ini meningkat lagi menjadi Rp 4,1 triliun pada 2019. Pada 2020, nilai transaksinya terus tumbuh sekitar 36 persen menjadi Rp 5,6 triliun. Permintaan produk-produk dari UMKM tersebut terus naik bertambah besar dari periode sebelumnya. Bahkan, pada 2021 melonjak hingga lebih dari 51 persen menjadi sekitar Rp 8,5 triliun.
Tahun ini, secara khusus penyelenggaraan Harbolnas didukung oleh Kementerian Perdagangan yang berupaya mengangkat UMKM agar semakin dikenal dan diminati masyarakat. Dengan tema ”Produk Lokal Meraja, Indonesia Jaya”, Harbolnas diharapkan dapat mendongkrak konsumsi produk-produk lokal yang dihasilkan UMKM. Selain itu, tahun ini menjadi Harbolnas pertama di mana UMKM yang berjualan di platform-platoform daring dapat ikut berpartisipasi.
Sejauh ini, event Harbolnas turut berkontribusi terhadap permintaan produk-produk lokal yang ditawarkan. Hanya saja, data Kementerian Perdagangan pada kurun 2018-2021 menunjukkan proporsi nilai transaksi produk lokal stagnan pada kisaran 45-46 persen dari total nilai transaksi. Meskipun besarannya relatif lumayan, harapannya kontribusi penjualan dari produk-produk lokal tersebut dapat terus meningkat. Tidak hanya pada Harbolnas saat ini saja, tetapi juga pada penyelenggaraan tahun-tahun mendatang.
Harbolnas bukan hanya event yang ditunggu oleh calon pembeli saja, melainkan juga oleh penjual. Event ini menjadi momen penting untuk meraup keuntungan dalam tempo singkat. Dari tingginya nilai transaksi yang terjadi selama ini, Harbolnas diharapkan dapat berkontribusi mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini sesuai dengan pernyataan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dalam acara Peluncuran Harbolnas pada 8 Desember lalu. Harbolnas menjadi salah satu upaya untuk menjaga tingkat konsumsi domestik sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. (LITBANG KOMPAS)