Diprediksi 4 Juta Wisatawan Menyerbu Yogyakarta Saat Liburan Akhir Tahun
Pada libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 diprediksi lebih dari 4 juta wisatawan melancong ke Yogyakarta. Obyek wisata menjadi ramai, lalu lintas padat, hingga timbul kemacetan di sejumlah ruas jalan.
Oleh
Yohanes Advent Krisdamarjati
·4 menit baca
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Penumpang kereta memadati Stasiun Tugu, Yogyakarta, Senin (28/2/2022). Berlangsungnya hari libur yang saling berdekatan pada pekan ini mendorong peningkatan kunjungan wisatawan di Yogyakarta. Hari itu adalah puncak arus penumpang kereta yang naik dari stasiun di Yogyakarta dengan jumlah mencapai 12.107 orang. Sebagian besar dari penumpang yang berangkat pada hari itu memiliki tujuan Jakarta.
Yogyakarta masih menjadi destinasi wisata favorit masyarakat untuk menikmati liburan akhir tahun. Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memprediksi akan ada sekitar 4 juta wisatawan yang akan berkunjung ke Yogyakarta jelang akhir tahun 2022. Hal ini turut mendorong kemajuan sektor pariwisata sekaligus perekonomian Yogyakarta.
Libur akhir tahun merupakan momen yang dinantikan untuk berekreasi bersama keluarga dan teman-teman terdekat. Sejumlah destinasi wisata populer diperkirakan akan mengalami lonjakan kunjungan jumlah wisatawan. Satu indikasinya terlihat dari proyeksi mobilitas masyarakat pada liburan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023. Kementerian Perhubungan memperkirakan jumlah pergerakan masyarakat mencapai 60,6 juta orang.
Hasil survei Kementerian Perhubungan yang berjudul ”Survei Potensi Mobilitas Pergerakan Masyarakat pada Nataru 2022/2023” menunjukkan salah satu tujuan wisata yang paling banyak dipilih oleh responden adalah Provinsi DIY. Hal ini senada dengan data yang ditampilkan oleh Google Trends pada 21 Desember 2022. Kata pencarian terpopuler yang berkaitan dengan wisata adalah ”wisata Jogja 2022”, kemudian disusul pada urutan kedua ”wisata Bandung 2022”.
Tingginya animo masyarakat untuk mengunjungi Yogyakarta juga terpantau oleh Pemprov DIY. Kepala Dinas Perhubungan DIY Ni Made Dwipanti Indrayanti menyampaikan bahwa pada musim libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 diprediksi akan ada lebih dari 4 juta wisatawan yang melancong ke Yogyakarta.
Made memperkirakan bahwa puncak gelombang liburan akan mulai pada 23 Desember 2022 hingga mulai surut setelah 1 Januari 2023. Dampak yang terasa dari tingginya kunjungan itu adalah semakin ramainya obyek wisata, padatnya lalu lintas, hingga timbulnya kemacetan arus kendaraan di sejumlah ruas jalan.
Daya tarik
Bisa dikatakan bahwa daya tarik pariwisata Yogyakarta selalu berhasil memikat para pelancong. Salah satu indikasinya terlihat dari peningkatan tren sejumlah data kepariwisataan dari Badan Pusat Statistik (BPS) Yogyakarta.
Tahun 2015 menjadi acuan awal perkembangan pariwisata di wilayah Yogaykarta. Selain terjadi pembangunan hotel dan penginapan yang cukup signifikan, juga terjadi peningkatan arus wisatawan yang terus merangkak naik sejak 2015. Tercatat sepanjang 2015 terdapat 18,3 juta wisatawan yang berekreasi di wilayah di DIY. Kunjungan wisatawan tersebar di lima wilayah administrasi DIY yang terdiri dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Bantul, Kulon Progo, serta Gunung Kidul.
Jumlah arus wisatawan ke Yogyakarta terus meningkat pada tiap periode. Pada kurun 2015-2019 terjadi peningkatan jumlah kunjungan sekitar 2,3 juta orang atau 16 persen per tahun. Pada tahun 2019, jumlah wisatawan yang datang ke DIY mencapai 27,7 juta orang atau telah meningkat sebesar 51,5 persen dari jumlah kunjungan tahun 2015.
Peningkatan tersebut salah satunya karena jumlah obyek wisata di Yogyakarta juga bertambah. Pemprov DIY beserta masyarakat berupaya menciptakan destinasi wisata baru dengan mengangkat potensi wisata yang dimiliki sejumlah daerah di Yogyakarta. Pada tahun 2020, ada 228 titik lokasi wisata yang tersebar di seluruh wilayah Yogyakarta. Jumlah destinasi wisata ini meningkat cukup pesat karena pada tahun 2015 jumlah titik wisata di Yogyakarta masih 176 lokasi.
Semakin banyaknya lokasi tujuan wisata itu membuat titik keramaian wisata kian merata di sejumlah daerah. Jadi, tidak hanya terlokalisasi di sejumlah lokasi langganan saja. Selama ini keramaian cenderung terpusat di sejumlah kawasan seperti Tugu Yogyakarta, Jalan Malioboro, Titik Nol Kilometer, area keraton, Taman Sari, dan sejumlah obyek wisata pantai di Kabupaten Bantul dan Gunung Kidul.
Dengan kian meningkatnya jumlah lokasi wisata di Jogja, pengunjung memiliki banyak pilihan tempat wisata yang dapat dikunjungi. Apalagi, wilayah DIY memiliki keragaman destinasi wisata yang relatif lengkap, di antaranya memiliki wisata alam di kaki Gunung Merapi, Pegunungan Menoreh di sebelah selatan, hingga lanskap pantai yang terbentang di pesisir selatan Pulau Jawa. Ada pula wisata budaya dan sejarah yang terdiri dari berbagai peninggalan purbakala berupa situs-situs candi, Keraton Yogyakarta, museum-museum bersejarah, hingga pertunjukan-pertunjukan bercorak kebudayaan.
Dari sisi wisata belanja, Yogyakarta juga terbilang cukup lengkap, mulai dari pertokoan modern hingga pasar-pasar tradisional yang menjual berbagai aneka produk lokal. Sektor-sektor jasa pendukung pariwisatanya pun sangat beragam mulai dari yang berharga relatif tinggi hingga yang ekonomis. Jadi, Yogyakarta menjadi daerah destinasi wisata yang sangat sesuai untuk berbagai kalangan masyarakat. Wajar, apabila akhirnya tren kunjungan wisata di Yogyakarta akan terus meningkat dari waktu ke waktu.
Apalagi, pandemi Covid-19 yang saat ini kian mereda hampir dapat dipastikan angka kunjungan wisata di Yogyakarta akan kembali meningkat. Anjloknya angka kunjungan wisata hingga turun lebih dari 60 persen pada kurun 2020-2021 saat pandemi melanda kemungkinan besar akan segera pulih kembali pada tahun-tahun mendatang.
Akomodasi penginapan
Sektor penopang pariwisata terpenting lainnya adalah akomodasi dan perhotelan. Bisnis usaha ini tumbuh subur di wilayah Yogyakarta. Indikasinya terlihat dari tren jumlah hotel dan penginapan yang terus meningkat pada kurun 2015 hingga 2021.
Jumlah hotel berbintang di seluruh wilayah DIY pada 2015 sebanyak 85 unit. Enam tahun berselang, yakni di pada 2021, jumlahnya meningkat hampir dua kali lipat mencapai 168 hotel berbintang. Hal serupa juga terjadi pada penginapan kelas nonbintang. Tercatat pada tahun 2021 terdapat 1.528 hotel nonbintang dan penginapan sejenis lainnya. Bila dibandingkan tahun 2015, terjadi penambahan sekitar 500 unit penginapan baru di tahun 2021.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Kendaraan berjalan merayap di Jalan Malioboro, Yogyakarta, Senin (28/2/2022). Berlangsungnya hari libur yang saling berdekatan pada pekan ini mendorong peningkatan kunjungan wisatawan di Yogyakarta.
Masifnya pengembangan tempat penginapan itu menunjukkan bahwa wilayah Yogyakarta sangat menarik bagi investor untuk menanamkan modalnya. Tingginya animo berwisata ke Jogja, membuat permintaan kamar hotel terus meningkat terutama saat high season masa-masa liburan. Hal ini berpotensi besar mendorong kemajuan wisata sekaligus mendatangkan aliran ekonomi bernilai tinggi. Wajar, jika akhirnya banyak investor berlomba-lomba mengembangan tempat penginapan baik itu hotel berbintang maupun nonbintang di wilayah Yogyakarta.
Bisnis perhotelan di Yogyakarta secara umum cukup menjanjikan. Tingkat keterisian kamar hotel di setiap tahun rata-rata 57-60 persen. Biasanya, okupansi hotel tertinggi terjadi pada bulan Desember saat liburan Natal dan Tahun Baru. Pada kurun 2015-2019, rata-rata keterisian kamar hotel berbintang di DIY pada bulan Desember mencapai 70 persen. Namun, seiring meredanya pandemi Covid-19 seperti sekarang, beberapa hotel di sejumlah kawasan sudah terisi penuh sepanjang Desember ini.
Oleh sebab itu, bagi wisatawan yang berencana melancong ke Yogyakarta persiapkanlah pilihan destinasi wisata yang hendak dikunjungi secara baik. Sebab, hampir dapat dipastikan akan terjadi lonjakan jumlah kunjungan di setiap tujuan wisata di Yogyakarta. Perhatikan tingkat keramaian di tiap obyek wisata sebab pandemi Covid-19 belum berakhir. Jadi, pengunjung harus tetap disiplin menjaga protokol kesehatan agar tertap terlindungi dari penularan virus. Selain itu, persiapkan penginapan secara matang dengan memesannya jauh-jauh hari agar mendapatkan akomodasi yang nyaman dan menyenangkan selama masa liburan. Selamat berlibur ke Yogyakarta.(LITBANG KOMPAS)