UMKM Didorong Masuk Pasar Global
Usaha mikro, kecil, dan menengah Indonesia harus memiliki daya saing yang kuat. Tentu, tidak hanya jago kandang, tetapi juga harus bisa masuk ke pasar global.

Sejumlah produk UMKM dipamerkan di ajang Business Matching Tahap II yang digelar di Gedung Smesco Exhibition Hall, Jakarta, 11-21 April 2022.
JAKARTA, KOMPAS — Usaha mikro, kecil, dan menengah Indonesia harus memiliki daya saing yang kuat. Tentu, tidak hanya jago kandang, tetapi juga harus bisa masuk ke pasar global. Bank Indonesia bersama instansi terkait lainnya, termasuk perwakilan BI di beberapa negara, akan mengoptimalkan sebagai penghubung antar-UMKM yang berpotensi di Indonesia untuk menembus pasar global.
Selain itu, sinergi dan kolaborasi antar-instansi perlu disadari bersama sebagai pendorong UMKM Indonesia. Pengembangan UMKM menjadi tugas dan tanggung jawab bersama. Digitalisasi pun menjadi sarana efektif dan efisien untuk membangkitkan UMKM secara nasional ataupun global, dengan mengintegrasikan UMKM dan keuangan digital nasional.
Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti selaku pembicara kunci mengungkapkan hal itu dalam Talkshow ”Sukses Go Digital dengan Social Commerce Magic” di Jakarta Convention Center, Sabtu (28/5/2022). Talkshow yang mengangkat topik ”Arah Kebijakan Kementerian Koperasi dan UKM dalam Mendorong UMKM Go Digital” ini merupakan rangkaian kegiatan Karya Kreatif Indonesia (KKI).
Destry mengatakan, UMKM merupakan salah satu sumber devisa negara. Tahun 2022, Indonesia sudah memulai pertumbuhan ekonomi dengan baik. Di triwulan I-2022, pertumbuhan ekonomi mencapai di atas 5 persen. Pertumbuhan ini lebih tinggi dari estimasi beberapa ekonom dan pasar.
”Menariknya, pertumbuhan ekonomi kita ini sangat didorong oleh ekonomi domestik, terutama konsumsi masyarakat dan investasi nonbangunan. Indonesia mempunyai potensi ekonomi domestik yang sangat tinggi,” ujar Destry.
Dilihat dari struktur penduduknya yang usia muda dengan pendapatan kelas menengah yang cukup tinggi, Indonesia menjadi salah satu pasar potensial. Kemudian, dilihat dari sumber daya yang dimiliki, Indonesia juga menjadi produsen yang terbaik. Tentu, ini menjadi penopang di tengah permintaan global yang terus melemah, antara lain, akibat konflik Rusia dan Ukraina.
Tulang punggung
Destry menyebut UMKM sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia. Jumlah UMKM mencapai sekitar 64 juta unit dan berkontribusi sebesar 62 persen terhadap produk domestik bruto, dengan kemampuan menyerap tenaga kerja sebesar 97 persen dari angkatan kerja.
Menurut Destry, dari berbagai sumber, permintaan domestik terus mengalami peningkatan. Apalagi, setelah dimanfaatkannya platform-platform digital untuk pemasaran ataupun penunjang produksi. Kelompok kelas menengah ke atas pun sudah mulai pulih daya belinya, seperti produk mode, produk konsumen, barang elektronik, dan barang kebutuhan lainnya.

Digitalisasi menjadi kunci dalam pameran yang digelar pada acara puncak Business Matching Tahap II di Jakarta, Convention Center, Senin (25/4/2022).
Selama pandemi, BI tak menampik adanya UMKM yang mengalami masa-masa sulit. Namun, lebih dari 64 persen UMKM dapat bertahan karena menerapkan strategi penjualan melalui daring. Mereka memanfaatkan teknologi digital. Di sinilah pola pikir UMKM harus bisa segera berubah dengan menyesuaikan perkembangan teknologi.
Mengutip data Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), sebanyak 70 persen UMKM dunia telah mengintensifkan penggunaan teknologi digital selama pandemi Covid-19. Bahkan, lanjut Destry, Pemerintah China sudah mulai mengeksplorasi penggunaan metasemesta (metaverse) untuk mengembangkan sektor UMKM. Adanya digitalisasi mendorong inklusi keuangan bagi UMKM dan mempermudah terhubungnya UMKM untuk akses pembiayaan. Sistem pembayaran untuk mendorong transaksi keuangan pun terus disempurnakan oleh BI.
”Ke depan, harus diakui bersama, digitalisasi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindarkan. Tentu, kalau mau memanfaatkan teknologi secara optimal, kita juga harus mempunyai mentalitas dan mindset yang baik, mampu beradaptasi dengan situasi yang ada saat ini. Juga, harus inovatif dengan memanfaatkan teknologi yang optimal,” tegas Destry.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam Talkshow “Sukses Go Digital dengan Social Commerce Magic” di Jakarta Convention Center, Sabtu (28/5/2022), meminta UMKM tidak hanya menjadi penonton pasar di tengah maraknya produk impor yang dipasarkan melalui lokapasar.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, UMKM Indonesia patut bangga dengan produknya sendiri, seperti produk mode. Kalau produk UMKM dikurasi dengan baik, didampingi dengan benar, bahkan melibatkan para desainer UMKM, produknya bisa sangat luar biasa.
Karya Kreatif Indonesia yang telah digelar sejak tahun 2016 diharapkan bisa menjadi lokomotif yang bisa membawa UMKM bisa bertumbuh, mulai dari aspek inklusi keuangan, konektivitas dengan pasar global, hingga digitalisasi secara masif. Transaksi pembayaran melalui QRIS sebagai ekosistem penting bagi UMKM.
”Presiden Jokowi dalam beberapa kesempatan mendorong belanja produk lokal atau UMKM. Kita sudah menghitung melalui Badan Pusat Statistik. Kalau 40 persen saja belanja pemerintah yang senilai Rp 500 triliun dibelikan produk UMKM, itu bisa menyerap lapangan kerja baru sekitar 2 juta orang dan memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi sebesar 1,8 persen tanpa ada investasi baru,” jelas Teten.

Salah satu sudut pameran “Showcase dan Business Matching Tahap Kedua” dengan tematik produk alat pertanian, manufaktur, dan alat berat di Smesco Exhibition Hall, Jakarta, Kamis (14/4/2022).
Menurut Teten, dalam percepatan transformasi digital koperasi dan UMKM, UMKM janganlah hanya menjadi penonton dalam perdagangan digital. Produk UMKM dalam negeri harus membanjiri lokapasar. Sebab, lokapasar saat ini masih didominasi produk impor.
Evolusi digital
Junedy Liu, Direktur Bisnis Seabank Indonesia, mengatakan, saat ini media sosial sudah berevolusi digital, mulai dari sarana ekspresi diri berubah menjadi sarana marketing hingga sekarang menjadi sarana untuk melakukan penjualan secara langsung. Bahkan, dari sisi institusi pembiayaan, BI pun sedang mempertimbangkan dampak dari media sosial dalam melakukan analisis pembiayaan.
”Era digital ini, dengan kerja sama e-commerce, kami dapat menilai kemampuan bayar UMKM berdasarkan transaksi penjualan, jumlah followers, subscriber, maupun penjualan yang dilakukan di media sosial,” jelas Junedy.
Najla Bisyir, pendiri BitterSweet, mengatakan, di masa pandemi Covid-19, peran media sosial semakin terasa sangat penting. Untungnya, BitterSweet sudah menyadari pentingnya media sosial sebelum pandemi.
”Media sosial itu powerfull dan bisa menjadi monster buat bisnis kita sendiri selama menggunakannya dengan optimal. Kita harus bisa langsung beradaptasi dengan perubahan-perubahan, misalnya penggunaan Tiktok, karena ada pasar-pasar baru yang sebelumnya tidak kita tahu,” ujar Najla.

Sistem Pembayaran Digital (QRIS, e-dagang, perbankan digital, dan tekfin pinjaman) Februari 2022. Sumber: Bank Indonesia
Peluang godigital ini pun dilihat oleh CEO dan Pendiri Tribelio Denny Santoso. Menurut Denny, media sosial adalah tempat bersosialisasi. Banyak orang bisa ditemukan melalui media sosial. Dibandingkan buka toko di mal, sewa dan seluruh operasional Rp 20 juta per bulan, hanya didatangi 10-30 orang per hari.
”Sementara kalau followers mencapai 7,4 juta orang seperti dimiliki BitterSweet, sekali posting berita terbaru begitu banyak yang melihat. Gratis dan seluruh dunia bisa melihatnya. Di situlah, media sosial sudah sangat luar biasa kalau bisa memakainya,” ujar Denny.
Dalam talkshow tersebut, Denny juga memaparkan berbagai peluang penggunaan media sosial yang selama ini tidak dimanfaatkan oleh UMKM.