Megawati akan bertemu dengan Prabowo setelah proses di Mahkamah Konstitusi dan Pengadilan Tata Usaha Negara selesai.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan masih fokus pada proses sengketa hasil pemilihan presiden dan wakil presiden. Pertemuan antara Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Gerindra yang juga calon presiden peraih suara terbanyak di Pemilihan Presiden 2024, Prabowo Subianto, akan dilakukan setelah tahapan proses di Mahkamah Konstitusi dan gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara selesai.
Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto tidak menjawab secara jelas kabar pertemuan Puan Maharani dengan Prabowo. Langkah Puan—Ketua DPP PDI-P yang juga Ketua DPR—membangun komunikasi dengan semua pihak, termasuk tokoh-tokoh nasional, menjadi bagian dari strategi kepartaian.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
”Tetapi, yang jelas bahwa PDI-P sebagai partai yang digerakkan oleh nilai-nilai demokrasi akan terus berjuang agar sisi-sisi gelap kekuasaan ini dapat kita lawan, kita hadapi secara bersama-sama, dan sekaligus mengedukasi rakyat bahwa hak kedaulatannya di dalam menentukan pemimpin itu sudah diambil oleh ambisi kekuasaan itu,” kata Hasto di Jakarta, Minggu (7/4/2024).
Terkait dengan kabar Prabowo akan bertemu Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Hasto mengatakan, tradisi silaturahmi merupakan sesuatu yang baik sebagai bangsa. Namun, saat ini sengketa hasil pemilihan presiden dan wakil presiden masih berproses di Mahkamah Konstitusi. Selain itu, mereka melakukan gugatan melalui Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
PDI-P sebagai partai yang digerakkan oleh nilai-nilai demokrasi akan terus berjuang agar sisi-sisi gelap kekuasaan ini dapat kita lawan.
Oleh karena itu, pertemuan antara Prabowo dan Megawati akan dilakukan setelah tahapan proses di MK dan gugatan di PTUN selesai. Hasto menegaskan, PDI-P mempersoalkan pemilu demi kedaulatan rakyat. Hal itu menjadi skala prioritas terpenting saat ini.
Seperti diberitakan Kompas.id sebelumnya, tim kuasa hukum PDI-P melaporkan dugaan perbuatan melanggar hukum terkait pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai wakil presiden pendamping Prabowo Subianto. Pemimpin tim kuasa hukum PDI-P, Gayus Topane Lumbuun, seusai menyerahkan gugatan ke PTUN, Jakarta, Selasa (2/4/2024), mengatakan, gugatan tersebut spesifik tentang perbuatan melawan hukum yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Gugatan tersebut berbeda dengan gugatan lain, semisal di MK yang berfokus pada sengketa hasil atau hitung-hitungan suara. ”Sementara kami fokus bukan pada proses hukum oleh KPU saja, tetapi lebih fokus lagi adalah (pada) perbuatan melawan hukum,” kata Gayus.
PDI-P, melalui tim kuasa hukumnya, menggunakan hak konstitusionalnya karena menilai tindakan KPU didasarkan pada nepotisme yang dilakukan Presiden Joko Widodo dan menimbulkan penyalahgunaan kekuasaan. Tindakan KPU tersebut berdampak pada penetapan calon presiden dan calon wakil presiden yang meloloskan Gibran, putra sulung Presiden Jokowi, menjadi pendamping Prabowo.
Upaya membangun rekonsiliasi
Sementara itu, Prabowo sudah menjajaki upaya membangun rekonsiliasi dengan kubu rival. Setelah Pemilu 2024, Prabowo bertemu dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.
Nasdem merupakan salah satu partai pengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Dalam pertemuan tersebut, Prabowo menawari Nasdem untuk bergabung dalam pemerintahan yang dipimpinnya mulai Oktober 2024.
Wacana pertemuan antara Prabowo dan Megawati pun muncul. PDI-P merupakan salah satu partai pengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, rekonsiliasi politik diupayakan karena dibutuhkan kebersamaan dalam membangun bangsa. Oleh karena itu, pihaknya menjalin komunikasi dengan PDI-P, Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Adapun Puan pun menyambut baik rencana pertemuan antara Prabowo dan Megawati. Menurut Puan, komunikasi perlu dibangun dengan pihak mana pun.
”Insya Allah, selalu akan dilakukan silaturahmi dengan siapa pun. Insya Allah,” kata Puan saat ditanya mengenai rencana pertemuan dengan Prabowo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (4/4/2024).