logo Kompas.id
Politik & HukumKemenhan Klaim Pembelian 12...
Iklan

Kemenhan Klaim Pembelian 12 Pesawat Tempur Bekas Langkah Realistis

Keputusan Kemenhan membeli 12 pesawat tempur Mirage 2000-5 bekas dari Qatar menuai kontroversi. Sejumlah pihak mempertanyakan kebijakan tersebut karena Presiden pernah berpesan agar jangan membeli alutsista bekas.

Oleh
KURNIA YUNITA RAHAYU
· 3 menit baca
Sejumlah alat utama sistem persenjataan (alutsista) buatan dalam negeri dipertontonkan pada acara The 1 Defend ID’s Day di hanggar PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Kamis (15/6/2023). Acara yang dihadiri Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ini menjadi perayaan satu tahun bergabungnya lima perusahaan industri pertahanan di Indonesia dalam satu induk Defend ID. Lima perusahaan itu adalah PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad, PT PAL, PT Len, dan PT Dahana.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Sejumlah alat utama sistem persenjataan (alutsista) buatan dalam negeri dipertontonkan pada acara The 1 Defend ID’s Day di hanggar PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Kamis (15/6/2023). Acara yang dihadiri Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ini menjadi perayaan satu tahun bergabungnya lima perusahaan industri pertahanan di Indonesia dalam satu induk Defend ID. Lima perusahaan itu adalah PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad, PT PAL, PT Len, dan PT Dahana.

BANDUNG, KOMPAS — Pembelian 12 pesawat tempur Mirage 2000-5 bekas dari Qatar diklaim sebagai langkah yang paling mungkin dilakukan untuk mengisi celah kekuatan udara dalam lima tahun ke depan. Walaupun berusia tua, teknologi Mirage 2000-5 disebut sudah mendekati generasi baru sehingga penggunaannya bisa jadi transisi menuju penggunaan pesawat Rafale. Meski diakui realistis, pengamat mengingatkan agar pembelian pesawat tempur bekas itu tak menimbulkan masalah baru di masa mendatang.

Keputusan Kementerian Pertahanan untuk membeli 12 pesawat tempur Mirage 2000-5 bekas dari Qatar sebelumnya menuai kontroversi. Sejumlah pihak mempertanyakan kebijakan pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang pertama kali didapatkan Qatar pada 1997 itu. Sebab, Presiden Joko Widodo kerap berpesan agar Indonesia tak membeli alutsista bekas.

Editor:
SUHARTONO
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000