Dampak Hujan Abu Gunung Merapi Belum Dihitung, Petani Gigit Jari
Petani yang lahannya terdampak erupsi Merapi gigit jari. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah belum mendata dampak hujan abu yang terjadi sejak Sabtu (11/3/2023).
Oleh
REGINA RUKMORINI
·2 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Dampak kerugian akibat paparan abu vulkanik Gunung Merapi belum dihitung detail oleh pemerintah daerah setempat hingga Rabu (15/3/2023). Padahal, banyak sektor, salah satunya pertanian, rawan terganggu akibat fenomena alam ini.
Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Sumarno di Kota Magelang, Rabu, mengatakan, belum memetakan atau mengidentifikasi detail kerugian masyarakat akibat hujan abu. Di tengah kondisi Merapi yang fluktuatif, dia masih meminta warga tetap waspada.
”Kami belum memiliki skenario memberikan ganti rugi bagi petani terdampak,” katanya.
Sebelumnya, Merapi kembali erupsi memuntahkan material vulkanik sejak Sabtu (11/3/2023). Dampaknya melanda sejumlah kawasan di Jateng, seperti Kota Magelang, Kabupaten Magelang, Temanggung, Boyolali, dan Kabupaten Wonosobo.
Sejauh ini, petani holtikultura terdampak paling besar. Sebanyak 1.681,8 hektar lahan sayuran di Kabupaten Magelang tertutup abu. Kurang lebih 200 hektar di antaranya rusak dan terancam gagal panen.
Sementara itu, Koordinator Penyuluh Pertanian di Kabupaten Magelang Sriyana mengatakan, petani lereng Merapi diharapkan terus mengikuti perkembangan aktivitas vulkanik. Semua dijadikan bekal saat bertani.
”Petani bisa menunda menanam apabila guguran awan panas dan hujan abu masih berpotensi tinggi,” ujarnya.
Yudi, petani asal Dusun Babadan 1 Desa Paten, Kecamatan Dukun, Magelang, mengatakan, 3.500 batang cabai merah miliknya terpapar abu. Padahal, usia pohon baru dua bulan. Meski dibersihkan dengan air, ia yakin panen tidak akan maksimal.
”Volume panen yang dihasilkan tanaman pasti akan berkurang 20-25 persen,” ujarnya.
Akibat kejadian ini, setidaknya Yudi sudah rugi biaya tanam Rp 3 juta. Potensi kerugiannya akan semakin besar apabila menghitung harga cabai yang ideal. Sekarang, harga cabai rawit merah Rp 50.000 per kilogram dan cabai rawit keriting Rp 25.000 per kilogram.