logo Kompas.id
RisetNasib Buruh yang Terpinggirkan...
Iklan

Nasib Buruh yang Terpinggirkan Sepanjang Sejarah Perkebunan

Sejak zaman kolonial hingga setelah Indonesia merdeka, hasil perkebunan senantiasa menjanjikan nilai ekonomi tinggi. Namun, di balik itu, posisi buruh perkebunan senantiasa terpinggirkan dan rawan ditindas.

Oleh
VINCENTIUS GITIYARKO
· 4 menit baca
Buruh petik teh di perkebunan teh Sirah Kencong, Blitar, Jawa Timur, Senin (29/7/2019).
Kompas

Buruh petik teh di perkebunan teh Sirah Kencong, Blitar, Jawa Timur, Senin (29/7/2019).

Awalnya adalah rempah-rempah, kemudian hasil perkebunan lainnya. Demikianlah ungkapan yang kurang lebih menggambarkan sejarah terpikatnya bangsa Eropa, terutama Belanda, terhadap kekayaan alam yang dimiliki kepulauan di Nusantara.

Rempah-rempah di Jawa, Makassar, dan Maluku diincar Belanda yang kemudian memonopoli perdagangannya karena komoditas itu memiliki nilai ekonomi tinggi.

Editor:
YOHAN WAHYU
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000