Warga Jateng Tunjukkan Kedewasaan dalam Berdemokrasi
Pelaksanaan Pemilihan Umum 2019 di Jawa Tengah pada Rabu (17/4/2019) berjalan lancar tanpa ada kericuhan atau gangguan keamanan. Hal tersebut diharapkan terus dijaga hingga Komisi Pemilihan Umum mengumumkan penghitungan suara, sebagai bentuk kedewasaan dalam berdemokrasi.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Pelaksanaan Pemilihan Umum 2019 di Jawa Tengah berjalan lancar tanpa kericuhan atau gangguan keamanan. Sebagai bentuk kedewasaan dalam demokrasi, harapannya hal itu terus dijaga semua pihak hingga Komisi Pemilihan Umum mengumumkan penghitungan suara.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, pada konferensi pers situasi keamanan Pemilu 2019 di rumah dinas gubernur, Kota Semarang, Kamis (18/4/2019) sore, mengatakan, seluruh pihak telah bekerja dengan fungsinya masing-masing. Baik penyelenggara pemilu, pemerintah, maupun TNI-Polri, termasuk masyarakat sendiri.
”Sampai nanti perhitungan dari KPU muncul, kita tak usah berspekulasi. Kita jaga persatuan dan kerukunan kembali. Polri TNI akan terus berjaga mengamankan itu. Pangdam IV/Diponegoro dan Kapolda Jateng baru mengecek ke Solo Raya, yang nyatanya kondusif,” kata Ganjar.
Ganjar menambahkan, berdasarkan laporan KPU, tingkat partisipasi masyarakat Jateng pada Pemilu 2019 untuk sementara mencapai 80 persen. Antusiasme warga terlihat pada hari pemilihan, yang berbondong-bondong mendatangi tempat pemungutan suara (TPS) sejak pukul 07.00.
Menurut Ganjar, segala permasalahan teknis dalam Pemilu 2019 telah diantisipasi sehingga tidak sampai ada keributan atau kericuhan. ”Ini menunjukkan bahwa kedewasaan berdemokrasi di Jateng menggembirakan. Sekarang, kita tunggu penghitungan resmi KPU untuk melihat siapa pemenangnya,” ucapnya.
Tingkat partisipasi yang tinggi, lanjut Ganjar, tak terlepas dari kemeriahan Pilpres. ”Pilpres ini menjadi lokomotif untuk menggerakkan semua kontestasi yang ada, baik DPR, DPRD provinsi, DPRD kota/kabupaten, maupun DPD. Gereget ini menunjukkan semua pihak ikut serta,” katanya.
Kepala Polda Jateng Inspektur Jenderal Condro Kirono mengatakan, pengamanan pemilu telah dilakukan, termasuk di Jateng. Mulai dari awal tahapan pemilu hingga pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan jumlah suara di TPS. Pengawalan terus dilakukan Polri bersama TNI demi kelancaran seluruh proses.
Menurut Condro, pihaknya telah mengecek ke sejumlah daerah di Solo Raya terkait tahapan rekapitulasi penghitungan suara. ”Kini sudah bergeser dari PPS (Panitia Pemungutan Suara) ke PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan). Hanya tinggal satu PPS yang belum, tetapi pengawalan terus kami lakukan,” ujar Condro.
Ketua KPU Jateng Yulianto Sudrajat menuturkan, secara umum Pemilu 2019 di Jateng berjalan lancar. Sejumlah kendala yang ditemukan antara lain tertukarnya surat suara antardaerah pemilihan (dapil) di sejumlah TPS di Kota Semarang. Namun, permasalahan langsung tertangani karena KPU Kota Semarang menjemput bola.
Yulianto menambahkan, di Jateng, ada tiga TPS yang harus melakukan pemungutan suara ulang (PSU), yakni dua di Kabupaten Tegal dan satu di Kabupaten Jepara.
”PSU di Jepara karena ada ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara yang berhalangan sehingga diwakilkan bapaknya. Itu tak memenuhi syarat. Sementara di Tegal, ada pemilih yang tak terdaftar,” ujarnya.
Koordinator Divisi Penindakan Badan Pengawas Pemilu Jateng Sri Wahyu Ananingsih menuturkan, ada 27 kasus dugaan politik uang yang tersebar di 15 kabupaten/kota di Jateng. Hingga kini, kasus-kasus itu dalam tahap pengusutan, dengan mengumpulkan bukti-bukti, mengklarifikasi pelapor, terlapor, dan para saksi.