Bakal Capres Berebut Pengaruh Jokowi dari Berbagai Sisi
Efek Jokowi dianggap sangat berpengaruh untuk membantu kemenangan di Pilpres 2024. Berdasarkan perhitungan pengamat, efek dukungan Jokowi bisa menaikkan elektabilitas hingga 5 persen.
Oleh
KURNIA YUNITA RAHAYU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Upaya sejumlah bakal calon presiden untuk mengasosiasikan diri dengan Presiden Joko Widodo tidak sebatas komitmen untuk melanjutkan program yang sudah dirintis selama dua periode kepemimpinannya. Kedekatan juga dibangun dengan kelompok sukarelawan, bahkan anggota keluarga Presiden. Ke depan, langkah tersebut dinilai akan semakin agresif demi mendapatkan insentif elektoral pada Pemilihan Presiden 2024.
Menteri Pertahanan yang juga bakal calon presiden (capres) dari Partai Gerindra menghadiri peringatan Hari Veteran Nasional di Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (10/8/2023), bersama dengan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka. Sepanjang acara, Prabowo duduk berdampingan dengan Gibran. Keduanya berada dalam satu mobil ketika berangkat menuju UNS, Gibran juga mengantar Prabowo ke Bandara Adisoemarmo untuk bertolak ke Jakarta.
Sebelum menghadiri acara di UNS, Prabowo makan bersama dengan kelompok sukarelawan Presiden Joko Widodo dan Gibran di salah satu kafe di Surakarta, Rabu malam. Agenda tersebut merupakan bagian dari rangkaian kunjungan kerja Prabowo. Sebelumnya, ia juga mengunjungi Akademi Militer di Magelang, Jawa Tengah, dan meresmikan sumber air di Gunung Kidul, Yogyakarta.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka berada satu mobil seusai menghadiri acara Hari Veteran Nasional, di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (10/8/2023).
Baik dalam acara bersama sukarelawan maupun seusai menghadiri acara di UNS, Prabowo menanggapi soal uji materi batas usia capres dan calon wakil presiden (cawapres) yang tengah berjalan di Mahkamah Konstitusi yang meminta agar batasan usia itu diubah menjadi minimal 35 tahun. Dalam pidatonya di UNS, Prabowo menyebut sejarah Brigadir Jenderal Anumerta Slamet Riyadi yang mampu memimpin perang saat berusia 22 tahun. Menurut dia, usia bukan masalah dalam kepemimpinan. Sebab, yang terpenting adalah jiiwa seorang tokoh.
Sebelumnya, Prabowo pun tidak memungkiri, Gibran merupakan tokoh muda yang berpotensi untuk berkontestasi di Pilpres 2024. Putra sulung Jokowi itu pun diperhitungkan untuk menjadi bakal cawapres. ”Sebagai seorang tokoh, semua (termasuk Gibran) pasti diperhitungkan, yang terpenting kehendak rakyat,” kata Prabowo, Rabu malam.
Selain Prabowo, Gubernur Jawa Tengah yang juga bakal capres dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Ganjar Pranowo pun intens berkegiatan di Jateng. Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, saat ini Ganjar memang sedang fokus untuk menyelesaikan periode kepemimpinannya yang akan berakhir awal September mendatang. Oleh karena itu, Ganjar berpamitan dengan warga Jateng dan nantinya warga itu pula yang akan mengantarkan Ganjar untuk menjadi capres.
Hasto mengatakan, Ganjar merupakan sosok yang tepat untuk melanjutkan kepemimpinan Jokowi. Selain kerap blusukan, hal yang identik dengan gaya kepemimpinan Jokowi, Ganjar juga masih berusia 54 tahun, usia yang masih penuh stamina untuk menjadi pemimpin.
”Pak Ganjar ini usianya masih 54 tahun sehingga pemimpin yang energik, penuh stamina, dan visioner bagi masa depan. Bung Karno (Presiden pertama RI Soekarno) ketika menjadi Presiden berusia 44 tahun, Pak Harto (Presiden ke-2 RI Soeharto) 46 tahun, Pak Habibie (Presiden ke-3 RI BJ Habibie) 62 tahun, Gus Dur (Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid) 59 tahun, Bu Mega (Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri) dan SBY (Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono) 55 tahun, Pak Jokowi lebih muda lagi 53 tahun dan oleh perjuangan rakyat Indonesia nanti Pak Ganjar pada 2024 berusia 55 tahun. Jadi tradisi usia Presiden ketika dilantik itu maksimum 62 tahun, yakni Pak Habibie. Karena itulah kita meyakini bahwa estafet kepemimpinan Presiden Jokowi itu adalah Pak Ganjar Pranowo 54 tahun. Dengan karakter yang baik, muda, berpengalaman, energik dan visioner, Pak Ganjar akan mempercepat kemajuan,” ujar Hasto.
Sementara itu, bakal capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan, Rabu, mengunjungi sejumlah tempat di wilayah tapal kuda Jawa Timur, yakni Banyuwangi, Situbondo, Bondowoso, dan Malang. Ia mengunjungi sejumlah kelompok masyarakat, di antaranya nelayan dan pegiat wayang.
Anies mengatakan, Jatim merupakan daerah strategis karena memiliki jumlah pemilih yang besar. Kepada setiap kelompok yang ditemui, Anies pun menekankan ide perubahan untuk kemajuan bangsa. ”Kami sampaikan bahwa ikhtiar yang diamanatkan kepada kami itu adalah ikhtiar membawa misi. Misinya apa, menghadirkan rasa keadilan. Kami berharap kabupaten, kota, perdesaan yang mungkin perhatian pembangunannya kurang akan menjadi prioritas,” ujarnya.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno melihat, langkah-langkah yang dilakukan sejumlah bakal capres, terutama Prabowo, menunjukkan upaya untuk mengasosiasikan diri dengan Jokowi. Ada kecenderungan mereka tengah melakukan penetrasi mendalam ke berbagai lini untuk mendapatkan dukungan dari para pendukung Jokowi.
”Karena itu, bukan hanya mengasosiasikan diri sebagai sosok yang paling Jokowi, tetapi juga segala hal yang terkait dengan Jokowi dirambah jalur politiknya, mulai dari sukarelawan, partai pendukung, bahkan sampai ke Gibran,” kata pengajar politik di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Ciputat, Banten, itu.
Menurut Adi, hal itu memperlihatkan bahwa efek Jokowi dianggap sangat berpengaruh untuk membantu kemenangan di Pilpres 2024. Berdasarkan perhitungannya pun, efek dukungan Jokowi pun bisa menaikkan elektabilitas kandidat sekitar 3-5 persen. Angka itu didapat dari penghitungan jumlah pemilih Jokowi pada Pilpres 2014 dan 2019 yang tidak terafiliasi ke partai politik.
Oleh karena itu, ia memprediksi, upaya-upaya untuk mengidentikkan diri dengan Jokowi masih akan terus berlanjut.
”Pastinya akan semakin intensif dan agresif,” ujar Adi.