Sandiaga Bertemu Jokowi, Sebut Kontestasi Demokrasi Harus Dijaga agar Sejuk
Sejumlah pandangan mewarnai pertemuan Sandiaga Uno dengan Presiden Jokowi, termasuk soal kontestasi demokrasi lima tahun yang mesti dijaga agar tetap sejuk, menjaga keberlanjutan ekonomi, dan fokus pada kebutuhan rakyat,
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta. Selain soal kebangkitan ekonomi yang dipicu peningkatan kegiatan pariwisata dan ekonomi kreatif, pada kesempatan tersebut dibicarakan pula sedikit soal politik.
”Ada bicara sedikit mengenai kebangsaan, tentunya, sebentar lagi kontestasi politik. Beliau memberikan pandangan-pandangan kepada saya. Tapi, tentunya, sifatnya tertutup dan menjadi pegangan buat saya,” kata Sandiaga Uno di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (15/3/2023) petang, saat menjawab pertanyaan media mengenai apakah ada pembicaraan terkait politik pada pertemuan dengan Presiden Jokowi kali ini.
Ketika ditanya lebih lanjut apa pandangan tersebut, Sandiaga menuturkan bahwa kontestasi demokrasi lima tahun sekali ini harus dijaga agar sejuk. Keberlanjutan ekonomi juga harus dijaga dan mesti fokus pada hal yang dibutuhkan masyarakat.
”Saya juga sebagai alumni dari kontestasi 2019 sepakat kita bicara mengenai progres kemajuan reformasi struktural yang telah dan akan terus kita percepat harus menjadi agenda penting. Dan, ekonomi ini harus kita jaga pascapemulihan,” ujar Sandiaga.
Ada bicara sedikit mengenai kebangsaan, tentunya, sebentar lagi kontestasi politik. Beliau memberikan pandangan-pandangan kepada saya. Tapi, tentunya, sifatnya tertutup dan menjadi pegangan buat saya.
Saat ditanya apakah di pertemuan ini Presiden Jokowi juga menanyakan niat Sandiaga di pemilihan presiden, Sandiaga menjawab, nanti hal tersebut dapat ditanyakan kepada Presiden Jokowi.
Sandiaga menuturkan, dirinya menyampaikan beberapa capaian. ”Dan, beliau memantau dari monitoring-nya bahwa pencapaian dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, terutama tahun lalu yang kita menciptakan 3,3 juta lapangan kerja, ini konkret, riil, dan ini dirasakan oleh pelaku industri,” katanya.
Disinggung apakah ada arahan untuk tebar pesona, Sandiaga menuturkan, tidak ada arahan spesifik seperti itu. ”Tidak ada spesifik arahan seperti itu. Tapi untuk kami bekerja all out, berjuang untuk ekonomi rakyat, itu sudah jadi tugas dan fungsi,” ujar Sandiaga.
Sandiaga pun enggan ketika diminta tanggapannya terkait isu Prabowo Subianto disandingkan dengan Ganjar Pranowo. ”Itu mungkin lebih tepat Pak Prabowo dan Pak Ganjar yang menyampaikan. Tapi, kalau kontestan-kontestan itu akur, kan, rakyat senang dan itulah demokrasi Pancasila kita,” ujarnya.
Sandiaga mencontohkan, ketika Prabowo Subianto dan dirinya pun pernah menjadi pesaing Joko Widodo dalam pemilihan presiden sebelumnya, tetapi kemudian bersanding dalam pemerintahan. ”Di mana Pak Prabowo dan Pak Jokowi dulu rival, saya juga ikut Pak Prabowo, tapi setelah selesai, konsep bertanding untuk bersanding itu menjadi suatu inovasi demokrasi Indonesia. Dan, ini yang menurut saya menjadi bekal untuk kontestasi demokrasi ke depan,” katanya.
Di mana Pak Prabowo dan Pak Jokowi dulu rival, saya juga ikut Pak Prabowo, tapi setelah selesai, konsep bertanding untuk bersanding itu menjadi suatu inovasi demokrasi Indonesia. Dan ini yang, menurut saya, menjadi bekal untuk kontestasi demokrasi ke depan.
Menurut Sandiaga, suhu politik harus dijaga agar tetap sejuk dan penuh kearifan khas budaya Indonesia. ”Dan, intinya, kita harapkan agenda-agenda penting dari pembangunan bisa dijaga keberlangsungannya,” ujarnya.
Sebelumnya, saat Presiden Jokowi mengajak Prabowo Subianto bertemu Ganjar Pranowo di Jawa Tengah beberapa waktu lalu, Presiden Jokowi menuturkan bahwa peristiwa tersebut adalah panen raya.
”Itu panen raya. Panen raya di sawah. Kebetulan Pak Prabowo mau ke Magelang, saya ajak bareng, turun di Kulon Progo. Karena pertemuan Pak Prabowo-nya siang, udah, ke sawah dulu kita panen raya. Panen raya, udah, ada saya, ada Pak Ganjar, ada Pak Prabowo, sudah,” kata Presiden Jokowi pada sesi keterangan pers seusai meresmikan tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) Kesiman Kertalangu, Denpasar, Bali, Senin (13/3/2023).