Akankah Sejarah Pencalonan Presiden dari PDI-P Berulang di Istana Batutulis?
Keputusan penting terkait capres dari PDI-P kerap dikaji bahkan diputuskan oleh Megawati Soekarnoputri di Istana Batutulis, Bogor. Apakah sejarah itu akan berulang hari ini?
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO, SUHARTONO, KURNIA YUNITA RAHAYU
·2 menit baca
Dalam tiga pemilihan presiden, yakni pada 2009, 2014, dan 2019, tempat peristirahatan favorit Presiden pertama RI Soekarno semasa hidupnya, Istana Batutulis, kerap dipilih Megawati Soekarnoputri sebagai lokasi untuk mengambil keputusan penting. Calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan termasuk selalu disiapkan, lalu diputuskan di istana yang terletak di sudut Kota Bogor, Jawa Barat, itu.
Jejak pengambilan keputusan penting di Istana Batutulis setidaknya terekam dalam dua periode kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Suatu hari pada tahun 2014, Jokowi yang masih menjabat Gubernur DKI Jakarta pernah diminta datang untuk makan malam bersama Megawati di sana. Momentum itu menjadi awal pengambilan keputusan politik Ketua Umum PDI-P itu untuk mengusung Jokowi sebagai calon presiden (capres) di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 (Kompas, 24/10/2017).
Makan malam serupa terjadi lagi di tengah periode pertama kepemimpinan Jokowi sebagai presiden. Pada Minggu, 22 Oktober 2017, Megawati kembali mengundang Jokowi ke Istana Batutulis, menyantap sayur lodeh kesukaan Bung Karno, yang dimasak sendiri oleh Megawati.
Namun, kala itu satu pertemuan belum cukup untuk mengambil keputusan. Empat bulan setelahnya, Selasa, 20 Februari 2018, di tempat yang sama, Megawati kembali bertemu empat mata dengan Jokowi. Pertemuan yang dimaksud merupakan penentu akhir sebelum mendeklarasikan Jokowi secara mendadak diumumkan sebagai capres PDI-P untuk Pilpres 2019 dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III PDI-P di Hotel Grand Bali Beach, Sanur, Denpasar, Bali, tiga hari setelahnya.
Jauh sebelum pencalonan Jokowi, istana yang sebelumnya diharapkan Soekarno menjadi tempat pemakamannya itu juga merupakan bagian penting dari perjalanan politik Megawati. Penentuan capres dan cawapres bersama dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat Pilpres 2009 juga diputuskan di sana. Kala itu, Megawati maju bersama Prabowo mengarungi kontestasi Pilpres 2009.
Apakah hari Jumat (21/4/2023) ini sejarah penentuan dan pengumuman capres PDI-P akan berulang di Batutulis?
Sejumlah elite PDI-P masih belum mau mengungkapkannya kepada publik. Namun, yang pasti, akan ada pertemuan penting, mendadak, yang dipimpin oleh Megawati dari Batutulis selepas shalat Jumat, siang ini. Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto meminta seluruh kader partai, baik yang duduk di kepengurusan partai, menjabat anggota legislatif, maupun mereka yang menjabat kepala-wakil kepala daerah, untuk hadir secara daring.
Dalam undangan kepada para kader PDI-P yang pesannya juga diterima Kompas, Megawati disebut akan menyampaikan pidato terkait konsolidasi internal dan sekaligus menyambut Lebaran 2023.
Informasi yang diterima Kompas juga menyebutkan, Presiden Joko Widodo yang juga kader PDI-P kembali ke Jakarta, dari rencananya semula menghabiskan Lebaran di Solo, dan langsung ke Batutulis.
Begitu pula Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang juga kader PDI-P, yang dalam beberapa hari terakhir berada di Jakarta untuk menilik pelepasan mudik bareng yang digelar Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Kita tunggu apakah nanti pidato Megawati akan betul mengumumkan capres yang diusung PDI-P. Dan, apakah capres tersebut adalah Ganjar yang dalam beberapa survei oleh sejumlah lembaga memiliki elektabilitas tinggi sebagai capres pilihan publik. Kini, di tengah hiruk-pikuk arus mudik Lebaran, sorotan mata publik tertuju ke Batutulis.