Golkar Berharap Andil Elektoral Dipertimbangkan Saat Pembagian Jatah Menteri
Partai pendukung Prabowo-Gibran menilai kontribusi terhadap kemenangan turut dipertimbangkan dalam formasi kabinet.
Oleh
WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Partai politik pendukung meminta performa saat Pemilu 2024 turut dipertimbangkan dalam penyusunan kabinet pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Meski tak menjadi pertimbangan utama, andil partai berfungsi untuk menjamin efektivitas dan kinerja pemerintahan.
Berdasarkan hasil survei Litbang Kompas terbaru, dari tujuh partai Koalisi Indonesia Maju (KIM), kontribusi Gerindra untuk kemenangan Prabowo-Gibran mencapai 50,31 persen. Disusul Golkar 23,07 persen, Demokrat 11,59 persen, PAN 9,56 persen, dan PSI 4,71 persen. Sisanya Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Garuda memberikan sumbangan di bawah 1 persen.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia berpandangan, beberapa pemilu di Indonesia tidak ada yang dimenangi oleh partai politik (parpol) tunggal, selalu bersama koalisi atau kerja sama. Ini tidak hanya memengaruhi konstelasi pemilihan presiden, tetapi juga konfigurasi pemerintahan mendatang.
”Mudah-mudahan (andil parpol dipertimbangkan). Kemenangan ini berkat kita semua (parpol pendukung), kerja-kerja ini tentu perlu diapresiasi. Pengalaman saya, sebelum menyusun, presiden terpilih biasanya meminta masukan dari partai-partai,” ujarnya saat dihubungi dari Jakarta, Senin (15/4/2024).
Walaupun demikian, formasi kabinet merupakan hak prerogatif presiden terpilih—Prabowo Subianto. Pada saat pembentukan KIM, Prabowo bersama parpol pendukung sudah sempat membicarakan awal formasi kabinet.
Merujuk pada survei Litbang Kompas, kata Doli, Partai Golkar memiliki kontribusi yang besar dalam proses kemenangan Prabowo-Gibran. Kontribusi ini menjadi modal awal bagi Golkar untuk kontrak politik dengan Prabowo.
Mudah-mudahan (andil parpol dipertimbangkan). Kemenangan ini berkat kita semua (parpol pendukung), kerja-kerja ini tentu perlu diapresiasi. Pengalaman saya, sebelum menyusun, presiden terpilih biasanya meminta masukan dari partai-partai.
”Golkar, kan, punya kontribusi yang besar terhadap proses kemenangan kemarin. Pastilah nanti akan diajak bicara lebih serius oleh Pak Prabowo. Komposisinya saya kira Pak Prabowo sendiri sudah punya rumusannya,” ujarnya.
Permintaan Golkar terkait jatah menteri sempat diungkapkan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Jumat (15/2/2024). Golkar dinilai layak mendapatkan sedikitnya lima posisi menteri mengingat kontribusi partai yang menang di 15 dari 38 provinsi.
Sementara itu, Ketua Dewan Pakar PAN Dradjad H Wibowo menyebutkan, penyusunan kabinet menjadi wewenang atau hak prerogatif presiden terpilih. Konfigurasinya tentu dibahas dengan para ketua umum parpol pendukung.
”Biasanya faktor yang dipertimbangkan lebih bersifat strategis untuk menjamin efektivitas dan kinerja pemerintahan. Faktor teknis, seperti analisis andil pemilih dan sebagainya, meski dipertimbangkan, biasanya tidak menjadi faktor utama,” ujarnya.
Dukungan dari awal
Dari awal PBB salah satu partai pertama yang mengusung Pak Prabowo, waktu itu belum ada wakilnya. Andil kami di dalamnya tentu sangat kami syukuri, apalagi sebagai partai Islam yang ada di tengah Pak Prabowo.
Meski hanya menyumbang suara di bawah 1 persen untuk kemenangan sesuai survei Litbang Kompas, Sekretaris Jenderal PBB Afriansyah Noor menilai, formasi kabinet juga perlu mempertimbangkan dukungan hingga loyalitas sejak awal pencalonan. Apalagi, 76,47 persen pemilih PBB memilih Prabowo-Gibran.
”Yang mana dari awal PBB salah satu partai pertama yang mengusung Pak Prabowo, waktu itu belum ada wakilnya. Andil kami di dalamnya tentu sangat kami syukuri, apalagi sebagai partai Islam yang ada di tengah Pak Prabowo,” ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad sempat berkomentar saat Golkar minta jatah lima menteri kabinet. Menurut dia, jatah kursi menteri di kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran akan berdasarkan kinerja dan dukungan pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.