Gedung Sarinah, yang dicetuskan pembangunannya oleh Bung Karno, kini menjadi etalase produk UMKM terkurasi sehingga berstandar internasional. Hal ini menjadi bagian dari pemberdayaan dan peningkatan UMKM di Tanah Air.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Gedung Sarinah yang sudah direnovasi dinilai bagus sebagai etalase produk-produk usaha mikro, kecil, dan menengah di Tanah Air. Peningkatan di sisi pasar, mutu, dan standar menjadi bagian dari pemberdayaan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah Indonesia.
Demikian disampaikan Wakil Presiden Ma’ruf Amin seusai meninjau Gedung Sarinah di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (27/06/2022) sore. Pada kesempatan tersebut, Wapres Amin yang didampingi Ibu Wury Ma’ruf Amin, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, dan Direktur Utama PT Sarinah (Persero) Fetty Kwartati melihat-lihat ”wajah” baru Gedung Sarinah.
Gedung Sarinah yang telah direnovasi tersebut menampilkan berbagai produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mulai kain tradisional, baju, kerajinan, alas kaki, produk kecantikan, hingga makanan dan minuman. ”Jadi, kalau saya lihat tadi itu produk UMKM betul-betul naik kelas. Dan, produk-produk yang bisa masuk ini (adalah) produk-produk yang sudah dikurasi oleh pihak Sarinah sehingga standarnya itu sudah standar internasional,” kata Wapres Amin saat memberikan keterangan pers.
Jadi, kalau saya lihat tadi itu produk UMKM betul-betul naik kelas. Dan, produk-produk yang bisa masuk ini (adalah) produk-produk yang sudah dikurasi oleh pihak Sarinah sehingga standarnya itu sudah standar internasional.
Wapres Amin melihat langkah yang dilakukan ini bukan semata upaya meningkatkan pasar, melainkan juga mutu dan standar produk yang baik. Hal ini merupakan upaya untuk memberdayakan dan meningkatkan UMKM ke depan. ”Dengan adanya Sarinah baru ini, kita harapkan market UMKM kita akan semakin besar dan mendunia, mengglobal, itu yang saya dapat kesannya,” ujarnya.
Senada dengan hal itu, Menteri BUMN Erick Thohir menuturkan, terkadang kualitas produk UMKM dan produk nasional tidak disetarakan dengan standar dunia. ”Nah, inilah yang kita terus dorong. Apalagi kesempatan ini luar biasa, kita bisa buktikan sekarang bahwa memang produk-produk kita kualitasnya baik,” katanya.
Erick tidak menampik selama ini ada kekurangan dalam hal kemasan, promosi, dan dorongan peningkatan standar. ”Insya Allah, Sarinah kita cobakan jadi etalase supaya juga banyak masyarakat dan juga tentu para buyers atau pembeli dari berbagai macam negara itu bisa melihat kualitas yang kita sudah lakukan selama ini,” ujar Erick.
Sebelumnya, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki pada acara soft opening Stasiun Matraman, Jakarta Timur, Minggu (19/6/2022), menuturkan, saat ini produk UMKM memiliki kualitas dan daya saing yang tidak kalah dengan jenama-jenama besar. Bahkan, jenama-jenama lokal milik UMKM sudah terbukti mampu menyedot banyak pengunjung.
Menurut Teten, UMKM sudah mampu menjadi magnet bagi lalu lintas kedatangan pengunjung. Dia mencontohkan M-Bloc di kawasan Blok M Jakarta Selatan hingga pusat perbelanjaan legendaris Sarinah, yang mampu eksis dengan menampilkan aneka produk jenama lokal dari UMKM. ”Saya yakin produk UMKM bisa bersaing asal diberi kesempatan yang luas, baik dari sisi pembiayaan maupun ruang usaha,” katanya.
Mengutip rilis dari Biro Komunikasi Publik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada 29 Januari 2021, lokasi renovasi Sarinah termasuk sebuah karya seni rupa patung relief yang menjadi bagian cagar budaya. Karya seni tersebut dibuat oleh kelompok seniman Yogyakarta pada masa konstruksi Gedung Sarinah (1962-1966).
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat meninjau renovasi gedung Sarinah saat itu berpesan agar pekerjaan renovasi memperhatikan kualitas fondasi dan tiang gedung lama untuk menjamin keamanan bangunan. ”Agar juga lebih diperhatikan hasil estetika bangunannya,” kata Menteri Basuki.
Sebagai bentuk transformasi, Gedung Sarinah mengubah konsep desain menara dan podium kepada bentuk aslinya. Namun, secara fungsi, gedung tersebut dirancang sebagai smart and green building (gedung pintar dan hijau) yang dilengkapi tempat area berkumpul dan penyediaan co-working space yang modern.
Sebelumnya, Gedung Sarinah juga pernah direnovasi seusai mengalami kebakaran pada tahun 1984 yang pada akhirnya fasad atau muka bangunan menara gedung dan podium ditutup aluminium, tangga luar ruang diberi atap, dan tambahan satu lantai pada area podium. Sebagai department store sekaligus pencakar langit pertama di Jakarta, bahkan Indonesia, Gedung Sarinah digadang mencerminkan nilai luhur yang diusung pencetusnya, yakni Presiden pertama Republik Indonesia Ir Soekarno.