Kehadiran bakal cawapres bersama bakal capres yang diusung parpol memberi sinyal pendekatan dan membuka peluang. Pimpinan parpol pengusung capres berperan penting dalam penentuan cawapres.
Beberapa bakal cawapres yang diusung parpol hadir bersama Ganjar Pranowo di sejumlah kesempatan.
Presiden Joko Widodo meminta para sukarelawan pendukungnya untuk tidak grusa-grusu.
Jika belakangan tampak bakal cawapres hadir di satu acara bersama bakal capres, itu bisa saja dimaknai sebagai sinyal pendekatan.
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah kesempatan digunakan oleh para tokoh yang telah diusung oleh partai politik sebagai bakal calon wakil presiden untuk hadir bersama dengan bakal calon presiden. Ini dilakukan saat parpol ataupun koalisi parpol pendukung bakal capres yang hingga kini belum menentukan bakal cawapres yang diusung.
Di tengah kondisi yang demikian, Presiden Joko Widodo, Sabtu (15/7/2023), meminta para sukarelawan pendukungnya untuk tidak grusa-grusu tertarik dalam situasi tahun politik yang masih belum jelas.
Di awal Juli, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga S Uno bertemu dengan bakal capres Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Ganjar Pranowo, di Jeddah, Arab Saudi. Pertemuan itu berlangsung saat mereka akan bertolak ke Tanah Air seusai menunaikan ibadah haji.
Salah satu keputusan Rapat Pimpinan Nasional Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada pertengahan Juni adalah agar Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP M Mardiono memperjuangkan Sandiaga sebagai bakal cawapres bagi Ganjar. PPP merupakan salah satu parpol yang menjalin kerja sama politik dengan PDI-P menghadapi Pemilu 2024, selain Perindo dan Hanura.
Pada Sabtu (15/7/2023), Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir yang diusung Partai Amanat Nasional (PAN) sebagai bakal cawapres hadir sebagai pembicara di Young On Top National Conference di Jakarta. Di acara itu, Ganjar juga hadir. Erick hadir sebagai pembicara di pagi hari, sedangkan Ganjar pada sore hari.
Di acara itu, baik Erick maupun Ganjar menyampaikan, pembangunan bangsa Indonesia harus dimulai dari peningkatan kualitas anak muda. Saat ditanya wartawan terkait pendapat Erick soal pentingnya anak muda bagi masa depan bangsa, Ganjar mengamininya.
Ganjar mengatakan, semua harus berpikir pentingnya anak muda bagi bangsa karena bonus demografi terjadi. Jika dalam 13 tahun ke depan gagal memanfaatkan potensi ini, Indonesia bisa gagal melompat menjadi negara dengan ekonomi empat besar dunia. ”Jika berhasil, bisa menjadi lompatan besar,” ucapnya.
Diakui Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno, PAN telah menawarkan Erick sebagai bakal cawapres kepada Gerindra dan PDI-P.
Saat disinggung sosok bakal cawapres yang berpotensi mendampinginya, Ganjar menyatakan belum ada yang ditetapkan. Erick, seusai menyampaikan pidatonya di acara itu, pun menyatakan masih fokus mengerjakan tugasnya sebagai Menteri BUMN dan Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia.
Erick juga tampak hadir bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang jadi bakal capres dari Partai Gerindra menyaksikan pertandingan timnas Indonesia dengan Argentina, Juni lalu. Saat itu, Presiden Jokowi juga hadir.
Diakui Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno, PAN telah menawarkan Erick sebagai bakal cawapres kepada Gerindra dan PDI-P. ”Ke mana kita condong? Tentu ini hanya bisa dijawab PDI-P dan Gerindra ketika mereka menetapkan Pak Erick Thohir sebagai cawapres,” ujarnya. Eddy menambahkan, PAN bisa bekerja sama dengan siapa saja.
Hasil survei Lembaga Survei Indonesia periode 1-8 Juli 2023, Erick jadi kandidat wakil presiden dengan elektabilitas tertinggi dalam simulasi 24 nama.
Selain Ganjar dan Prabowo, juga ada Anies Baswedan yang diusung sebagai bakal capres oleh Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera yang tergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). Hingga kini, tiap-tiap parpol pendukung bakal capres itu belum ada yang menentukan bakal cawapres yang akan didukung.
Fokus bekerja
Oleh karena belum ada satu pun tokoh yang ditetapkan sebagai bakal cawapres, Presiden Jokowi yang juga kader PDI-P meminta para sukarelawan pendukungnya untuk fokus bekerja. ”Cawapresnya siapa belum jelas. Masa belum jelas, bapak ibu milih, ya enggak?” ujar Presiden di Rakernas Relawan Arus Bawah Jokowi (ABJ), Bogor, Jawa Barat, Sabtu.
Di acara itu, Presiden juga menyinggung kondisi koalisi yang belum jelas. ”Kalau koalisinya saja belum jelas, apa yang mau kita lakukan. Ya, bekerja saja, setuju?” kata Presiden disambut teriakan tanda setuju dan tepuk tangan.
PAN dan PPP sebagai contoh, meski bergabung dengan Golkar dalam Koalisi Indonesia Bersatu, masing-masing mengusung tokoh berbeda sebagai bakal cawapres.
Presiden mengatakan, pemimpin ke depan harus betul-betul mau bekerja menyelesaikan kerumitan dengan manajemen negara yang baik. Seperti saat ini, ia fokus bekerja agar Indonesia tak masuk kategori negara dengan kondisi ekonomi tidak baik. Saat ini, ada 96 negara di dunia menjadi pasien dari International Monetary Fund (IMF).
Sinyal pendekatan
Pemerhati politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, mengatakan, bagaimanapun soal keputusan bakal cawapres ada di tangan ketua umum parpol. Cawapres untuk Ganjar, contohnya, ditentukan oleh Megawati Soekarnoputri. Jika belakangan tampak bakal cawapres hadir di satu acara bersama bakal capres, itu bisa saja dimaknai sebagai sinyal pendekatan untuk bisa berjodoh.
”Soal berjodoh atau tidak, kita lihat saja nanti. Sebab, di politik selalu akan terjadi banyak kemungkinan,” ujarnya.
Bagi bakal cawapres, kehadiran bersama itu bisa dimaknai sebagai upaya untuk membuka peluang disandingkan dengan salah satu bakal capres. (Ujang Komarudin)
Bagi bakal cawapres, lanjut Ujang, kehadiran bersama itu bisa dimaknai sebagai upaya untuk membuka peluang disandingkan dengan salah satu bakal capres. Kehadiran Erick bersama Ganjar atau Prabowo, contohnya, adalah untuk memastikan peluang tetap bersanding dengan Ganjar atau Prabowo. ”Tidak mudah memang untuk menaklukkan tantangan menjadi cawapres,” ucapnya.
Peneliti di Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Firman Noor, memahami jika hingga saat ini belum ada satu bakal capres pun yang mengumumkan pendampingnya. Sebab, kesalahan memilih cawapres akan berisiko tak maksimalnya suara yang akan diperoleh di Pemilu 2024 nanti.