Gunung Merapi kembali menunjukkan peningkatan aktivitas pada Kamis (25/2/2021) sore dan malam hari, Terjadi dua kali awan panas guguran dengan jarak luncur terjauh 1,9 kilometer.
Saat remaja, Agus Wiradi sudah merogoh kocek sendiri untuk pergi ke daerah-daerah yang dilanda bencana. Kini, ia mengarahkan relawan berprofesi sederhana seperti buruh bangunan, penjual cilok, dan perajin belangkon
Pengungsi dari Dusun Turgo, Purwobinangun, Pakem, Sleman, DI Yogyakarta, dipulangkan setelah mendapat rekomendasi dari BPPTKG.
Pengungsi Merapi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dipulangkan ke rumah masing-masing. Pemulangan pengungsi didasari letak rumah warga yang masih di luar radius ancaman bahaya erupsi.
Warga lereng Merapi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, diminta mewaspadai ancaman banjir material lahar hujan. Ancaman tersebut muncul seiring intensitas hujan belakangan yang terbilang tinggi.
Gunung Merapi masih terus mengeluarkan material dengan radius lontaran diprediksi dapat mencapai jarak 3 kilometer dari puncak. Gunung Merapi berstatus Siaga.
Penambangan pasir di lereng Merapi masih terus berjalan. Sekalipun tak memiliki kewenangan atas aktivitas tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tetap meminta aktivitas itu dihentikan karena ancaman erupsi.
Setelah munculnya rangkaian awan panas guguran beberapa hari lalu, volume kubah lava di puncak Gunung Merapi mengalami pengurangan signifikan. Meski potensi awan panas turun, belum bisa dipastikan erupsi rampung.
Para sukarelawan barak pengungsian Merapi, di Kabupaten Sleman, dites antigen secara berkala. Langkah ini menjadi upaya antisipasi penularan Covid-19 dari para sukarelawan terhadap pengungsi yang mayoritas kaum rentan.
Sebanyak 68 orang sukarelawan pengungsi Merapi, di Barak Purwobinangun, Sleman, DIY, menjalani tes cepat antigen. Seorang sukarelawan menunjukkan hasil positif dari tes cepat tersebut. Namun, dia belum sempat bertugas.