Lewat pertemuan di Kantor DPP Projo, kelompok sukarelawan Jokowi dan sukarelawan Prabowo menyatakan saling menemukan banyak kesamaan. Apakah ini pertanda Projo akan mendukung Prabowo Subianto sebagai capres?
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO, KURNIA YUNITA RAHAYU
·3 menit baca
Sukarelawan pendukung Joko Widodo pada Pemilihan Presiden 2014 dan 2019 yang tergabung dalam Pro Jokowi atau Projo menunjukkan sinyal dukungan kepada Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden pada Pemilihan Presiden 2024. Sinyal tersebut terlihat dari pengakuan sukarelawan yang menyebut ada kesamaan pandangan tentang Indonesia ke depan antara sukarelawan dan Prabowo.
Dari diskusi yang dilakukan bersama sukarelawan Prabowo, Projo menemui banyak kesamaan pandangan.
Hingga jelang Pilpres 2024 nanti, sukarelawan Prabowo akan terus bergerak dan mendatangi berbagai pihak, termasuk para sukarelawan Jokowi.
Saat ini Projo masih menggelar konferensi daerah untuk kembali menyaring masukan-masukan dari akar rumput.
Projo menargetkan pada Oktober mendatang sudah muncul keputusan terkait dengan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang akan didukung.
Lebih dari satu jam, sukarelawan pendukung Jokowi itu bertemu dengan Relawan Prabowo 08 di Kantor Dewan Pengurus Pusat (DPP) Projo, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (6/7/2023). Relawan Prabowo 08 merupakan tim sukarelawan yang dibentuk oleh Gerindra untuk menggalang pendukung Prabowo dari unsur nonparpol.
Dalam pertemuan tersebut, hadir Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi, Bendahara Umum DPP Projo Panel Barus, Koordinator Rumah Besar Relawan Prabowo 08 Fauzi Baadilah, dan Wakil Koordinator Rumah Besar Relawan Prabowo 08 Haris Rusli Moti.
Budi Arie seusai pertemuan mengatakan, dari diskusi yang dilakukan bersama sukarelawan Prabowo, Projo menemukan banyak kesamaan pandangan, mulai dari tantangan zaman ke depan, serta agenda pembangunan kerakyatan. Kedua kelompok sukarelawan sepakat untuk bisa melanjutkan agenda pembangunan yang telah diprakarsai Presiden Jokowi.
”Yang pasti begini, agenda perjuangan sudah sama, cara pandang melihat tantangan bangsa ini ke depan sudah sama. Terus bagaimana mengelola tantangan-tantangan kenegaraan untuk meneruskan kemajuan Indonesia sudah sama. Terus apa lagi? Masa figurnya bisa beda,” kata Budi Arie.
Budi Arie tak mempermasalahkan jika publik beranggapan Projo sudah mengarahkan dukungan ke Prabowo.
Prabowo masuk ke dalam daftar bakal capres yang meraih dukungan terbanyak berdasarkan Musyawarah Rakyat (Musra) di 29 provinsi dan satu di luar negeri, yakni Hong Kong. Musra tersebut digelar sepanjang Agustus 2022 hingga Mei 2023.
Dua nama bakal capres lain yang juga masuk radar Projo ialah Gubernur Jawa Tengah yang juga bakal capres dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Ganjar Pranowo, dan Ketua Umum Partai Golkar yang juga Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. Hasil dari Musra tersebut kemudian diserahkan kepada Presiden Jokowi di Istora Senayan, Jakarta, 14 Mei 2023 lalu.
Tak persoalkan klaim
Budi Arie tak mempermasalahkan jika publik beranggapan Projo sudah mengarahkan dukungan kepada Prabowo. Justru, menurut dia, tuduhan itu bisa saja menjadi doa. ”Banyak pihak mengatakan bahwa Projo sudah dukung Prabowo. Silakan saja menuduh. Kami tidak pernah rugi dengan tuduhan. Tuduhan juga bisa jadi doa, kan,” ucapnya.
Yang pasti, lanjutnya, Projo dekat dengan siapa pun. Dalam artian, tidak ada sekat antara Projo dan bakal capres lain. Hanya, Projo mengapresiasi inisiatif Relawan Prabowo 08 yang dengan kerendahan hati mengunjungi sukarelawan Jokowi.
Budi Arie juga tak mempersoalkan jika ada klaim bahwa Jokowi lebih mendukung Ganjar. Projo pada prinsipnya akan tetap menunggu arahan Jokowi. ”Jadi, tenang saja, Belanda masih jauh. Kalian mau cepat-cepat saja. Kalau dulu ada moto, lebih cepat lebih baik. Kalau sekarang ini, slow but sure. Yang penting pasti. Last minute saja,” ujarnya.
Panel Barus menambahkan, saat ini Projo masih menggelar konferensi daerah untuk kembali menyaring masukan-masukan dari akar rumput, salah satunya terkait pasangan capres dan cawapres yang akan didukung pada Pilpres 2024. ”Ini masih panjang. Nanti jawaban finalnya di rapat kerja nasional Projo. Kira-kira Oktober, itu semua terang benderang, tidak ada lagi yang abu-abu,” ucapnya.
Haris Rusli Moti mengungkapkan, Projo menjadi pilihan pertama yang dikunjungi oleh Relawan Prabowo 08 karena ada kesamaan roh dan frekuensi soal kebangsaan ataupun politik. Ia berharap kesamaan roh dan frekuensi itu bisa berujung pada dukungan Projo kepada Prabowo.
”Projo bagi kami satu frekuensi hari ini. Dalam soal ini, kami harapkan ke depan ini seirama, sejalan dalam soal kebangsaan maupun soal pilpres nanti. Dan saya menangkap auranya ke situ. Kita lihat nantilah,mungkin Oktober ada kejelasan sikap dari Projo,” kata Haris.
Haris menyampaikan, hingga jelang Pilpres 2024 nanti, sukarelawan akan terus bergerak dan mendatangi banyak pihak, termasuk para sukarelawan Jokowi. Harapannya, dukungan terhadap Prabowo bisa semakin besar.
Secara terpisah, anggota Dewan Pembina Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra, Andre Rosiade, mengatakan, jika memang Projo menginterpretasikan Jokowi lebih cenderung mendukung Prabowo di Pilpres 2024, Gerindra mensyukurinya. ”Kami ucapkan alhamdulillahirabbil alamin. Kami syukuri,” ujarnya.
Anggota Dewan Pembina Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra, Andre Rosiade, mengatakan, jika memang Projo menginterpretasikan Jokowi lebih cenderung mendukung Prabowo di Pilpres 2024, Gerindra mensyukurinya.
Sebelumnya, seusai Rapat Kerja Daerah (Rakerda) DPD PDI-P Sumatera Barat di Padang, awal Juli 2023 lalu, Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto menegaskan, Presiden Jokowi merupakan kader PDI-P. Karena itu, tidak benar jika Presiden Jokowi disebut-sebut memilih Prabowo Subianto sebagai capres pilihannya untuk Pemilu 2024.
”Pak Jokowi memilih Pak Prabowo? Jadi, itu saya luruskan. Itu tidak benar,” kata Hasto.
Hasto mengatakan bahwa tindakan Presiden Jokowi selama ini yang seakan memberikan sinyal dukungan kepada beberapa bakal capres harus dilihat sebagai upaya Jokowi memastikan situasi nasional tetap aman dan kondusif jelang pergantian kepemimpinan nasional. ”Pak Jokowi dalam kapasitas beliau sebagai presiden (hanya ingin) memastikan agar proses pergantian kepemimpinan ke depan berjalan dengan baik,” katanya.
Hasto juga mengingatkan, PDI-P melalui rakernas III, awal Juni lalu, telah menegaskan bahwa apa yang dilakukan Presiden Jokowi, baik kebijakan, legacy, maupun program, akan dilanjutkan oleh Ganjar.