Capres Hasil Musra Diumumkan Mei, Sukarelawan Tunggu Komando Jokowi
Hasil Musra di sejumlah daerah, Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan merupakan tiga figur yang dipilih sebagai capres oleh sukarelawan Jokowi. Untuk posisi cawapres, ada nama Mahfud MD dan Sandiaga Uno.
Oleh
NINA SUSILO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Hasil dari Musyawarah Rakyat untuk menjaring bakal calon presiden-wakil presiden yang digelar kelompok sukarelawan pendukung Joko Widodo akan diumumkan pada pertengahan Mei 2023. Presiden Jokowi, menurut rencana, akan hadir dan memberikan arahan. Sukarelawan menanti perintah Jokowi terkait Pemilihan Presiden 2024.
Musyawarah Rakyat (Musra) sudah digelar di sejumlah provinsi sejak 28 Agustus 2022. Puncak dari Musra akan dilangsungkan pada 14 Mei 2023 di Istora Senayan, Jakarta. Pergelaran Musra ini dibuat oleh setidaknya 18 kelompok sukarelawan pendukung Jokowi di Pemilihan Presiden 2014 dan 2019.
Ketua Dewan Pengarah Musra Andi Gani Nena Wea saat jumpa pers, di Jakarta, Senin (8/5/2023), memastikan Presiden Jokowi akan hadir di acara puncak Musra yang disebutnya bakal dihadiri oleh 30.000 peserta tersebut.
Menurut Ketua Umum Projo, salah satu kelompok sukarelawan Jokowi, Budi Ari Setiadi, dari pergelaran Musra, sejumlah figur yang dipilih publik dalam Musra antara lain bakal capres PDI-P Ganjar Pranowo, bakal capres Partai Gerindra Prabowo Subianto, dan bakal capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (Nasdem, Demokrat, dan PKS) Anies Baswedan. Adapun sejumlah nama yang dipilih sebagai cawapres seperti Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.
Kelompok sukarelawan Jokowi menyatakan akan mendukung siapa pun yang kelak dipilih Presiden Jokowi.
”Di tengah dinamika politik, kami relawan Jokowi, satu komando menunggu perintah Pak Jokowi,” ujar Budi Ari Setiadi.
Musra, menurut Budi Ari, menjalankan perintah Presiden Jokowi untuk menyerap aspirasi rakyat.
Selain itu, lanjutnya, Musra digelar sebagai wadah konsolidasi untuk Pemilu 2024. Kendati menghormati keputusan partai politik sebagai pemegang kewenangan untuk mengusung capres-cawapres, para sukarelawan ini menegaskan pilpres tetap urusan rakyat.
Berapa pun koalisi parpol pengusung capres-cawapres yang terbentuk, para sukarelawan ini optimistis calon yang didukung Jokowi akan menang. Sebab, kata Andi, kepuasan publik atas pemerintahan Presiden Jokowi sudah 80 persen. ”Ini akan sangat berkorelasi dengan tingkat kepuasan pada Presiden. Kalau tingkat kepuasan menyentuh 80 persen, saya yakin siapa pun capres yang di-endorse pasti menang,” ujarnya.
Menurut pengajar Ilmu Politik Universitas Airlangga, Surabaya, Airlangga Pribadi, pembentukan koalisi bergerak sangat dinamis. Bisa saja koalisi yang terbentuk bukan hanya dua koalisi besar, melainkan tiga poros koalisi.
Karena waktu untuk pendaftaran pasangan capres dan cawapres masih Oktober mendatang, partai politik masih punya waktu untuk membangun poros politik baru dalam kerangka kepentingan guna mengangkat posisi elektoral tiap-tiap partai dalam pemilihan anggota legislatif ataupun memperkuat posisi tawar mereka dalam negosiasi kekuasaan.
Ia pun memprediksi, berapa pun poros koalisi yang terbentuk nanti, persaingan akan ketat, kekuatan antarporos bisa jadi relatif seimbang. ”Pertarungan Pilpres 2024 akan membentuk pola politik konfigurasi baru yang akan bersaing keras,” ucapnya.
Di tengah potensi persaingan yang bakal ketat, figur yang dipilih menjadi cawapres akan menjadi penentu kemenangan.