logo Kompas.id
SastraDi Tengah Guyuran Hujan
Iklan

Di Tengah Guyuran Hujan

Zakia menatap piring nasi di depannya dengan perasaan hampa. Sebenarnya perutnya perih karena sedari pagi tidak makan, namun lidahnya terlalu pahit untuk menerima suapan.

Oleh
Aliurridha
· 6 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/GQ1_r-pA6wpdp6peDQChKmPucBE=/1024x1448/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F02%2F16%2F3e29ac92-b1ed-4574-8e2d-816ea7ec6e6c_jpg.jpg

Zakia duduk termenung menatap sepiring nasi yang telah dingin. Matanya tertuju pada piring, tetapi pikirannya melayang entah ke mana. Tak didengar suara bising di sekeliling: suara dari orang-orang mengaji untuk almarhum suaminya, suara dari orang-orang saling bicara satu sama lain, dan suara dari anak-anak yang bermain menunggu orang tuanya. Tidak satu pun suara tertangkap telinganya. Hanya satu suara yang terus berputar di kepalanya: suara adik laki-laki almarhum yang dulu mengatakan kalau nanti suaminya meninggal, rumah yang dia tinggali akan diberikan ke adik bungsu suaminya.

Rumah yang Zakia tempati memang bukan milik suaminya, tetapi milik adik laki-laki suaminya, seorang juragan kapal yang tinggal jauh di Bulukumba. Rumah itu memang diberikan untuk dia tinggali bersama suaminya; akan tetapi, begitu suaminya meninggal, rumah itu sudah direncanakan akan diberikan untuk adik bungsu suaminya.

Editor:
MARIA SUSY BERINDRA
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000