Jelang Pemilu, Google Lindungi Pengguna dari Paparan Disinformasi
Oleh
Fajar Ramadhan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menjelang pelaksanaan Pemilihan Umum 2019, Google Indonesia berupaya melindungi para penggunanya dari paparan disinformasi dan hoaks. Selain itu, mereka juga bekerja sama dengan penyelenggara pemilihan umum untuk memerangi serangan siber.
Kepala Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Google Indonesia Putri R Alam mengatakan, upaya Google untuk melindungi pengguna dari disinformasi pemilihan umum (pemilu) dilakukan antara lain melalui Google Search, Google News, dan Youtube.
Langkah pertama yang dilakukan Google adalah membuat sistem peringkat berdasarkan kualitas. Pada algoritma mesin pencarian, Google menempatkan sumber-sumber tepercaya pada urutan teratas. Dengan demikian, pengguna dapat dengan mudah menjadikannya sebagai rujukan.
”Kami memunculkan sumber-sumber yang lebih otoritatif dan tepercaya pada urutan paling atas,” kata Putri di Jakarta, Rabu (27/3/2019).
Selain itu, Google menerapkan counteract malicious actors atau memerangi konten dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Dalam hal ini, Google akan mengidentifikasi akun-akun yang telah terbukti memiliki niat jahat. Begitu konten mereka muncul dalam mesin pencarian, akan segera diturunkan.
Berdasarkan penelusuran dari Pedoman Komunitas YouTube di Laporan Transparansi Google, selama kuartal IV tahun 2018, setidaknya ada 76,9 juta video dan 2.398.961 kanal Youtube yang dihapus. Sebanyak 81,7 persen dari kanal tersebut memuat tentang spam, menyesatkan dan penipuan.
Selama kuartal IV tahun 2018, setidaknya ada 76,9 juta video dan 2.398.961 kanal Youtube yang dihapus. Sebanyak 81,7 persen dari kanal tersebut memuat tentang spam, menyesatkan dan penipuan.
Selanjutnya, menurut Putri, Google berupaya memberikan konteks yang lebih jelas kepada pengguna mengenai informasi hoaks. ”Misalnya, jika ada yang mencari di Youtube tentang bahaya vaksin, akan ada sumber yang muncul dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),” ujarnya.
Serangan siber
Putri menjelaskan, berdasarkan data dari Badan Siber dan Sandi Negara, Indonesia telah mengalami 12,9 juta serangan siber tahun lalu. Pada tahun politik ini, diprediksi akan meningkat 15 persen. Oleh karena itu, Google telah melindungi sejumlah situs penting termasuk kpu.go.id dan bawaslu.go.id dengan cara mendaftarkan ke Project Shield.
”Project Shield adalah layanan gratis dari Jigsaw yang menggunakan teknologi Google untuk melindungi situs dari serangan siber Distributed Denial of Services (DDoS),” ungkapnya.
Indonesia telah mengalami 12,9 juta serangan siber tahun lalu. Pada tahun politik ini, diprediksi akan meningkat 15 persen.
Selain itu, kata Putri, Google juga turut andil menyediakan informasi tentang kepemiluan. Selain membantu para pemilih mengakses informasi yang terpercaya, Google juga membantu pemilih mengamati pemungutan suara dan berjalannya pemilu.
”Di Google News, kami menyediakan halaman khusus Pemilu 2019 yang memunculkan topik penting, seperti ekonomi, hukum, keamanan, dan pemerintahan,” ungkapnya.
Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Viryan Aziz mengatakan, inisiatif yang digagas Google adalah salah satu upaya mewujudkan pemilu yang berintegritas. Masyarakat akan mendapatkan informasi yang lebih baik dan bersih di tengah hoaks yang banyak bermunculan.
”Kita tahu, hoaks pemilu semakin terasa di sekeliling kita. Insiatif dari Google beserta masyarakat sipil ini bertujuan agar preferensi pemilih tidak melenceng dari yang sesungguhnya,” kata Aziz.
Menurut Aziz, ada dua jenis hoaks dan ujaran kebencian yang saat ini sedang dikhawatirkan, yakni yang menyerang peserta pemilu dan penyelenggara pemilu. Oleh karena itu, ia mendorong kepada semua unsur untuk mengedepankan etika politik.
Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Fritz Edward Siregar, menilai, selama ini Google telah berupaya membantu menyukseskan pemilu. Misalnya dengan memberikan pelatihan kepada para jurnalis, memberikan pembekalan kepada mahasiswa menangkal ujaran kebencian, dan bekerja sama dengan kelompok masyarakat sipil membuat konten positif.
”Keterlibatan Google dalam perhelatan pemilu ini merupakan bentuk tanggung jawab mereka dalam memajukan bangsa,” katanya. (FAJAR RAMADHAN)