Peran Strategis ASEAN Mendorong Perdamaian dan Kemakmuran Dunia
Stabilitas kawasan menjadi fondasi penting mewujudkan ASEAN sebagai pusat kemajuan ekonomi dunia.
Posisi ASEAN yang terletak di antara Samudra Hindia dan Pasifik, serta diapit Benua Asia dan Australia, membuat ASEAN berperan penting dalam menjaga kondusivitas kawasan Asia dan Indo-Pasifik. Stabilitas kawasan menjadi fondasi penting mewujudkan ASEAN sebagai pusat kemajuan ekonomi dunia.
Dalam Konferensi Tingkat Tinggi Ke-43 ASEAN 2023 yang digelar di Jakarta pada 5-7 September, ada sejumlah poin utama yang ingin diraih ASEAN. Pertama, pentingnya membangun visi jangka panjang bersama untuk seluruh negara anggota ASEAN.
Kedua, memperkuat ketahanan ASEAN dalam menghadapi tantangan zaman. Ketiga, mendorong ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi. Terakhir, menjadikan Indo-Pasifik sebagai kawasan aman dan damai.
Empat hal tersebut secara tidak langsung menyiratkan perlunya membangun rencana jangka panjang bersama guna meningkatkan ketahanan dan kemajuan ekonomi bagi seluruh negara anggota ASEAN. Untuk mendukung rencana progresif ini, seluruh anggota ASEAN harus berupaya mendorong keamanan di kawasan sekitarnya.
Menjalin kerja sama di berbagai bidang, termasuk dari segi keamanan dengan kawasan sekitar ASEAN, seperti wilayah Asia dan Indo Pasifik, sangat penting. Negara-negara di wilayah tersebut memiliki dampak ekonomi sangat besar, tidak hanya bagi ASEAN, tetapi juga bagi masyarakat dunia.
Rivalitas kekuatan ekonomi dan militer besar, seperti Amerika Serikat dan China, membuat ketegangan di sejumlah kawasan meningkat. Salah satu bentuknya ialah konflik di kawasan Indo-Pasifik, seperti perebutan batas wilayah di Laut China Selatan. Ada pula konflik di Selat Taiwan antara China dan Taiwan, serta konflik di Semenanjung Korea, antara Korea Utara dan Korea Selatan. Hampir mayoritas konflik pada akhirnya melibatkan kekuatan besar, seperti China dan AS yang berpartisipasi lewat dukungan dari belakang layar.
Baca juga: ASEAN Jadi Poros Perdamaian Dunia
Situasi demikian memberikan tantangan besar bagi negara-negara ASEAN untuk menjaga kedamaian dan keamanan kawasan. ASEAN harus mampu menjaga stabilitas wilayahnya meskipun beberapa negara anggota ASEAN turut terlibat perseteruan dengan China di wilayah LCS. Mereka antara lain Filipina, Vietnam, Brunei Darussalam, dan Malaysia.
Walaupun sejumlah batas negara di LCS sudah diakui oleh hukum internasional, termasuk UNCLOS 1982, China tampaknya tidak mau mengakui aspek legalitas itu. Masih dibutuhkan upaya diplomasi dan perundingan guna mengatasi perbedaan pendapat tersebut.
Hal ini sangat penting guna menghindari konflik di lapangan baik bagi aparat negara yang bertugas dan bagi nelayan yang tengah melakukan kegiatan penangkapan hasil kelautan. Klaim China melalui nine-dash line atau sembilan garis putus-putus ini menguasai sekitar 80 persen wilayah LCS.
Berkonflik secara terbuka bukan solusi yang tepat. Konflik juga tidak sesuai dengan upaya dan nilai-nilai yang dibangun ASEAN di kawasan Indo-Pasifik. Dokumen ”ASEAN Outlook On The Indo-Pasifik” menyebutkan bahwa ASEAN berkepentingan untuk membentuk perdamaian, keamanan, stabilitas, dan kemakmuran bagi bangsa-bangsa di Asia Tenggara dan juga di wilayah Asia-Pasifik serta Samudra Hindia yang lebih luas atau Indo-Pasifik (Kompas.id, 3/4/2023).
Perspektif tersebut mengindikasikan bahwa ASEAN memilih jalan perdamaian dan menekankan skema kerja sama di kawasan Indo-Pasifik demi menciptakan stabilitas serta kemakmuran bersama.
Stabilitas ekonomi
Pada pertemuan KTT ASEAN kali ini, delegasi ASEAN juga menggelar konferensi dengan sejumlah negara adidaya. Pertemuan dengan China dilakukan lewat forum KTT Ke-16 ASEAN-China. Dengan Amerika Serikat, pemimpin ASEAN menggunakan KTT Ke-11 ASEAN-AS.
Dua negara besar tersebut memberikan gagasan yang berbeda bagi ASEAN. China yang diwakili Perdana Menteri Li Qiang menawarkan kerja sama dengan bahasa geoekonomi, sedangkan AS yang diwakili oleh Wakil Presiden Kamala Harris dengan bahas geopolitik.
Kedua gagasan yang berbeda tersebut mengindikasikan bahwa ASEAN memiliki peran yang strategis bagi AS serta China. Bagi China, peran ASEAN sangat penting dalam mata rantai perekonomiannya karena dapat menjadi sumber utama faktor produksi dan pasar bagi komoditasnya. Bagi AS, ASEAN dapat berperan bagi penguatan pengaruh geopolitiknya untuk mengimbangi dominasi China di kawasan Indo-Pasifik.
Baca juga: ASEAN dan Perekonomian Jangka Panjang
Menyikapi gagasan tersebut, ASEAN akan merujuk pada Piagam ASEAN dan dokumen-dokumen lain yang relevan. ASEAN lebih mengutamakan perdamaian, kerja sama, dan kemajuan ekonomi bersama. Ajakan China untuk memperkokoh geoekonomi kawasan tampaknya akan lebih mudah diterima ASEAN. Sebaliknya, tawaran untuk turut memperkuat geopolitik AS di Indo-Pasifik tampaknya akan lebih sedikit mendapat perhatian dari ASEAN.
Meski demikian, ASEAN akan tetap menjaga hubungan harmonis dengan negara atau kekuatan geopolitik mana pun tanpa terkecuali. Dengan demikian, ASEAN dapat berperan sebagai jembatan diplomasi, ruang kolaborasi, dan juga agen perubahan bagi kemajuan dunia yang lebih baik.
Saat ini, ASEAN berfokus pada upaya mendorong kemajuan ekonomi global yang berpusat pada kawasan ini. Langkah demikian diharapkan mengakselerasi kemajuan ASEAN dan negara-negara mitra ekonomi lainnya.
ASEAN yang kini terdiri dari 11 negara anggota memiliki tingkat ekonomi beragam. Ada negara maju seperti Singapura dan Brunei Darussalam. Ada emerging market seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Thailand. Ada negara berkembang yang tingkat pendapatan relatif rendah, seperti Myanmar, Laos, Kamboja, dan Timor Leste.
Dengan kondisi tersebut, ASEAN berupaya mendorong kemajuan ekonomi secara inklusif lewat kerja sama dengan mitra-mitra strategis. Selain untuk menjaga stabilitas ekonomi kawasan, hal ini juga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi secara internasional.
Menjaga kemajuan ini sangatlah penting karena berdasarkan proyeksi IMF, pertumbuhan ekonomi global cenderung stagnan dan melambat. Diperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia pada 2023 turun menjadi 3 persen dari tahun lalu yang mencapai 3,5 persen. Situasi tersebut diproyeksikan berlangsung hingga tahun 2024.
Pertumbuhan kawasan
Hampir seluruh negara di dunia diperkirakan mengalami perlambatan ekonomi. Hal ini dialami negara-negara maju ataupun negara-negara lainnya dengan tingkat ekonomi lebih rendah. Bahkan, China juga melambat. Pada tahun 2023, pertumbuhan ekonomi China diperkirakan hanya 5,2 persen dan pada tahun depan susut lagi menjadi 4,5 persen. Proyeksi pertumbuhan China yang melambat perlu menjadi perhatian serius bagi semua negara. Sebab, China menguasai transaksi perdagangan internasional dunia.
Baca juga: Momentum Memperkuat Ekonomi ASEAN
Berdasarkan data OEC 2021, China menduduki peringkat pertama secara global dalam eksportir barang hingga senilai 3,34 triliun dollar AS dan menempati ranking kedua dalam impor barang dari asing dengan valuasi sebesar 1,97 triliun dollar AS. Jadi, dengan proyeksi ekonomi China yang menurun, hal itu dapat berimbas pada neraca perdagangan internasional negara-negara lainnya di dunia tanpa terkecuali.
Bagi ASEAN, posisi China strategis sebagai mitra perdagangan. Hampir semua komoditas ekspor ASEAN terserap oleh pasar China. Komoditas itu—produk teknologi, elektronik, mesin, minyak kelapa sawit, batu bara, minyak bumi, dan bahan tambang—selalu dibutuhkan oleh China. Dapat dibayangkan, di tengah penurunan perekonomian China, permintaan ekspor dari ASEAN pun surut, berimbas pada perekonomian regional negara-negara eksportir di Asia Tenggara.
Penyelenggaraan KTT Ke-43 ASEAN diharapkan menjadi momentum bagi semua negara ASEAN untuk meningkatkan kerja sama dan kolaborasi guna mendorong kemajuan ekonomi bersama. Selain itu, pertemuan puncak dapat turut menjaga perdamaian dan keamanan di Indo-Pasifik, kawasan yang memiliki arti strategis bagi ASEAN. Indo-Pasifik yang damai dan aman membuat jalinan kerja sama di antara negara-negara di kawasan itu dapat berjalan secara erat.
Hal ini akan berimbas secara positif bagi ASEAN mengingat negara-negara besar tersebut merupakan mitra dagang strategis. Posisi geopolitik ASEAN pun akan kokoh di kancah global dalam memperjuangkan kesetaraan ekonomi, perdamaian, dan keamanan internasional. (LITBANG KOMPAS)