Golkar-PAN Bergabung, Muhaimin Disebut Masih Cawapres Terkuat Prabowo
PKB menyambut baik bergabungnya Golkar dan PAN dalam koalisi PKB dan Gerindra. Kendati demikian, PKB mengingatkan isi dari piagam kerja sama Gerindra dan PKB, setahun lalu. Apa itu?
Oleh
HIDAYAT SALAM
·3 menit baca
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kedua dari kiri) dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (kedua dari kanan) menandatangani piagam kerja sama antara Partai Gerindra dan PKB dalam Pilpres 2024 saat deklarasi koalisi kedua partai itu di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (13/8/2022).
JAKARTA, KOMPAS — Kans Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB Muhaimin Iskandar untuk maju di Pemilihan Presiden 2024 belum tertutup setelah Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional bergabung dalam koalisi Partai Gerindra dan PKB. Gerindra bahkan menjanjikan peluang PKB dalam penentuan bakal calon wakil presiden dari bakal capres Gerindra, Prabowo Subianto, lebih besar dibandingkan partai politik lain.
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani saat ditemui di kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (13/8/2023), menegaskan, PKB sebagai partai politik (parpol) pertama yang bergabung dengan Gerindra memiliki kans lebih besar dibandingkan parpol lain yang bergabung dalam penentuan bakal cawapres dari Prabowo.
”Dalam perjuangan, yang (paling) awal (bobotnya) lebih besar (menentukan cawapres). Gerindra dan PKB mempunyai deklarasi yang kami sepakati, piagam itu tertulis dan ditandatangani oleh kedua belah pihak,” ujar Muzani.
Setahun lalu, Gerindra dan PKB mengikat kerja sama politik dalam menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Dalam piagam deklarasi kerja sama kedua partai, salah satunya berbunyi, soal bakal capres-cawapres yang diusung kedua partai akan dibicarakan oleh Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyambut kedatangan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar di kediamannya di Jalan Kertanegara IV, Jakarta, Jumat (28/4/2023). Pertemuan kedua tokoh Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya tersebut, antara lain, membahas isu-isu politik aktual, khususnya soal calon presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2024.
Namun, dalam perjalanannya, koalisi ini tak kunjung menyepakati bakal capres-cawapres yang akan diusung. Pasalnya, Prabowo menjalankan mandat partainya untuk menjadi bakal capres. Begitu pula Muhaimin. Belakangan, Muhaimin bersedia menjadi bakal cawapres dari Prabowo, tetapi koalisi ini tak juga mendeklarasikan Prabowo-Muhaimin sebagai bakal capres-cawapres yang diusung koalisi.
Kini, setelah Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) menyatakan bergabung dengan Gerindra dan PKB, Minggu (13/8/2023), nominasi bakal capres dan cawapres koalisi kian banyak. Golkar, seperti diketahui, telah memutuskan mengusung Airlangga Hartarto, ketua umumnya, sebagai bakal capres. Adapun PAN belakangan giat mengusulkan Menteri BUMN Erick Thohir sebagai bakal cawapres, selain ada pula suara internal yang ingin agar Zulkifli Hasan, Ketua Umum PAN, maju di Pilpres 2024.
Terlepas dari problem penentuan capres-cawapres, Muzani menyambut baik kerja sama terbaru yang dijalin dengan Golkar dan PAN. Gerindra tetap membuka diri jika ada parpol lain yang hendak bergabung. Selain Golkar, PAN, dan PKB, parpol nonparlemen Partai Bulan Bintang juga telah mengikat kerja sama dengan Gerindra untuk Pilpres 2024.
”Kami akan menerima dengan tangan terbuka dan kegembiraan. Dukungan dari banyak partai dan dukungan dari banyak tokoh menjadi sesuatu yang kami sangat harapkan,” ujarnya.
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani saat menjawab pertanyaan pers di kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (13/8/2023).
Piagam kerja sama
Tak hanya Gerindra, PKB pun menyambut baik bergabungnya Golkar dan PAN dalam koalisi. Kendati demikian, PKB mengingatkan isi dari piagam kerja sama Gerindra dan PKB setahun lalu.
”PKB sebagai inisiator KKIR (Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya) bersama Gerindra tetap berpatokan pada piagam KKIR yang ditandatangani tepat satu tahun lalu di Sentul, Bogor,” ujar Wakil Sekretaris Jenderal DPP PKB Syaiful Huda.
Huda mengatakan, bergabungnya Golkar dan PAN akan menambah kekuatan KKIR, terutama dalam memenangkan bakal capres-cawapres yang diusung kelak.
Namun, ia mengungkapkan, kerja sama Gerindra-PKB dan Golkar-PAN masih sangat awal dan membutuhkan detail pembahasan agar benar-benar menjadi kekuatan yang solid. ”Kalau piagam kerja sama yang kami tanda tangani saat ini hanya menyebutkan bahwa Gerindra-PKB menerima Golkar-PAN sebagai rekan koalisi. Belum ada detail-detail terkait hak dan kewajiban para pihak, termasuk bagaimana pola pengambilan keputusan penentuan capres-cawapres yang akan diusung,” katanya.
KOMPAS/FAKHRI FADLURROHMAN
Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus bakal calon presiden Gerindra, Prabowo Subianto (kedua dari kanan), bersama Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (dari kiri ke kanan) memperlihatkan kontrak politik kerja sama untuk Pilpres 2024 kepada awak media di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta, Minggu (13/8/2023).
Huda menegaskan, target kemenangan dalam Pilpres 2024 harus benar-benar menjadi pertimbangan KKIR plus Golkar-PAN. Hal ini penting dijadikan titik tolak kerja sama sehingga Prabowo Subianto tidak mengulang lagi memori kelam koalisi pengusungnya yang kalah dalam Pemilu 2014 dan 2019.
”Jadi, pertimbangannya harus benar-benar peluang menang. Tidak sekadar jumlah kursi di parlemen, pasokan logistik, atau sekadar hasil survei. Tetapi, benar-benar keseimbangan dari figur yang diusung, kekuatan logistik, hingga basis tradisional dukungan capres-cawapres yang akan diusung,” katanya.
PKB, lanjut Huda, tetap berpatokan pada hasil Muktamar PKB di Bali dalam mengusung capres atau cawapres dalam Pemilu 2024. Forum tertinggi partai tersebut telah memberikan mandat untuk mengusung Muhaimin Iskandar sebagai capres dalam Pemilu 2024.
”PKB telah berijtihad untuk mengusung Gus Imin dalam Pilpres 2024. Ijtihad ini didasari pada efek positif yang akan ditimbulkan bagi kemenangan PKB dan program unggulan untuk bangsa jika Gus Imin benar-benar maju serta menang dalam Pilpres 2024,” pungkasnya.