Selain Jawa, aktivitas kampanye di luar Jawa juga penting mengingat faktor representasi dari seluruh wilayah Indonesia.
Oleh
KURNIA YUNITA RAHAYU, NIKOLAUS HARBOWO, WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN, SAIFUL RIJAL YUNUS
·4 menit baca
JAKARTA,KOMPAS - Pergerakan kampanye dari ketiga calon presiden-calon wakil presiden selama enam hari kampanye, sejak 28 November lalu hingga Minggu (3/12/2023), bervariasi dengan titik berat masih di Pulau Jawa. Keseimbangan kampanye dengan lokasi di luar Jawa krusial karena suara dari luar Jawa juga berkontribusi untuk pemenangan, selain pentingnya menyerap aspirasi mereka.
Capres-cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, misalnya, mulai merambah wilayah di luar Jawa dalam dua hari terakhir. Dimulai Muhaimin yang berkampanye di Pekanbaru, Riau, Sabtu (2/12/2023), kemudian Anies di Medan, Sumatera Utara, Minggu. Di luar itu, keduanya lebih banyak berkampanye di Jawa, persisnya di Jakarta, Bogor (Jawa Barat), Tangerang (Banten), dan sejumlah kota di Jawa Timur.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Adapun capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, menghabiskan kampanye perdananya pada Jumat (1/12/2023) hingga Minggu di Jawa, persisnya di Jakarta, Tasikmalaya (Jawa Barat), Surakarta (Jawa Tengah), serta Serang dan Pandeglang di Banten.
Berbeda dengan kedua pasangan itu, capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo, memilih sebagian besar waktu kampanyenya dalam enam hari terakhir di luar Jawa, tepatnya di Merauke (Papua Selatan), sejumlah kota di Nusa Tenggara Timur, Bima (Nusa Tenggara Barat), dan Kendari (Sulawesi Tenggara). Adapun pasangannya, Mahfud MD, berkonsentrasi di Jawa. Dia di antaranya sempat berkampanye di Jakarta, Tangerang, dan sejumlah kota di Jatim.
Mengacu pada daftar pemilih tetap untuk Pemilu 2024, jumlah calon pemilih di enam provinsi di Jawa memang mencapai 115.373.669 orang atau separuh lebih dari total pemilih sebanyak 204.807.222 orang.
Namun, Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes saat dihubungi, Minggu, mengingatkan, meski mayoritas pemilih berada di Jawa, suara pemilih dari luar Jawa juga berkontribusi penting bagi kemenangan mereka. Merujuk pada UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, kemenangan calon tidak hanya bisa diraih dengan perolehan suara lebih dari 50 persen, tetapi juga sebaran suara harus merata, yakni setidaknya 20 persen pada lebih dari separuh jumlah provinsi di Indonesia.
Selain itu, dengan elektabilitas ketiga capres-cawapres yang tak terpaut jauh berbasis hasil survei sejumlah lembaga, suara di luar Jawa bisa menentukan. Apalagi, pilihan dari pemilih di Jawa cenderung sudah stabil sehingga kecil kemungkinannya berubah.
Hal lain yang penting, berkampanye di luar Jawa tak sebatas untuk penguatan elektoral, tetapi juga mendengarkan suara pemilih di luar Jawa.
Dalam menjaga keseimbangan kampanye antara Jawa dan luar Jawa, ia meyakini tingkat loyalitas pemilih di suatu daerah akan jadi pertimbangan para capres-cawapres dan timnya. ”Faktor lain yang memengaruhi kampanye di Jawa dan luar Jawa adalah waktu yang terbatas. Untuk itu, kandidat kemungkinan menyasar provinsi-provinsi yang berjumlah penduduk besar, tentu dengan berbagi peran antara capres dan cawapres,” kata Arya.
Selain itu, menurutnya, masih ada yang perlu dioptimalkan di sisa masa kampanye ke depan, yakni eksplorasi gagasan. Hal ini penting di tengah munculnya kecenderungan baru pemilih untuk mengetahui lebih dalam tentang ide yang dimiliki setiap capres dan cawapres mengenai permasalahan bangsa.
Oleh karena itu, ada kekecewaan dari publik jika ruang untuk mengeksplorasi gagasan para kandidat itu berkurang. Misalnya, rencana mengubah format debat capres dan cawapres dari keduanya tampil masing-masing menjadi selalu berpasangan menuai kritik dari berbagai elemen masyarakat.
“Harusnya ke depan, forum-forum yang menghadirkan kandidat harus lebih banyak supaya pemilih bisa menggali atau mengetahui konsep dan gagasan mereka,” ujar Arya.
Strategi para capres
Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional Anies-Muhaimin, Abdul Rochim, mengatakan, pasangan Anies dan Muhaimin sebenarnya tidak lagi berpikir soal Jawa dan luar Jawa.
”Karena (jika terpilih) akan menjadi representasi seluruh rakyat Indonesia, kampanye juga akan dilakukan dari Sabang sampai Merauke. Bahwa intensitas akan lebih banyak di Jawa, itu karena basis suara lebih banyak. Tetapi, sebaran wilayah kampanye pasti akan menjangkau seluruh wilayah karena kalau sudah bicara kampanye, semua wilayah harus terjangkau,” jelasnya.
Oleh karena itu, tambahnya, Anies-Muhaimin berupaya untuk menyeimbangkan kampanye di Jawa dan luar Jawa dengan cara beraktivitas secara terpisah. Selain oleh Anies dan Muhaimin, ada pula yang akan dilakukan oleh para juru kampanye di setiap daerah. Selain tatap muka, penggunaan media sosial dan dialog dengan masyarakat juga dioptimalkan.
Sementara itu, Ketua Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani, mengatakan, minggu pertama kampanye Prabowo dan Gibran memang fokus di Pulau Jawa. Namun, menurut rencana, minggu depan mereka mulai merambah ke luar Pulau Jawa.
”Minggu depan, rencana ke Sumatera untuk Pak Prabowo. Sementara Mas Gibran akan ada di beberapa daerah lainnya. Mereka tidak bersamaan,” ujarnya.
Adapun Ganjar memilih menghabiskan sebagian besar kampanyenya di luar Jawa karena Indonesia bukan hanya Jawa sehingga ia tetap harus berkeliling ke seluruh daerah. Ia pun tak khawatir jika suaranya di Jawa justru diambil oleh kandidat lain. ”Indonesia bukan hanya Jawa sehingga harus tetap berkeliling ke semua tempat,” tegas Ganjar.
Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Usman Tokan, menambahkan, akan ada waktunya Ganjar berkampanye di Jawa.
Namun, bisa juga seperti yang diterapkan selama ini, Ganjar dan Mahfud berbagi tugas untuk berkampanye di Jawa dan luar Jawa, seperti halnya pada Minggu, Ganjar di Sulawesi, sedangkan Mahfud berkeliling di sejumlah kota di Jawa Timur.
Ditambah lagi, ada calon anggota legislatif yang diusung keempat parpol dan kelompok- kelompok sukarelawan, yang bisa menyeimbangkan kampanye Ganjar-Mahfud di Jawa dan luar Jawa.
”Basis Jawa tetap penting. Jawa adalah lumbung suara kami yang harus dijaga. Alhamdulillah, hari ini, di Jawa, dalam survei internal kami, cukup bagus dan itu kami tetap pertahankan. Beliau keliling luar Jawa bukan berarti meninggalkan Jawa. Jawa menjadi sangat penting,” tambahnya.