Melalui Pantun, Gerindra Menggoda Demokrat Bergabung
Partai Demokrat menyatakan masih berada dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan bersama Nasdem dan PKS untuk mengusung Anies Baswedan sebagai bakal capres di Pilpres 2024.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Partai Gerindra kembali menjalin silaturahmi dengan Partai Demokrat untuk membuka komunikasi dan menjajaki kemungkinan kerja sama pada Pemilihan Presiden 2024. Namun, bagi Demokrat, komunikasi ini tidak mengurangi komitmen yang sudah terjalin di Koalisi Perubahan untuk Persatuan.
Sejumlah elite Partai Gerindra yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani berkunjung ke kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (20/7/2023). Kehadiran elite Gerindra disambut oleh Sekjen Demokrat Teuku Riefky Harsya bersama jajaran DPP Demokrat. Kemudian, dilanjutkan pertemuan tertutup selama hampir dua jam.
Dalam jumpa pers, di halaman DPP Demokrat, Ahmad Muzani mengatakan, Gerindra merasa terhormat karena disambut dengan penuh kehangatan dan kekeluargaan oleh Demokrat. Padahal, Gerindra dan Demokrat saat ini memiliki posisi politik yang berbeda. Gerindra telah berkoalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), sementara Demokrat telah berkoalisi dengan Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Karena itu, Gerindra tak bermaksud menggoda keputusan politik Demokrat. Kedua partai pun saling menghormati posisi politik masing-masing partai.
Terlepas dari itu, Muzani mengaku tidak bisa melepaskan memori kebersamaan dengan Demokrat. Ketika berkunjung ke Demokrat, Gerindra seperti bertemu kembali dengan kawan-kawan lama. Disebut, salah satu kader Demokrat, Jansen Sitindaon, bahkan pernah menjabat sebagai mantan Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo pada Pilpres 2019 lalu.
”Kami merasa perjuangan Demokrat sama dengan perjuangan Partai Gerindra. Kami hanya menitipkan satu pantun saja tadi sama Mas Teuku Riefky. Pergi ke pasar, beli alpukat. Membelinya di pasar terapung. Pak Prabowo (Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto) akan tambah kuat jika Partai Demokrat makin tambah gabung,” ujar Muzani.
Pantun Muzani ini langsung disambut tepuk tangan dan gelak tawa dari seluruh kader Demokrat dan Gerindra yang hadir. Teuku Riefky tiba-tiba pun menceletuk, ”Katanya, enggak menggoda, tetapi menggoda he-he-he.”
Muzani melanjutkan, pertemuan ini menjadi bagian dari upaya Gerindra untuk terus membuka silaturahmi politik dengan Demokrat. Ini juga merupakan upaya Gerindra untuk menyambung persaudaraan yang sudah dibangun antara Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dan Prabowo Subianto di kediaman Prabowo di Jakarta pada Juni 2022, dan juga antara Prabowo dan Ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di Museum SBY-Ani di Pacitan, Jawa Timur.
Memerlukan kekuatan besar
Dalam komunikasi antar-elite Gerindra dan Demokrat kali ini dibahas mengenai beberapa persoalan-persoalan umum tentang kebangsaan dan kenegaraan. Di samping itu, tak dimungkiri pula dibahas bagaimana proses pilpres dan keputusan setiap partai.
”Membangun Indonesia dengan jumlah penduduk 275 juta jiwa dengan masalah yang segudang, dengan problem yang ruwet, ribet, rumit, tentu saja memerlukan kekuatan partai politik yang banyak, memerlukan kekuatan-kekuatan yang banyak. Itulah yang kami komunikasikan,” ucap Muzani.
Teuku Riefky sependapat dengan Muzani. Menurut dia, dalam mengurus bangsa ini tidak bisa hanya dilakukan oleh salah satu atau salah dua partai politik saja, tetapi membutuhkan semua partai politik di Indonesia. Kekuatan yang terbangun ini bertujuan untuk menjaga proses demokrasi, termasuk menyambut kontestasi Pilpres 2024.
”Kita ingin stabilitas politik nasional harus diupayakan kondusif. Stabilitas politik nasional tentu menjadi tanggung jawab kita bersama untuk menjaganya, tidak hanya dalam menjelang, tetapi saat dan pasca-pemilu itu sendiri terjadi,” kata Teuku Riefky.
Teuku Riefky menegaskan, silaturahmi kali ini sebenarnya melanjutkan pertemuan-pertemuan yang sudah dilakukan, baik oleh Agus maupun Yudhoyono. Keduanya di waktu yang berbeda pernah bertemu dengan Prabowo. ”Jadi, silaturahmi kebangsaan ini memang dilakukan secara terus-menerus, dan bukan hal yang baru untuk Partai Demokrat dan Partai Gerindra,” katanya.
Terkait dengan Pilpres 2024, Teuku Riefky menyampaikan, kedua partai berkomitmen saling menjaga etika politik. Meski demikian, kedua partai sepakat untuk menjaga kontestasi pilpres berjalan dengan baik, damai, dan demokratis. ”Tentu pertemuan-pertemuan ini juga antara Demokrat dan Gerindra akan terjadi lagi ke depan. Ya, waktunya nanti akan dicocokkan,” ucapnya.
Berpegang pada komitmen
Sementara itu, Teuku Riefky menyebut, Demokrat menyerahkan sepenuhnya kepada Anies Rasyid Baswedan mengenai bakal calon wakil presiden (cawapres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). Demokrat akan memegang teguh komitmen yang telah ditandatangani dalam piagam koalisi, di mana keputusan mengenai bakal cawapres dari KPP merupakan kewenangan Anies.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Demokrat, telah diputuskan satu nama bakal cawapres Anies dan tinggal diumumkan. ”Jadi, kami tetap dalam posisi Koalisi Perubahan dan saat ini kami juga sedang menghitung momentum bersama capres untuk pengumuman itu,” ujarnya.
Saat ditanya apakah pertemuan dengan Gerindra ini dilakukan karena kans Agus menjadi bakal cawapres Anies semakin kecil, Teuku Riefky tidak ingin berspekulasi terlalu jauh. Pada prinsipnya, Demokrat menyerahkan sepenuhnya mengenai penentuan bakal cawapres kepada Anies sebagaimana yang tertulis di piagam koalisi.
”Jadi, kami akan sesuai dengan komitmen yang sudah disampaikan dalam piagam kerja sama kami,” ucapnya.
Adapun Muzani menyampaikan, terkait bakal cawapres dari Prabowo, akan didiskusikan bersama Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Sejauh ini komunikasi dengan PKB berlangsung sangat baik, begitu pula dengan Partai Amanat Nasional (PAN) yang belakangan ini terus menyodorkan nama Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sebagai bakal cawapres Prabowo.
Seiring dengan itu, Gerindra akan terus membangun komunikasi dengan banyak partai, baik partai-partai di Parlemen maupun partai-partai yang tidak memiliki kursi di Parlemen. ”Dalam waktu-waktu dekat ini akan ada keputusan internal partai politik,” ucapnya.