Meski sudah menetapkan bakal capres, sejumlah parpol dan gabungan parpol belum juga menetapkan bakal cawapres. Mereka masih berhitung untung dan rugi, tak hanya untuk pemilu presiden, tetapi juga di pemilu legislatif.
Oleh
KURNIA YUNITA RAHAYU
·4 menit baca
KOMPAS
Peta persaingan untuk memperebutkan posisi cawapres di Pemilu 2024 diperkirakan akan sengit. Poltracking merilis hasil survei elektabilitas bakal calon wakil presiden 2024 di lima provinsi di Pulau Jawa. Hasilnya, ada empat nama dominan yang muncul, yaitu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Erick Thohir, Ridwan Kamil, dan Sandiaga Uno.
PAN bergerilya ke PDI-P dan Partai Gerindra untuk menawarkan Menteri BUMN Erick Thohir sebagai bakal cawapres pendamping Ganjar Pranowo.
PPP yang sudah bergabung dengan PDI-P untuk mengusung Ganjar Pranowo juga mengusulkan Menparekraf Sandiaga Uno sebagai bakal cawapres.
Partai Demokrat yang telah mengusulkan Agus Harimurti Yudhoyono sebagai bakal cawapres meminta Anies Baswedan untuk mengumumkan nama pendampingnya Juni ini.
Manuver sejumlah partai politik untuk mendorong tokoh andalannya menuju panggung bakal calon wakil presiden kian gencar. Posisi orang nomor dua pada kontestasi pemilihan presiden itu memang menjadi krusial. Selain turut menjadi penentu kemenangan, keberadaan bakal cawapres juga diharapkan bisa mendongkrak perolehan suara partai pengusung.
Hanya berselang tiga hari setelah menawarkan sosok Erick Thohir kepada PDI Perjuangan, Jumat (2/6/2023), Partai Amanat Nasional (PAN) kembali menyodorkan nama Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu kepada Partai Gerindra. Tawaran itu disampaikan dalam pertemuan kedua parpol itu di kantor DPP PAN, Jakarta, Senin (5/6/2023). Erick dianggap sebagai sosok yang tepat untuk menjadi bakal cawapres mendampingi bakal calon presiden (capres) dari kedua parpol itu beserta koalisinya masing-masing.
PDI-P yang belakangan bekerja sama dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Hanura telah memutuskan untuk mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Sementara Gerindra yang berkoalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mendukung Menteri Pertahanan yang juga Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (kedua dari kiri) bergandengan dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (kedua dari kanan) saat menjelamg dimulainya acara Silaturahmi dan Kerjasama Partai Politik antara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Amanat Nasional (PAN) di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Jumat (2/6/2023).
Dalam pembicaraan dengan PDI-P ataupun Gerindra, kata Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno, PAN meyakinkan bahwa Erick merupakan bakal cawapres yang bisa melengkapi kemenangan para bakal capres. Mengacu hasil survei sejumlah lembaga, ada tren kenaikan elektabilitas Erick dalam beberapa waktu terakhir.
Kenaikan dimaksud terjadi seiring dengan mengemukanya prestasi Erick di hadapan publik. Misalnya terkait perbaikan kinerja BUMN. Begitu juga raihan medali emas tim nasional sepak bola U-22 pada SEA Games Kamboja 2023, Mei lalu. Saat ini, Erick juga menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Tak berhenti di situ, PAN melihat rencana PSSI menggelar pertandingan timnas Indonesia dengan timnas Argentina, 19 Juni mendatang, juga bisa merebut hati publik dan berdampak pada tingkat keterpilihan Erick.
”Artinya, dia (masih) memiliki momentum untuk naik,” kata Eddy dalam bincang-bincang Satu Meja The Forum yang ditayangkan Kompas TV, Rabu (7/6/2023) malam.
Selain Eddy, acara yang dipandu Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas Budiman Tanuredjo itu juga dihadiri Ketua DPP PDI-P Eriko Sotarduga, Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng, anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Andre Rosiade, dan pengamat politik Philips J Vermonte sebagai narasumber.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Sekjen Partai Amanat Nasional Eddy Soeparno (kiri) dan Wakil Ketua Umum PAN Yandri Susanto (tengah) bersama Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani (kanan) saat hendak menggelar konferensi pers terkait pertemuan pata pengurus kedua partai tersebut di Kantor DPP Partai Amanat Nasional, Jakarta, Senin (5/6/2023).
Eddy mengakui, tawaran PAN belum dijawab PDI-P ataupun Gerindra. Kendati demikian, PAN tidak kehilangan harapan karena Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri sebagai penentu akhir bakal cawapres Ganjar mengatakan, akan mempertimbangkan usulan itu. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gerindra Ahmad Muzani mengungkapkan hal serupa.
Meski bukan kader PAN, menurut Eddy, partai yang dipimpin Zulkifli Hasan itu tidak ragu untuk mendukung Erick. Erick dan PAN memiliki keterikatan tersendiri karena kedekatan personalnya dengan Zulkifli serta kecenderungannya untuk terlibat dalam berbagai agenda PAN. Dengan begitu, sosok Erick bisa diasosiasikan dengan PAN.
Kehadiran Erick dinilai bisa menjadi daya tarik yang dapat menambah perolehan suara PAN. ”Karena kedekatan itu, kami yakin akan ada coattail effect bagi PAN,” ujarnya.
Tak hanya PAN, PPP yang sudah menyatakan dukungan resminya untuk mengusung Ganjar juga berupaya menawarkan sejumlah sosok bakal cawapres. Dihubungi secara terpisah, Ketua Majelis Pertimbangan PPP Romahurmuziy mengungkapkan, salah satu yang diusulkan kepada PDI-P adalah Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. PPP melihat, Sandiaga memenuhi kriteria bakal cawapres yang dibutuhkan Ganjar, yakni sosok Islam moderat dengan modal sosial, politik, elektoral, dan logistik yang mumpuni.
PPP belum bisa membaca tingkat penerimaan Megawati terhadap Sandiaga. Untuk itu, PPP terus berupaya untuk berkomunikasi dengan para tokoh di sekitar Megawati sambil menyiapkan calon alternatif di luar Sandiaga.
Romahurmuziy menambahkan, PPP belum bisa membaca tingkat penerimaan Megawati terhadap Sandiaga. Untuk itu, PPP terus berupaya untuk berkomunikasi dengan para tokoh di sekitar Megawati sambil menyiapkan calon alternatif di luar Sandiaga. PPP juga menunggu keputusan Sandiaga bergabung ke partai berlambang Kabah itu.
”Tentu kami memastikan Pak Sandi mau ber-KTA (kartu tanda anggota) PPP. Alhamdulillah ini sudah 96 persen. Angka itu dari Pak Sandi. Beliau meminta waktu sampai Juli,” ujarnya.
Cawapres Anies
Upaya untuk mengisi posisi bakal cawapres tidak hanya terjadi di kubu Ganjar dan Prabowo, tetapi juga Anies Baswedan. Sejumlah pihak menawarkan sosok yang dinilai layak mendampingi bakal capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) itu.
Andi Mallarangeng mengatakan, meskipun KPP yang terdiri dari Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera menyerahkan kewenangan penentuan bakal cawapres kepada Anies, tidak bisa dimungkiri Demokrat mengusulkan Agus Harimurti Yudhoyono. Selain persoalan elektoral, sosok Ketua Umum Partai Demokrat itu memenuhi kriteria yang ditetapkan koalisi, yakni mengusung gagasan perubahan. ”Kalau mau menang, ya Anies-AHY,” ujarnya.
Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berdiskusi sebelum memulai konferensi pers di hadapan para wartawan dan relawan di kantor DPP Partai Demokrat di Kelurahan Pegangsaan, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (7/10/2022).
Demokrat, menurut Andi Mallarangeng, mendorong Anies untuk mengumumkan bakal cawapresnya pada Juni ini. Apalagi, Tim Kecil KPP sudah menyerahkan nama bakal cawapres. ”(Jika pada Juni belum ada pengumuman), kami akan evaluasi lagi apa yang akan kami lakukan,” katanya.
Pertimbangan elektabilitas
Dalam menetapkan bakal cawapres, sejumlah faktor menjadi pertimbangan parpol dan gabungan parpol. Eriko Sotarduga mengatakan, penentuan bakal cawapres Ganjar merupakan kewenangan Ketua Umum PDI-P dan parpol yang bekerja sama.
Meskipun demikian, Eriko tidak memungkiri dinamika elektabilitas bakal capres dalam beberapa bulan ke depan menjadi salah satu pertimbangan. Ia meyakini, akan ada momentum yang dapat mengubah konstelasi pilpres. ”Kalau dalam 2-3 bulan ke depan ini, kita menduga-duga, (kalau elektabilitas) Mas Ganjar naik dibandingkan dengan Pak Prabowo, bisa saja lho, kenapa kita tidak bareng saja,” katanya.
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
(kiri ke kanan) Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN (HAS) 04-09-2022
Andre Rosiade mengatakan, sejak membentuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) pada pertengahan Agustus 2022, Gerindra dan PKB sepakat untuk menyerahkan mandat penentuan pasangan capres dan cawapres kepada Prabowo dan Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB. Kedua parpol itu sudah sepaham untuk mengusung Prabowo sebagai bakal capres. ”Kandidat terkuat cawapres Pak Prabowo adalah Gus Muhaimin,” tuturnya.
Philips J Vermonte melihat, penentuan bakal cawapres ini memang bukan hal mudah. Selain soal elektoral dan logistik, hal lain yang dipertimbangkan adalah kemungkinan kandidat yang dipilih nantinya justru menjadi kekuatan penantang di pemilu berikutnya. Sebab, kandidat cawapres yang kuat sejak awal potensial membangun kekuatan sendiri setelah memenangi pilpres.
Tak hanya itu, parpol juga cenderung memperhitungkan efek ekor jas yang bakal didapat dari calon yang akan diusung. Hal ini penting. Sebab, kesalahan mendukung kandidat yang tidak memberikan efek elektoral pada partai bisa berakibat fatal. Parpol bisa tidak lolos ambang batas parlemen.