Partai Gelora Gabung Dukung Prabowo sebagai Calon Presiden
Setelah partai nonparlemen Partai Bulan Bintang, kali ini Partai Gelora ikut mendukung Prabowo sebagai calon presiden pada Pemilu 2024. Partai Gerindra juga tengah melakukan pembicaraan dengan partai nonparlemen lain.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·4 menit baca
Sekjen Partai Gelora Indonesia Mahfuz Sidik (kedua dari kiri) berjabat tangan dengan Sekjen Gerindra Ahmad Muzani seusai pertemuan di kantor pusat media Partai Gelora di Jakarta, Sabtu (19/8/2023). Dalam pertemuan ini, Partai Gelora menyatakan dukungannya terhadap Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pemilu 2024.
JAKARTA, KOMPAS — Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia ikut bergabung mendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pemilu 2024. Partai Gelora akan mendeklarasikan dukungan tersebut pada akhir Agustus 2023.
Dukungan Partai Gelora tersebut disampaikan saat Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra yang dipimpin Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani berkunjung ke kantor pusat media Partai Gelora di Jakarta, Sabtu (19/8/2023).
Sekretaris Jenderal Partai Gelora Mahfuz Sidik mengatakan, komunikasi di antara pimpinan kedua partai sudah cukup lama dan mulai intens membicarakan Pemilu 2024 sejak Maret 2023. Ia juga mengungkapkan bahwa 38 dewan pimpinan wilayah Partai Gelora telah berkoordinasi dengan 514 dewan pimpinan daerah untuk mendukung Prabowo sebagai calon presiden (capres).
”(Mereka) sepakat mengusulkan Bapak Prabowo Subianto sebagai calon presiden RI 2024-2029,” kata Mahfuz.
Ahmad Muzani berterima kasih atas sambutan dan penghormatan dari Partai Gelora. Kedatangannya ke Partai Gelora untuk memastikan dukungan dari Partai Gelora terhadap Prabowo. Selain itu, juga membicarakan alternatif tanggal dan tempat Partai Gelora mendeklarasikan Prabowo sebagai capres. Deklarasi tersebut akan dilaksanakan pada akhir Agustus.
”Pembicaraan kami dengan Partai Gelora adalah pembicaraan yang relatif singkat karena pandangan dan persepsi yang sama tentang Indonesia masa depan dari pimpinan dan petinggi Partai Gelora dengan calon presiden kami. Ada kesamaan pandang, ada kesamaan pikir, dan kecocokan-kecocokan pandangan tentang Indonesia ke depan,” papar Muzani.
Ada kesamaan pandang, ada kesamaan pikir, dan kecocokan-kecocokan pandangan tentang Indonesia ke depan.
Bergabungnya Partai Gelora mendukung Prabowo ini semakin menambah kepercayaan diri Partai Gerindra dalam menghadapi Pemilu 2024. Sebelumnya, sudah ada Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional yang bergabung dengan Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya.
Selain itu, Partai Bulan Bintang (PBB) juga sudah mendeklarasikan dukungannya terhadap Prabowo pada 30 Juli lalu. Muzani mengungkapkan, pembicaraan dengan partai nonparlemen lainnya juga sedang berlangsung. Namun, ia tidak mau menyebut partai nonparlemen tersebut.
Muzani menegaskan, banyaknya partai yang memberikan dukungan karena Prabowo tidak memiliki masalah dengan partai dan tokoh mana pun. Ia mengatakan, menurut Prabowo, besarnya persoalan di Indonesia tidak mungkin diselesaikan oleh satu atau dua partai saja. Semakin banyak partai yang bergabung, semakin baik untuk menyelesaikan masalah di Indonesia yang memiliki banyak pulau, penduduk, suku, dan agama.
”Karena itu, dia (Prabowo) mengajak semua partai, termasuk Gelora, untuk bersama-sama bagaimana menyukseskan (Pemilu) 2024 ini dengan mencalonkan Pak Prabowo sebagai presiden,” lanjut Muzani.
Ia juga menegaskan, Gerindra terbuka menerima siapa pun. Meskipun demikian, mereka harus menerima seluruh keputusan Gerindra, baik anggaran dasar, anggaran rumah tangga, capres, maupun manifesto perjuangan.
Pertemuan Ganjar-Muhaimin
Terkait dengan pertemuan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dengan bakal capres yang diusung PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo, Muzani mengatakan, Partai Gerindra mempersilakan Muhaimin berkomunikasi dengan siapa pun. Menurut dia, komunikasi yang dilakukan Muhaimin dengan semua tokoh merupakan bagian dari upaya memperkuat silaturahmi, posisi, persatuan, dan kesatuan.
”Meskipun silaturahmi pertemuan itu dilakukan dengan calon presiden yang berbeda dengan pilihan yang sudah diputuskan, kami menganggap pertemuan itu malah baik untuk memberi message kepada masyarakat, di tengah-tengah suasana 17 Agustus 1945, kita harus memberi message perdamaian, kesejukan, ketenangan, pesan persatuan, pesan kebersamaan harus terus ditunjukkan,” ucap Muzani.
Ia menegaskan, Partai Gerindra sudah mengetahui pertemuan Muhaimin dengan Ganjar tersebut. Mereka tidak khawatir dengan pertemuan tersebut.
Sebelumnya, Ganjar bertemu dengan Muhaimin di salah satu kafe di Jakarta, Jumat (18/8/2023). Dalam pertemuan tersebut, Ganjar memberikan sepasang burung lovebird berwarna merah dan hijau kepada Muhaimin.
”Tapi, kepalanya yang merah loh, Cak, badannya yang hijau,” ucap Ganjar, disambut tawa Muhaimin yang tidak mempermasalahkan kepala burung itu merah karena yang penting ada hijaunya (Kompas, 19/8/2023).
Pertemuan antara Ganjar dan Muhaimin itu disambut positif oleh Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto. ”Pertemuan tersebut sangat positif, menunjukkan bahwa dialog antarpemimpin merupakan hal yang sangat penting dan sesuai kultur bangsa,” kata Hasto melalui keterangan tertulis.
Pertemuan (Ganjar dan Muhaimin) tersebut sangat positif, menunjukkan bahwa dialog antarpemimpin merupakan hal yang sangat penting dan sesuai kultur bangsa.
Menurut Hasto, Ganjar dan Muhaimin sudah lama bersahabat. Pertemuan tersebut menunjukkan keduanya memiliki basis kultural yang saling melengkapi. Ganjar bisa merangkul, penuh ketulusan, dan menempatkan kekuasaan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Adapun Muhaimin menunjukkan kualitasnya sebagai pemimpin yang berdaulat, cair dalam komunikasi, dan sangat kaya pengalaman politik.
Terkait pertemuan bakal capres Anies R Baswedan dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono di Pacitan, Jawa Timur, Kamis (17/8/2023), Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengungkapkan, Anies datang ke Pacitan dalam rangka peresmian Museum dan Galeri SBY-Ani.
Anies datang ke museum yang dibangun Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono tersebut bersama dengan rombongan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Mereka didampingi anggota Tim Delapan dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, di antaranya Sugeng Suparwoto, Sudirman Said, dan Dadang Dirgantara.
Herzaky mengakui bahwa Anies sempat berdiskusi dengan Agus dan Susilo Bambang Yudhoyono. Namun, pertemuan pada Kamis malam itu lebih banyak membahas tentang peresmian museum. Saat ditanya apakah ada pembicaraan terkait koalisi dalam pertemuan tersebut, Herzaky belum mendapatkan informasi tentang itu.