Potret Geliat Pariwisata Saat Libur Natal dan Tahun Baru
Tingginya minat berlibur masyarakat pada libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 cukup menjanjikan untuk mempercepat pemulihan industri pariwisata yang sudah mulai membaik tahun ini.
Oleh
Debora Laksmi Indraswari
·5 menit baca
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Pelancong ramai mendatangi Pasar Beringharjo, Yogyakarta, Rabu (28/12/2022). Pasar itu menjadi tujuan utama bagi para wisatawan yang hendak membeli oleh-oleh berupa pakaian sembari berwisata di kawasan Malioboro.
Antusiasme masyarakat untuk berwisata saat liburNatal dan Tahun Baru 2023 sangat tinggi. Hal Ini menjadi pertanda baik bagi industri pariwisata yang masih dalam proses pemulihan pascapandemi. Seiring dengan meredanya wabah, optimisme untuk membangkitkan pariwisata akan terus meningkat pada 2023 nanti.
Libur Natal dan Tahun Baru biasanya menjadi waktu favorit masyarakat untuk bertamasya karena bertepatan dengan cuti bersama dan libur sekolah anak. Satu indikasinya terlihat tingginya angka kunjungan wisatawan ke sejumlah destinasi wisata favorit di beberapa daerah. Bahkan, data kunjungan wisatawan pada bulan Desember merupakan salah satu yang tertinggi di antara bulan lainnya di sejumlah daerah.
Di Bali misalnya, pada 2019, sebelum pandemi Covid-19, kunjungan wisatawan domestik pada Desember mencapai 1,15 juta orang. Angka itu menjadi yang tertinggi kedua sepanjang tahun tersebut. Pada urutan pertama kunjungan wisawatan domestik terbanyak di Bali terjadi pada Juni 2019 dengan jumlah mencapai 1,29 juta orang.
Pada masa liburan ini, masyarakat terlihat sangat antusias menikmati momen akhir tahun bersama keluarga maupun kerabat. Liburan kali ini semacam euforia yang ingin dinikmati secara maksimal seiring dengan dilonggarkannya sejumlah aturan pembatasan perjalanan. Maklum, sepanjang 2020-2021 lalu, hampir seluruh aktivitas masyarakat dibatasi demi memutus mata rantai penularan virus Covid-19. Apalagi, dengan semakin rendahnya kasus penularan virus korona saat ini, hasrat masyarakat untuk melakukan perjalanan dan liburan semakin tinggi.
Fenomena tersebut terlihat dari hasil survei Kementerian Perhubungan tentang mobilitas masyarakat selama Libur Nataru 2022-2023. Diperkirakan ada 44,2 juta orang yang bepergian saat libur Natal dan Tahun Baru tahun ini. Sebagian besar masyarakat yang melakukan perjalanan memang bertujuan untuk mudik atau pulang ke kampung halamannya. Namun, ada pula sebagian lainnya sekitar 28 persen atau 12,73 juta orang merencanakan liburan ke berbagai destinasi wisata.
Oleh sebab itu, tidak heran apabila di sejumlah daerah tujuan wisata favorit seperti Jogja, Bali, Bandung, dan Malang, jalanan sudah dipenuhi kendaraan dari luar daerah. Tempat-tempat wisata dan penginapan penuh oleh wisatawan.
Padatnya lalu lintas di sejumlah daerah destinasi wisata tersebut sesuai dengan perkiraan pemerintah daerah bersangkutan. Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memperkirakan akan ada 4 juta wisatawan yang berkunjung di Jogja pada libur akhir tahun ini. Di Malang, jumlah wisatawan diperkirakan meningkat dua kali lipat dibanding hari-hari biasa. Sementara itu, di Kota Bandung, pemerintah kota setempat memproyeksikan kunjungan wisatawan akan mencapai 1,2 juta orang. Untuk kabupaten Bandung, diperkirakan akan mendapat kunjungan sekitar 2,8 juta wisatawan jelang peralihan tahun 2022-2023.
Rencana berlibur
Tingginya animo masyarakat untuk berwisata di akhir tahun sebenarnya sudah terindikasi dari beberapa bulan sebelumnya. Biasanya, wisatawan sudah membuat rencana perjalanan mulai dari mengajukan cuti, menentukan destinasi tujuan, hingga memesan transportasi dan akomodasi. Survei Populix berjudul “End of Year Vacation Plan Report 2022” kepada 1.010 responden menyebutkan 87 persen responden sudah berencana berlibur di akhir tahun ini.
Mayoritas responden sekitar 45 persen menyebutkan sudah merencanakan kegiatan liburan tersebut satu hingga enam bulan sebelumnya. Bahkan, 13 persen lainnya sudah merencanakan lebih dari enam bulan sebelumnya. Dalam berbagai rencana itu, mayoritas responden akan berlibur selama 3-5 hari hari. Dana yang dipersiapkan untuk momen liburan tersebut hampir separuh responden menganggarkan sekitar Rp 1 juta – Rp 3 juta.
Ada sejumlah destinasi wisata yang sudah diincar sejak jauh-jauh hari. Setidaknya terdapat lima daerah yang menjadi pilihan favorit responden untuk berlibur di akhir tahun. Daerah tersebut adalah Bali, Yogyakarta, Bandung, Lombok, dan Jakarta.
Kelima daerah itu dikenal sebagai destinasi wisata yang memang selalu ramai kunjungan wisatawan saat musim liburan. Selain Jakarta, semua daerah tersebut menawarkan atraksi wisata yang cukup lengkap, termasuk wisata alam yang selalu menjadi primadona para wisatawan. Dalam liburan Nataru tahun ini, wisata alam menjadi agenda kunjungan yang akan didatangi oleh sekitar 67 persen responden.
Selain menikmati suasana alam, mencicipi berbagai sajian makanan dan minuman juga menjadi salah satu agenda liburan “wajib” yang akan dilakukan oleh sekitar 65 persen responden. Bagi yang ingin berlibur sembari menginap di suatu tempat, staycation menjadi pilihan dari 48 persen responden. Wajar, jika banyak hotel dan penginapan di daerah destinasi wisata sudah penuh terisi pengunjung hingga akhir tahun ini.
Optimisme pariwisata
Tingginya minat berlibur akhir tahun ini menjadi peluang besar bagi industri pariwisata untuk meraih keuntungan. Hampir semua sektor usaha yang terkait dengan jasa pariwisata berikut akomodasinya akan mendapat benefit tersebut. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memperkirakan perputaran ekonomi saat libur Natal dan Tahun Baru tahun ini mencapai 23,8 triliun rupiah.
Proyeksi tersebut dihitung berdasarkan asumsi bahwa akan ada sekitar 44 juta orang yang bepergian saat liburan ini mengeluarkan dana sekitar Rp 2 juta per orang. Berdasarkan estimasi itu maka diperkirakan nilai uang yang berputar saat libur Natal tahun ini lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Pada momen Natal dan Tahun Baru 2021 jumlah orang yang mudik dan bepergian berkisar 19,9 juta orang atau kurang dari setengahnya tahun ini.
Tingginya pergerakan masyarakat saat liburan sekarang kian mendorong optimisme pemulihan pariwisata Indonesia yang sudah mulai membaik tahun ini. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif optimis bahwa target 703 juta pergerakan wisatawan nusantara dan 5,3 juta pergerakan wisatawan asing selama libur Natal dan Tahun Baru dapat tercapai. Bahkan, ada potensi pergerakan wisatawan nusantara dapat melebih target hingga 800 juta pergerakan.
Optimisme tersebut juga terlihat pada industri perhotelan. Tingkat okupansi hotel pada seminggu mendekati Natal 2022 sudah mencapai 85 persen. Dibandingkan 2020 dan 2021, tahun pertama dan kedua pandemi, kondisi saat ini jauh lebih baik. Pada 2020, tingkat okupansi hanya 20 persen, sedangkan pada 2021 kondisinya sedikit membaik, tetapi hanya berhasil mencapai 40 persen.
Momen puncak liburan tahun ini memang berpeluang mengoptimalkan kunjungan wisatawan ke sejumlah destinasi wisata. Oleh karena itu, sejumlah atraksi baru dan acara konser hingga festival banyak disiapkan khusus untuk menarik wisatawan saat libur Nataru.
Misalnya saja seperti konser malam tahun baru yang diselenggarakan PT Aviasi Pariwisata Indonesia di Kawasan Marina Labuan Bajo pada 31 Desember 2022. Adapula Edukriya Go Green dan pertunjukan tari yang digelar selama libur Natal dan Tahun Baru di kawasan Candi Borobudur.
Momen liburan akhir tahun ini menjadi momentum besar untuk kian menumbuhkan optimisme memajukan pariwisata di tahun-tahun mendatang. Ramainya masyarakat yang berwisata di libur Natal dan Tahun Baru menjadi awal yang baik untuk lebih meningkatkan geliat sektor pariwisata di tahun 2023.
Meskipun demikian, belum berakhirnya status pandemi di Indonesia harus disertai dengan pengendalian yang terpadu dari pemerintah disertain disiplin protokol kesehatan oleh masyarakat. Meredanya penularan wabah bukan berarti melonggarakan disiplin prokes ketika bermobilitas. Oleh karena itu, pengendalian penyebaran kasus Covid-19 serta kesadaran masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan menjadi kunci penting dalam mendorong kemajuan pariwisata nasional. Tidak hanya pada momen liburan Natal dan Tahun Baru kali ini saja, tetapi juga untuk hari-hari berikutnya. (LITBANG KOMPAS)