Isu kepemudaan diharap bukan hanya menjadi gimik atau bahan jualan semata. Diharap ada program nyata yang menyentuh pemuda.
Oleh
NINA SUSILO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Para bakal calon presiden diharap memaparkan visi, misi, dan program-programnya ke depan. Salah satunya, program untuk anak-anak muda supaya bisa mengenyam pendidikan dan mendapatkan pekerjaan.
Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) Muhammad Abdullah Syukri menyampaikan hal ini di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (25/7/2023). Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menerima belasan pengurus PB PMII di Istana Merdeka.
”Sebagai pemuda dan aktivis, tentunya kepastian visi tentang ketenagakerjaan (untuk anak) muda, (supaya) tidak ada lagi anak-anak muda yang sulit mendapatkan pekerjaan, tidak ada lagi anak-anak muda yang sulit untuk kuliah, untuk sekolah,” tutur Abdullah Syukri.
Isu kepemudaan diharap bukan hanya menjadi gimik atau bahan jualan semata. Diharap ada program nyata yang menyentuh pemuda.
Kendati melihat belum ada bakal calon presiden yang memaparkan visi, misi, dan program, Abdullah mengatakan, PMII sudah memberikan panggung kepada semua kandidat yang ada. Prabowo Subianto, bakal capres Partai Gerindra, misalnya, diundang dan hadir pada peringatan hari lahir PMII tahun 2023 ini, dan bakal capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (Demokrat, Nasdem, PKS) Anies Baswedan pada peringatan hari lahir tahun lalu. Adapun bakal capres PDI-P, Ganjar Pranowo, hadir di peringatan hari lahir PMII dua tahun lalu.
Menurut Abdullah, PMII secara moral akan mendukung calon-calon yang memperjuangkan hak anak muda. Dukungan diberikan secara moral karena PMII bukan partai politik. Kendati demikian, organisasi kemahasiswaan dan organisasi kepemudaan bisa dilibatkan dalam konsolidasi demokrasi maupun konsolidasi kenegaraan dan kebangsaan.
Dalam audiensi dengan Presiden Jokowi, Selasa pagi, PMII juga menyerahkan jurnal akademik sebanyak 350 halaman mengenai Ibu Kota Nusantara. Selain itu, menuju Pemilu 2024, PMII juga ikut mencerdaskan pemilih muda melalui jejaringnya di tingkat rayon, komisariat cabang, dan provinsi.
”Kalau dihitung, ribuan forum, seperti seminar, workshop untuk mencerdaskan pemilih muda, (sudah diselenggarakan). Besok kita menghadapi pemilu yang 50 persen lebih pemilihnya anak muda. Kita tidak ingin pemuda hanya menjadi gimick dalam politik pada tahun 2024,” tuturnya.
Presiden Jokowi pun menyampaikan harapan supaya para pemuda tetap menjaga kondusivitas pemilu. Diharap tidak ada yang mencoreng kualitas pemilu di Indonesia.
”Prinsipnya, PMII berpihak kepada yang pro kepada anak-anak muda. Tentu kepentingan rakyat, kepentingan nasional, kepentingan ekonomi itu sudah pasti. Tapi, standing point kita sebagai anak muda tadi,” tambah Abdullah.
PMII juga menyampaikan komitmen untuk mengatasi kabar bohong dan ujaran kebencian. Hal ini juga disampaikan kepada kader dan publik.
Untuk diketahui, Survei Pemilih Pemuda dan Pemilu 2024: Dinamika dan Preferensi Sosial Politik Pascapandemi oleh Centre for Strategic and Internasional Studies (CSIS) Jakarta, 8-13 Agustus 2022, menunjukkan, isu kesejahteraan masyarakat menjadi isu yang paling bisa menarik minat pemilih muda di Pemilu 2024 atau sebesar 44,4 persen.
Selanjutnya, isu lapangan pekerjaan dipilih oleh 21,3 persen responden. Kemudian isu pemberantasan korupsi (15,9 persen), demokrasi dan kebebasan sipil (8,8 persen), kesehatan (6,2 persen), dan lingkungan hidup (2,3 persen). Sisanya, sebanyak 1 persen, tidak menjawab atau menjawab tidak tahu.
Survei ini juga menunjukkan karakter pemimpin yang diidamkan anak muda pada 2024 adalah yang jujur atau tidak korupsi (34,8 persen). Selain itu, sosok pemimpin yang merakyat dan sederhana (15,9 persen), tegas dan berwibawa (12,4 persen), berprestasi atau berkinerja baik saat memimpin (11,6 persen), dan berpengalaman memimpin (10,1 persen).