Pesan Prabowo yang Tak Sampai ke Sandiaga Uno
Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto menitipkan pesan khusus untuk Sandiaga Salahuddin Uno melalui Sekjen Gerindra Ahmad Muzani sebelum mengetahui Sandiaga memutuskan keluar dari Gerindra. Apa pesan tersebut?
Sandiaga Salahuddin Uno menyatakan pamit dari Partai Gerindra setelah bersama partai tersebut sejak 2014. Sebelum ia memutuskan keluar, ada pesan dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto kepada Sandiaga. Pesan ini menurut rencana akan disampaikan Sekjen Gerindra Ahmad Muzani, malam ini. Namun, apa daya, keputusan pamit lebih dulu disampaikan sebelum pesan itu diterima Sandiaga. Apa pesan itu?
Saat diwawancarai awak media di Tangerang, Senin (24/4/2023), Ahmad Muzani mengisahkan pertemuannya dengan Sandiaga sehari sebelum Sandiaga menyampaikan pamit keluar dari Gerindra pada Minggu (23/4/2023).
Perjumpaan dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu berlangsung pada hari pertama Lebaran di kediaman Prabowo, di Jakarta, Sabtu (22/4/2023).
Saat itu, Sandiaga ditemani istri dan anaknya bersilaturahmi Lebaran kepada Prabowo. Kepada wartawan, Sandiaga menyampaikan pertemuan dengan Prabowo sepenuhnya untuk silaturahmi karena saat Lebaran selama tiga tahun terakhir, tak pernah silaturahmi akibat pandemi Covid-19.
Baca juga: Jelang Keputusan Pindah Partai, Sandiaga Silaturahmi Lebaran ke Prabowo
Muzani membenarkan hal tersebut. Pertemuan di Kertanegara sepenuhnya untuk silaturahmi. Prabowo kepada Muzani juga menyampaikan tak ada kata pamit dalam pertemuan itu. Namun, karena isu akan keluarnya Sandiaga dari Gerindra menguat, Muzani berulang meminta agar Sandiaga tetap bertahan di Gerindra.
”Saya sampaikan kepada Pak Sandi agar tidak meninggalkan Pak Prabowo, tidak meninggalkan Gerindra, karena saya katakan bahwa Pak Prabowo, Gerindra, adalah orang-orang yang telah berjasa membesarkan namanya. Pak Sandi lalu mengatakan ’enggak enggak enggak enggak’. Jadi, itu hari Sabtu, kami merasa Pak Sandi tidak akan loncat dari Gerindra,” tuturnya.
Sehari berselang, Muzani berjumpa lagi dengan Sandiaga saat Griya Terbuka Lebaran di kediaman Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, di Jakarta. Di momen perjumpaan itu, Muzani menyampaikan kepada Sandiaga bahwa ada pesan khusus dari Prabowo untuk Sandiaga. Keduanya kemudian membuat janji bertemu malam ini. Malam ini, Muzani berencana menyampaikan pesan Prabowo itu kepada Sandiaga.
”Saya keluar duluan (dari kediaman Dasco), dan saya masih memberi pernyataan bahwa tidak ada pembicaraan bahwa Sandiaga akan keluar dari Gerindra,” tambahnya.
Baca juga: Sinyal Kuat Jokowi Dukung Sandiaga Maju Jadi Cawapres
Namun kemudian, Muzani dibuat terkejut dengan surat dari Sandiaga untuk Prabowo yang diserahkan kepada Dasco. ”Isi suratnya itu intinya keluar dan berpindah partai, loncat dari Gerindra, dan pindah ke yang lain. Karena itu, pertemuan yang menurut rencana malam nanti, kami batalkan,” tambahnya.
Jadi, apa sebenarnya pesan khusus dari Prabowo yang tak sampai kepada Sandiaga?
”Ya perjuangan perlu kesabaran, perjuangan perlu konsistensi, perjuangan perlu kebersamaan. Intinya itu,” ucap Muzani.
Ia menyayangkan keputusan Sandiaga karena kariernya di politik dibesarkan oleh Prabowo dan Gerindra. Memang dia awalnya dikenal sebagai pengusaha, tetapi menurut Muzani, di dunia politik, ia pendatang baru saat masuk Gerindra pada 2014. Meski demikian, Prabowo dan Gerindra memberi kesempatan besar baginya untuk berkembang di dunia politik. Bahkan baru dua tahun, ia telah diusung di Pilkada DKI Jakarta 2017 sebagai calon wakil gubernur berpasangan dengan Anies Baswedan. Ia dan Anies pun berhasil terpilih.
Baca juga: Setelah Delapan Tahun Bersama, Sandiaga Uno Pamit dari Gerindra
Tak hanya berhenti di situ, baru setahun menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta, Prabowo memutuskan meminangnya menjadi pendampingnya untuk menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
”Dari sisi ini, sebenarnya ini posisi politik yang diraih olehnya di Gerindra sangat cepat dibandingkan banyak kader Gerindra lainnya,” tambahnya.
Meski gagal terpilih di Pilpres 2019, Prabowo dan Gerindra memberinya ruang untuk menjabat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Kabinet Indonesia Maju di bawah pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
”Ketika posisinya sekarang ini cukup bagus dengan reputasi dan keterkenalan yang sudah luas dikenal masyarakat, sepertinya dia tergoda oleh survei, tergoda oleh konten, hasrat dan keinginan politiknya, saya tidak tahu apa yang menjadi harapan dan agendanya. Kemudian dia berpamit meninggalkan kita untuk meloncat ke partai yang lain. Mungkin itu cara dia untuk mendapatkan posisi-posisi politik, loncat dari satu partai ke partai yang lain, nanti pindah, loncat lagi ke partai yang lain saya tidak tahu,” jelasnya.
Baca juga:
> Manuver Sandiaga Uno Menjelang Pindah Partai
> Untuk Kedua Kalinya, Gerindra Lempar Sinyal Perpindahan Sandiaga ke PPP
Muzani menyesalkan Sandiaga tak memberi contoh yang baik bagi kader Gerindra lainnya. Bukan pula bentuk penghormatan yang baik bagi Prabowo yang telah membuka jalan bagi karier politiknya. Ini kontras dengan pernyataannya sebelumnya yang kerap menyebut Prabowo sebagai pemimpin, senior, mentor, dan guru politiknya.
Terlebih ketika kepindahan ke partai lain itu lebih diorentasikan untuk menggapai posisi-posisi baru karena di posisi lama, dia tidak merasa mendapatkan seperti yang diharapkan.
”Orang masuk keluar partai sudah biasa, orang berpindah partai sudah biasa, orang loncat dari kader partai sudah sering kita lihat dalam dunia perpolitikan, tapi ketika loncatan itu ditujukan untuk hal tersebut, tentu bukan bentuk syukur dan terima kasih,” tambahnya.
Jika kelak Sandiaga memang maju di Pilpres 2024 dan berhadap-hadapan dengan Prabowo yang telah diputuskan Gerindra akan diusung sebagai capres di pilpres itu, Wakil Ketua MPR ini menyampaikan, Gerindra akan mengerahkan kekuatan penuh untuk memenangkan Prabowo.
”Kita akan kalahkan Sandi, di posisi apa pun, calon presiden mana pun, kita akan kalahkan itu, dan Gerindra siap karena kita sudah berulang, berulang, dan berulang menghadapi situasi itu,” tegasnya. Kondisi itu dijaminnya akan membuat Gerindra lebih solid.
Bentuk penghormatan
Saat menyatakan pamit keluar dari Gerindra, Sandiaga menyampaikan, bahwa surat yang dibuatnya untuk Prabowo dan dititipkan kepada Dasco untuk mengikuti administrasi dan etika mundur dari Gerindra sekaligus sebagai bentuk penghormatan kepada Prabowo.
”Saya berjuang bersama Pak Prabowo delapan tahun dan tentunya apa yang saya rasakan, saya tuangkan dalam bentuk surat itu dan saya percayakan kepada sahabat saya Pak Dasco untuk membawanya ke Ketum (Prabowo),” kata Sandiaga.
Ia enggan menjelaskan langkah dia selanjutnya, meskipun telah banyak dikaitkan dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Menurut Sandiaga, sebagai etika dalam berpolitik, ia harus menghadap ke pimpinan partai setelah bertemu dengan Prabowo. Ia juga masih menyiapkan tahapan-tahapan selanjutnya. ”Beberapa hari ke depan (setelah Lebaran) akan diumumkan,” ucapnya.
Baca juga: Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, dan Sederet Opsi Penentu Kemenangan Pilpres
Sehari sebelum pamit dari Gerindra, persisnya seusai shalat Idul Fitri, Sabtu pagi, Sandiaga menyampaikan bahwa rencana perpindahannya ke partai lain sudah dilakukan dalam bingkai etika politik yang sopan.
”Tentunya semua sudah dalam bingkai etika politik yang saling menghormati, saling memahami sesuai dengan khotbah Shalat Id ya, membuka peluang saling memaafkan bersilaturahmi dalam bingkai keberagaman kita,” ucapnya.
Di tengah isu kepindahan Sandiaga ke partai lain, namanya disebut oleh Presiden Joko Widodo sebagai salah satu figur yang tepat mendampingi bakal capres dari PDI-P, Ganjar Pranowo. Pelaksana Tugas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Mardiono seusai bertemu Sandiaga, Sabtu malam, juga menilai cocok pasangan ini. ”Cocok, (Ganjar-Sandiaga), sangat cocok,” tuturnya.