Kunjungan Wapres Pastikan Penanganan dan Bantuan Kerusakan Rumah Berjalan
Pemberian bantuan untuk 60.000 rumah rusak korban gempa Cianjur memasuki tahap ketiga pada Januari ini. Sisanya menyusul Februari. Kunjungan Wapres Amin memastikan penanganan warga dan relokasi rumah terus berjalan.
JAKARTA, KOMPAS — Wakil Presiden Ma’ruf Amin meninjau langsung kemajuan penanganan tanggap darurat gempa dan perkembangan pembangunan hunian tetap di Cianjur, Jawa Barat. Hunian tetap di lokasi relokasi pascagempa tersebut berupa rumah tahan gempa yang dibangun dengan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat.
Hingga saat ini, sebanyak 25.000 kepala keluarga korban gempa dilaporkan telah memperoleh bantuan dari pemerintah. Wapres Amin juga meninjau pembangunan rumah di lokasi relokasi bagi warga yang rumahnya berada di patahan sesar aktif Cugenang.
”Alhamdulillah saat ini pembangunan rumah tahan gempa untuk masyarakat terdampak gempa sudah ada 95 rumah yang selesai dari 200 rumah di kawasan relokasi yang berada di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur,” ujar Wapres Amin saat kunjungan kerja di Cianjur, Rabu (4/1/2023).
Menurut Wapres Amin, jumlah rumah yang direlokasi lebih kurang 1.000 unit. ”Seluruhnya 1.000-an yang direlokasi. Adapun rumah yang tidak direlokasi di tempat yang lama itu dibangun oleh pemilik, boleh juga dibangun oleh pemerintah dengan dana yang ada, tetapi konstruksinya harus dengan konstruksi yang tahan gempa,” ujar Wapres.
Seluruhnya 1.000-an yang direlokasi. Adapun rumah yang tidak direlokasi di tempat yang lama itu dibangun oleh pemilik, boleh juga dibangun oleh pemerintah dengan dana yang ada, tetapi konstruksinya harus dengan konstruksi yang tahan gempa.
Baca Juga: Pengungsi Gempa Cianjur Butuh Hidup Layak meski Sementara
Di tempat relokasi Sirnagalih, Wapres Amin didampingi Direktur Jenderal Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Iwan Suprijanto yang menjelaskan progres perkembangan pembangunan hunian tetap. Hunian tetap di lokasi relokasi tersebut berupa rumah tahan gempa yang dibangun menggunakan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha).
Pemerintah telah menyiapkan relokasi di Kecamatan Cilaku dan Mande. ”Saat ini 95 unit Risha sudah kami selesaikan di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, yang nantinya akan dibangun 200 unit rumah tipe 36/75 di atas lahan seluas 2,5 hektar. Di lokasi kedua di Desa Mulyasari, Kecamatan Mande, akan dibangun 151 unit di atas lahan seluas 1,9 hektar. Saat ini sudah terbangun empat unit di sana,” papar Iwan.
Bupati Cianjur Herman Suherman menambahkan, pendataan warga yang akan menempati tempat relokasi sudah dilakukan. Sosialisasi kepada warga masyarakat yang akan direlokasi juga segera digelar. ”Insya Allah, dalam waktu dekat, SK (surat keputusan)-nya by name by address yang di sini akan segera diselesaikan,” ucap Herman.
Untuk masyarakat yang rumahnya tidak berada di patahan sesar aktif Cugenang, pemerintah tetap memberikan bantuan perbaikan rumah sesuai dengan tingkat kerusakan. ”Yang berat diberi tambahan tadinya hanya Rp 50 juta sekarang Rp 60 juta. Yang sedang dulu aturannya cuma Rp 25 juta untuk Cianjur ini dinaikkan menjadi Rp 30 juta. Yang ringan yang dulu Rp 10 juta sekarang bertambah Rp 5 juta menjadi Rp 15 juta,” kata Wapres Amin.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto menyebutkan, saat ini pemberian bantuan untuk rumah rusak, sedang, dan ringan sudah masuk tahap ketiga. Bantuan tersebut telah diberikan bagi 25.000 rumah atau kepala keluarga.
Kita sedang masuk ke tahap ketiga. Mudah-mudahan ini bisa selesai semua pendataannya juga sudah selesai semuanya sekitar 60.000 rumah. Yang rusak berat sendiri hampir 18.000. Itu nanti akan diberikan. Target kami yang tahap ketiga di bulan Januari.
”Kita sedang masuk ke tahap ketiga. Mudah-mudahan ini bisa selesai semua pendataannya juga sudah selesai semuanya sekitar 60.000 rumah. Yang rusak berat sendiri hampir 18.000. Itu nanti akan diberikan. Target kami yang tahap ketiga di bulan Januari. Kalau nanti ada tambahan-tambahan lagi, paling tidak di Februari semua dana itu sudah disampaikan,” ucap Suharyanto.
Bertahap
Menurut Kepala BNPB, sesuai petunjuk Presiden Joko Widodo, bantuan tidak langsung diberikan 100 persen. Bantuan pertama diberikan sebesar 40 persen. Masyarakat yang akan membangun sendiri akan didampingi Kementerian PUPR untuk rumah tahan gempa. ”Silakan dibangun dulu dan misalnya diambil uang muka 40 persen, kekurangannya nanti setelah rumahnya selesai, itu yang namanya di-reimburse,” kata Suharyanto.
Bagi masyarakat yang tidak punya kemampuan memperbaiki rumahnya sendiri, rumah akan dibangun oleh TNI-Polri, BNPB, atau pihak ketiga yang punya pengalaman membangun rumah tahan gempa. Kepala BNPB juga menyebut stok logistik di lokasi gempa Cianjur per hari Rabu ini tersisa untuk pemenuhan kebutuhan tiga pekan hingga satu bulan.
Namun, bantuan logistik dari Pemerintah Provinsi Jabar serta pemerintah kabupaten/kota masih terus bertambah. Saat ini, penanganan gempa di Cianjur memasuki masa transisi dari tanggap darurat menuju rehabilitasi/rekonstruksi. Dalam tahap transisi, pemerintah pusat melalui BNPB masih turun tangan memberikan bantuan.
Nanti kita akan pastikan logistik ini akan dipenuhi dulu terus-menerus, khususnya pada saat masa transisi. Namun, setelah tiga bulan masuk ke tahap rehabilitasi/rekonstruksi, ya sudah kembali ke masyarakat masing-masing.
”Nanti kita akan pastikan logistik ini akan dipenuhi dulu terus-menerus, khususnya pada saat masa transisi. Namun, setelah tiga bulan masuk ke tahap rehabilitasi/rekonstruksi, ya sudah kembali ke masyarakat masing-masing,” tambahnya.
Pada tahap rehabilitasi dan rekonstruksi, masyarakat sudah bisa kembali bekerja sehingga logistik tidak lagi didukung sepenuhnya oleh pemerintah pusat. Saat ini, pemerintah kabupaten/kota juga sudah mengimbau kepada pengungsi supaya kembali ke rumah masing-masing, mendirikan tenda, atau mendirikan hunian sementara.
Di Kampung Gunung Lanjung 2, Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang, Wapres Amin juga menyerahkan santunan secara simbolis kepada ahli waris korban meninggal. Santunan tahap kedua ini disalurkan kepada 478 kepala keluarga dengan setiap ahli waris menerima bantuan sebesar Rp 15 juta sehingga santunan yang dibagikan pada hari ini berjumlah Rp 7,1 miliar.
Baca Juga: Sebagian Pengungsi Gempa Mencari Tempat Tinggal Lebih Nyaman
Sebelumnya pada 9 Desember 2022, Presiden Jokowi telah menyerahkan santunan tahap pertama kepada 122 jiwa dengan total dana Rp 1,8 miliar. Dengan demikian, pada hari Rabu ini total seluruh santunan ahli waris yang telah digulirkan pemerintah sejumlah Rp 9 miliar kepada seluruh ahli waris korban meninggal sebanyak 600 jiwa.
Wapres juga meninjau Pondok Pesantren Al-Bahjah, Cijedil, Kecamatan Cugenang. Didampingi Kepala Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Noor Achmad, Wapres menyerahkan bantuan Baznas untuk perbaikan fasilitas pondok pesantren berupa dana bagi 69 pondok pesantren di Cianjur.
Menjawab pertanyaan wartawan, Wapres Amin juga menanggapi pemberitaan terkait sorotan bantuan Baznas untuk kader partai politik di Jawa Tengah. Menurut Wapres, Baznas sudah punya aturan untuk memberikan bantuan kepada mustahik yang patut dibantu.
”Saya kira seharusnya masalah Baznas itu tidak dikaitkan dengan kepartaian, tetap dengan kemustahikan. Siapa yang berhak itu yang penting dia punya hak untuk memperoleh bantuan Baznas. Apa pun partainya, saya kira tidak ada masalah. Saya kira tidak di-partaisasi, dipolitisasi bantuan Baznas,” ucap Wapres Amin.