Partai Nasdem dan PKB memperkuat konsolidasi pemenangan Pilpres 2024. Partai Demokrat membuka peluang kerja sama dengan PDI-P. Adapun Prabowo memperoleh dukungan dari keluarga Gus Dur.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO, WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN, HIDAYAT SALAM
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah partai politik, Rabu (6/9/2023), terus memperkuat konsolidasi menghadapi Pemilihan Presiden 2024. Partai Nasdem dan Partai Kebangkitan Bangsa menginstruksikan seluruh jajarannya memperkuat konsolidasi pemenangan pasangan bakal calon presiden dan calon wakil presiden, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Sementara itu, Partai Demokrat menyerap masukan para kader untuk menentukan arah politik ke depan, salah satunya membuka kemungkinan bekerja sama dengan PDI Perjuangan.
Tak hanya partai politik, keluarga Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur juga aktif menyampaikan harapannya terkait bakal cawapres bagi Prabowo Subianto, bakal capres yang diusung Partai Gerindra. Hal itu disampaikan secara langsung oleh Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid bersama istri Gus Dur, Nyonya Sinta Nuriyah, kepada Prabowo yang dijumpai di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta.
Konsolidasi antara Nasdem dan PKB berlangsung di Nasdem Tower, Jakarta. Saat itu, kehadiran Muhaimin selaku Ketua Umum PKB bersama sejumlah pengurus PKB disambut Wakil Ketua Partai Nasdem Ahmad Ali dan Sekretaris Jenderal Nasdem Hermawi Taslim. Adapun Ketua Umum Nasdem Surya Paloh tak hadir karena tengah berobat di Eropa.
Pertemuan berlangsung secara tertutup sekitar dua jam. Di tengah pertemuan, Muhaimin meninggalkan Nasdem Tower karena harus menghadiri acara Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII). Kepada wartawan, Muhaimin menyampaikan bahwa konsolidasi basis PKB dan Nasdem sangat penting untuk melancarkan pemenangan pada Pilpres 2024.
Wakil Ketua Umum DPP PKB Jazilul Fawaid, seusai pertemuan, mengatakan, rapat perdana PKB dan Nasdem ini bertujuan untuk konsolidasi pemenangan Anies-Muhaimin. ”DPP Nasdem dan PKB akan menginstruksikan kepada semua jajarannya dari pusat sampai daerah, cabang sampai ranting, melakukan komunikasi dan konsolidasi. Saya berharap teman-teman PKB, khususnya tingkat cabang, DPC, dan DPW, berkomunikasi dengan Nasdem di daerah masing-masing,” ujarnya.
Menurut Jazilul, kedua partai juga mulai membahas tim pemenangan Anies-Muhaimin. Selain itu, yang tak kalah penting dan mendesak adalah membentuk juru bicara pasangan Anies-Muhaimin. Setiap partai nantinya akan menunjuk satu nama untuk menjadi juru bicara Anies-Muhaimin.
”Ini supaya apa yang keluar dari PKB dan Nasdem itu sesuatu yang sama visinya. Jadi, ini sedang digodok tim teknis,” ujarnya.
Yang tak kalah penting dan mendesak adalah membentuk juru bicara pasangan Anies-Muhaimin.
Peluang rekonsiliasi
Di kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, sejumlah pengurus dewan pimpinan daerah (DPD) berkumpul. Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sembari berjalan menuju ruang tempat para pengurus DPD berkumpul menyampaikan, ”(Agendanya) Commanders call dengan para ketua DPD se-Indonesia.”
Dalam pertemuan itu, Partai Demokrat menyerap masukan dari para kader terkait dengan peluang partai untuk bergabung dengan koalisi yang telah berdiri. Hal itu terkait dengan keputusan Partai Demokrat keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) setelah koalisi itu mengusung Muhaimin sebagai bakal cawapres Anies. Sebelumnya, koalisi itu beranggotakan Nasdem, Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera.
Adapun koalisi yang terbentuk, selain KPP, adalah Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang terdiri dari Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Bulan Bintang (PBB), dan Partai Gelora yang mendukung Prabowo sebagai bakal capres. Koalisi lainnya adalah sejumlah parpol yang bekerja sama dengan PDI-P mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal capres, yakni Partai Persatuan Pembangunan, Partai Perindo, dan Partai Hanura.
Kepala Badan Komunikasi Strategis sekaligus Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengungkapkan, arah masukan pengurus daerah sudah mengerucut ke koalisi Ganjar atau Prabowo. Hasil resmi akan diumumkan melalui mekanisme musyawarah Majelis Tinggi Partai Demokrat. ”Tidak ada kemungkinan balik ke koalisi lama,” ujarnya.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Jansen Sitindaon menuturkan, selain untuk kepentingan pilpres, jika terjadi koalisi antara Demokrat dan PDI-P, bisa membuka peluang rekonsiliasi nasional antara Presiden ke-6 RI sekaligus Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden ke-5 RI sekaligus Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
Dalam pertemuan dengan Prabowo, Yenny Wahid menyampaikan bahwa Prabowo menjadi bakal capres prioritas yang akan mendapat dukungan dari Gusdurian. Figur Prabowo dinilai memiliki kesamaan visi dan punya kemampuan melanjutkan program presiden-presiden sebelumnya. Meski demikian, dukungan secara resmi belum diberikan. Hal ini karena Yenny akan terlebih dahulu menjalani pertimbangan spiritual dengan berziarah ke makam ayahnya.
Adapun Prabowo menjelaskan, penentuan cawapres akan dibahas dengan partai di koalisi. ”Saya dan tim, koalisi, akan terus musyawarah memutuskan terbaik (untuk bakal cawapres),” ujarnya.
Menurut Prabowo, kandidat cawapres yang akan mendampinginya bisa Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka, ataupun mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.